Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-84-86 Isim Mausul
San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-84-86 Isim Mausul - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-84-86 Isim Maushul. Sebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.
Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.
Berikut Kaidah Ke-84-86 Isim Maushul:
Terjemah kaidah Ke-84-85 Isim Maushul
84. Isim maushu adalah isim ma'rifat yang maksudnya akan menjadi jelas bila bersambung dengan kalimat sesudahnya, yang dinamakan shilah
85. Shilah itu harus memiliki dlomir yang kembali pada isim masushul, yang dinamakan Aid
86. Isim Maushul terdiri dari :
اَلَّذِى (yang) = untuk jenis laki-laki tunggal
اَلَتِى (yang) = untuk perempuan tunggal
اَلَّذَانِ (yang) = untuk dua laki-laki
اللتان (yang) = untuk dua prempuan
الذين (yang) = untuk banyak laki-laki
اللاتى (yang) = untuk banyak perempuan
مَنْ (yang) = khusus untuk yang berakal
مَا (yang) = khusus untuk yang tidak berakal
Contoh-Contohnya:
Artinya :
- Saya telah menang dari orang yang (pernah) telah mengalahkanku
- Telah pergi (Perempuan) yang tinggal pada kami
- Dua orang bepergian itu telah datang
- Tidak datang dua orang (perempuan) yang tinggal dimuka kami
- Aku mencintai orang-orang yangtelah mengajariku
- Aku melihat mereka (perempuan) yang bekerja di pabrik
- Berbuat baiklah kamu kepada orangyang berbuat baik kepadamu
- Janganlah makan sesuatu yang tak dapat engkau menguyahnya
Pembahasan :
Cukuplah kita menyelesaikan pembahasan satu contoh kalimat saja untuk memahami contoh-contoh kalimat berikutnya, karena itu lihatlah contoh kalimat pertama:
غَلَبَتْ الَّذِي عَلَبَنِي
(Saya telah menang dari orang yang (pernah) mengalahkanku), niscaya akan engkau temukan bahwa kata الذي adalah isim. Apabila kata tersebut berdiri sendiri, maka maksud kata itu tak akan jelas. Tetapi apabila bersambung dengan kata sesudahnya, yaitu غلبني maka kalimat ghalabani inilah yang akan menjelaskan dan menerangkan maksudnya pada pendengar.
Kalau demikian, kata الذي itu dapat menjadi ma'rifat, asal bersambung dengan kalimat kedua yang menjelaskan maksudnya, karena itu kata الذي ini dinamakan isim maushul dan kalimat yang menjelaskan maknanya dinamakan shilah.
Apabila engkau perhatikan shilah pada contoh-contoh kalimat di atas, maka dapat engkau temukan bahwa pada contoh-contoh kalimat tersebut terdapat dlamir mustatir yang kembali pada isim maushul, karena itu dlamir ini dinamakan Aid.
Apabila engkau teliti kata-kata pada contoh-contoh . الَّذِيْنَ اللَّتَانِ ، اللَّذَانِ ، التي : kalimat berikutnya, yaitu 1
مَا الْآتِي dan مَنْ maka dapat engkau temukan bahwa kata-kata itu adalah ma'rifat, tetapi ma'rifatnya tak dapat sempurna, kecuali bila bersambung dengan kalimat-kalimat lainnya. Karena itu ia adalah isim maushul pula.
Apabila engkau lihat kembali contoh-contoh kalimat di atas, maka akan dapat engkau ketahui secara mudah bahwa sebagian isim maushul itu adalah untuk laki-laki, sebagian lainnya untuk perempuan, untuk dua jenis isim mutsanna dan untuk dua jenis isim jama.
Dapat engkau lihat pula, bahwa kata-kata itu adalah ma'rifat, tetapi ma'rifatnya tak dapat sempurna, kecuali bila bersambung dengan kalimat-kalimat lainnya. Karena itu ia adalah isim maushul pula.
Apabila engkau lihat kembali contoh-contoh kalimat di atas, maka akan dapat engkau ketahui secara mudah bahwa sebagian isim maushul itu adalah untuk laki-laki, sebagian lainnya untuk perempuan, untuk dua jenis isim mutsanna dan untuk dua jenis isim jama.
Dapat engkau lihat pula, bahwa dua isim maushul مَنْ dan adalah dapat digunakan untuk setiap keadaan kalimat di atas, tetapi bedanya ialah man hanya untuk sesuatu yang berakal dan maa hanya untuk sesuatu yang tidak berakal.
Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-84-86 Isim Maushul, semoga dengan membaca dan mempelajari terjemah kaidah-kaidah ke-84-86 yang ada ini pada kitab Nahwu Wadih Juz 2 ini dapat membantu mempercepat dalam mendalami bahasa Arab.
Untuk pembahsan berikutnya yaitu Kaidah Ke-87-89 Isim Isyarah
Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini ⇨ Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2
Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-84-86 Isim Mausul"