Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-98 & 99 Dhorof Zaman dan Dhorof Makan

San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-98 & 99 Dhorof Zaman dan Dhorof Makan - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
https://www.san3kalongbm.com/2024/12/terjemah-nahwu-wadhih-juz-2-kaidah-ke_83.html
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-98 & 99 Dhorof Zaman dan Dhorof MakanSebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.

Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.

Berikut Kaidah Ke-98 & 99 Dhroraf Zaman & Dhorof Makan :

ظَرُفُ الزَّمَانِ اسْمٌ مَنْصُوبٌ يُبَيِّنُ الزَّمَنَ الَّذِي حَصَلَ فِيْهِ الْفِعْلُ

 ظَرْفُ المَكَانِ : اسْمٌ مَنْصُوبٌ يُبَيِّنُ المَكَانَ الَّذِي حَصَلَ فِيهِ الْفِعْلُ


98. Dharaf Zaman adalah ısım yang dinasabkan yang menerangkan waktu terjadinya perbuatan.
99. Dharaf Makan adalah isim yang dinasabkan yang menerangkan waktu terjadinya perbuatan.

Contoh-Contoh :

Artinya :

  1. Saya sebulan menetap di Iskandariyah.
  2. Orang sakit itu minum obat pagi hari
  3. Saya duduk bersama kawanku sebentar
  4. Lampu-lampu itu dınyalakan malam harı
  5. Semut itu mengumpulkan makanannya di musim panas
  6. Saya berdiri di muka cermin
  7. Kucing betina itu duduk di bawah meja makanan
  8. Anjing itu tidur di balık pintu
  9. Pencuri itu melompati pagar
  10. Alı berjalan satu mil

Pembahasan :

Lima contoh kalimat pertama di atas yang kita pentingkan, ialah kata-kata terakhir dan setiap contoh tersebut شهرا (satu bulan) صَباحًا  (waktu pagi)  لَحَظَة (sebentar)  لَيْلاً  (waktu malam) dan صيفا (musim panas).

Apabila kita mengadakan penelitian pada kata-kata ini, niscaya kita ketahui bahwa kata-kata tersebut adalah isim isim yang dinasabkan. Tetapi yang ingin kita ketahui di sini, adalah hubungan tiap-tiap kata itu dengan fi'il yang ada pada kalimat itu. 

Untuk ini kıta cukup membahas dua contoh saja Umpama saja engkau berkata مَكَثَتُ بِالْإِسكندرية (Saya telah menetap di Iskandariyah). Lalu apakah pendengar kalimat ini mengetahui telah berapa lama engkau tinggal di sana? Jawabnya Tidak. 

Tetapi apabila engkau katakan شهر (satu bulan), maka pendengar dapat mengetahui telah berapa lama engkau tinggal di Iskandariyah. Dan umpama saja engkau berkata شرب المرَيْضُ الدَّوَاءَ (Orang sakit itu telah minum obat). 

Sesungguhnya pendengar kalimat, itu_fidak mengetahui. Kapan pasien itu telah minum obat, tetapi bila engkau katakan صباحًا (di waktu pagi) maka pendengar dapat mengetahui waktu orang sakit telah minum obat ini. 

Begitu pula contoh-contoh kalimat yang lain Isim-isim yang dınasabkan dan yang menjelaskan terjadinya fi'il ını dinamakan zharaf zaman (keterangan waktu).

Marilah kita sekarang melihat contoh-contoh lainnya. dan kita perhatikan kata-kata seperti امام (di muka) تحت (di bawah) خَلْفَ (di belakang) فوق (di atas) dan ميلاً (satu mil) maka kita temukan bahwa kata-kata ini adalah ısım yang dinasabkan pula. 

Kemudian marilah kita bahas hubungan antara tiap-tiap kata ini dengan fı'ıl yang ada pada kalimat itu, seperti tersebut pada zharaf zaman itu. 

Maka kita akan melihat, bahwa kalau seseorang berkata: وَقَفْتُ (saya telah berdiri), pendengar kalimat ini tak akan mengerti, kecuali hanya terjadi berdiri itu, tetapi ia tidak dapat mengetahui di mana tempat berdirinya. 

Lalu, apabila dia katakan: امام المراة (di muka cermin), maka jelaslah bagi pendengar tempat berdiri itu Apabila seorang berkata جَلَسْتُ الهِرةُ (kucing itu duduk), pendengar tidak dapat mengetahui di mana ia duduk, tetapi apabila dia katakan. تحت المَائِدَةِ (di bawah meja makan), maka tempat duduknya telah dapat diketahui, begitu pula tiga contoh kalimat lainnya. 

Oleh karena itu isim-isim yang dinasabkan dan yang menerangkan tempat terjadinya perbuatan itu dinamakan Zharaf Makan Tiap-tiap Zharaf Zaman dan Zharaf Makan disebut Maf ul Fiih.


Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-98 & 99 Dhorof Zaman dan Dhorof Makansemoga dengan membaca dan mempelajari terjemah kaidah-kaidah ke-98 & 98 yang ada ini pada kitab Nahwu Wadih Juz 2 ini dapat membantu mempercepat dalam mendalami bahasa Arab.

Untuk pembahsan berikutnya yaitu Terjemah NahwuWadhih Juz 3

Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini  Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2

Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm 

Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-98 & 99 Dhorof Zaman dan Dhorof Makan"