Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-96 Maf'ul Mutlaq
San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-96 Maf'ul Mutlaq - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-96 Maf'ul Mutlaq. Sebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.
Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.
Berikut Kaidah Ke-96 Maf'ul Muftalq:
اَلْمَفْعُوْلُ الْمُطْلَقُ : اسْمٌ مَنْصُوبٌ مُوَافِقُ
لِلْفِعْلِ فِي لَفْظِهِ وَيَجِيُّ بَعْدَ الْفِعْلِ لِتَأْكِيدِهِ ، اوْلِبَيَانِ
نَوعِهِ أَوْعَدَدِهِ
Maf'ul Muthlaq ialah : isim yang dinasabkan yang punya kesamaan lafazh dengan fi'ilnya dan isim tersebut terletak setelah fi'il untuk menegaskan, menerangkan atau menjelaskan hitungannya.
Contoh-Contoh :
Artinya :
- Hasan telah bermain sungguh sungguh
- Musang itu benar-benar telah menangkap ayam betina
- Anak kecil itu minum susu sungguh-sungguh.
- Harimau itu meloncat (seperti) loncatan singa.
- Kereta api itu berjalan bagai. kan awan berjalan
- Khalid berlari dengan lari cepat
- Ali telah makan dua kali
- Bumi berputar sekali sehari
- Pembantu itu memukul kalajengking satu kali.
Pembahasan :
Kita mengetahui bahwa kalimat-kalimat di atas terdiri, fa'il dan maf'ul bih. Tetapi pada kalimat-kalimat tersebut beberapa kata yang ingin kita ketahui, yaitu: لعب rmainan ( نظفًا ) tangkapan ( شُرْبًا ) minuman ( وثوب الآسد ) loncatan singa ( مَر السَّحَابِ ) perjalanan ) ( جزيًا ) pelarian ( أكلتين ) dua kali makan ( دورة ) putaran, dan صرية satu pukulan ( پر درده )
Apabila kita perhatikan kata-kata tersebut di atas, maka temukan bahwa ia adalah isim-isim yang dinasabkan kita lihat kata-kata itu, lalu kita bandingkan dengan fi'il yang ada pada kalimantnya, maka dapat engkau temukan bahwa kata-kata tersebut adalah mempunyai huruf yang sama dengan huruf fi'il ini.
Apabila kita perhatikan sekali lagi contoh kalimat pertama di atas, lalu kita teliti makna-maknanya barang sebentar, maka kita ketahui bahwa kata-kata yang dinasabkan, yaitu dan نطفا adalah menimbulkan makna baru bagi kalimat itu, karena kalimat لَعِبَ حَسَنُ لَعِبًا (Hasan telah bermain sungguh-sungguh) adalah lebih kuat daripada kalimat لَعِبَ حَسَنٌ ( Hasan telah bermain), karena pada kalimat pertama kita ingin agar pendengar mengetahui bahwa Hasan telah bermain sungguh-sungguh dan agar ia tidak ragu- ragu lagi dalam hal itu.
Dengan demikian, kata لَعِبًا adalah kata yang menegaskan makna. Begitu pula dua isim yang berada pada dua contoh berikutnya.
Dengan memperhatikan arti pada tiga contoh yang kedua, kita akan melihat isim-isim yang manshub di situ memberikan pengertian baru kepada kita, karena ketika kita katakan يَثِ النمر (harimau itu meloncat), lalu kita diam, maka di sini pendengarnya tidak mengerti apa-apa. selain bahwa terjadi loncatan oleh harimau itu.
Akan tetapi apabila selanjutnya kita katakan pendengar dapat memperoleh pengertian tentang jenis loncatan ini.
Dengan demikian isim yang dinasabkan ini ودار adalah menerangkan jenis perbuatan. Begitu pula dua isim pada dua contoh kalimat berikutnya.
Apabila kita kembali pada tiga contoh terakhir, maka kita akan melihat bahwa kita mendapat faidah yang jelas dari isim-isim yang manshub tersebut.
Karena dengan kalimat أكل على (Ali telah makan), hanya menunjukkan telah terjadi perbuatan makan olehnya, tanpa kita mengetahui kalimat bilangan perbuatannya itu.
Tetapi apabila kita tambahkan kata-kata. أكلتين (dua kali makan), maka hitungan makan itu dapat diketahui dan begitulah dengan dua contoh berikutnya.
Sekarang kita dapat mengatakan, bahwa setiap isim yang menguatkan fi'ilnya, atau menerangkan macamnya atau jumlah bilangannya, maka ia dinamakan Maf'ul Muthlaq.
Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-96 Maf'ul Mutlaq, semoga dengan membaca dan mempelajari terjemah kaidah-kaidah ke-96 yang ada ini pada kitab Nahwu Wadih Juz 2 ini dapat membantu mempercepat dalam mendalami bahasa Arab.
Untuk pembahsan berikutnya yaitu Kaidah Ke-97 Maf'ul Liajlih
Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini ⇨ Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2
Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-96 Maf'ul Mutlaq"