Bab Larangan Meninggalkan Sholat Kitab Arbau Rosail
San3kalongbm.com - Bab Larangan Meninggalkan Sholat Kitab Arbau Rosail - Pada kesempatan kali ini admin akan berbagi melanjutkan pembahasan awal dari terjemah Kitab Arbau Rosail yakni Bab Larangan Meninggalkan Sholat.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih serta Penyayang Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi saw., kepada keluarganya dan sahabatnya semuanya.
Kaum muslimin yang terhormat, semoga Allah membuat kita mengenal agama Islam kita ini. Dan semoga Allah senantiasa menunjukkan kebenaran kepada kita dan semoga Allah menjaga kita dari kejahatan nafsu kita. Amin.
Ketahuilah, bahwa shalat lima waktu merupakan tiang bagi agama Islam. Karena itu, barangsiapa menegakkannya maka dia menegakkan agama Islam. Dan barangsiapa menyia-nyiakannya maka dia merobohkan Islam.
Termasuk musibah paling besar, perbuatan paling buruk dan cacat paling parah adalah meremehkan shalat lima waktu. menyia-nyiakan shalat Jum’at dan shalat jama’ah. Padahal dengan shalat, Allah meninggikan derajat seseorang dan menuutpi cacatnya. Penghuni bumi dan langit beribadah kepada Allah dengan shalat.
Tak ada yang meninggalkan shalat dan tak ada yang terganggu oleh harta benda dari shalat, kecuali orang yang telah ditakdirkan Allah untuk celaka, besar siksanya, transaksinya merugi dan lama penyesalannya,
Karena itu, orang yang tidak shalat akan dimurkai Allah, akan mati tanpa membawa agama Islam, kelak menjadi penghuni neraka dan Hawiyah menjadi tempatnya bergulung-gulung. Dia dimurkai oleh Allah dan terusir dari bumi serta langit Allah.
Diriwayatkan dari Sayidina Ali Kwh, bahwa dia mendengar Nabi saw. bersabda:
“Tak ada hamba mukmin yang meninggalkan shalat dan tak mengerjakannya, kecuali Allah menulis di wajahnya: “Orang mi keluar dari rahmat Allah. Maka Aku cuci tangan darinya”. Jika hamba tak melakukan satu shalat fardlu, maka Allah menulis namanya diatas pintu neraka”.
Dalam akhir hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khathab dan Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., dituturkan bahwa beliau bersabda: “Jibril as. turun kepadaku, lalu dia berkata: “Bacalah!” Jibril menjawab: “Apa yang aku baca?” Jibril menjawab:
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. (QS. Maryam: 59)
Yakni setelah para nabi tersebut, akan muncul generasi yang tidak mengindahkan shalat seperti kaum Yahudi dan Nasrani dan menuruti hawa nafsu. Orang-orang yang sifatnya demikian akan tercebur ke neraka Jahanam.
Aku berkata: “Hai Jibril, apakah umatku akan menyianyiakan shalat setelah aku?” Jibril menjawab: “Ya. Pada akhir zaman akan datang beberapa orang dari umatmu yang menyianyiakan shalat dan mengakhirkannya dari waktunya serta mengikuti syahwat. Satu dinar bagi mereka lebih baik daripada shalat mereka”.
Allah swt. berfirman: “Mereka tidak berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah”, (QS. Maryam: 87)
Nabi saw. bersabda menafsiri ayat tersebut: “Perjanjian itu adalah shalat lima waktu”
Nabi saw, bersabda: “Setelah tauhid, Allah tidak mewajibkan sesuatu yang lebih Dia sukai daripada shalat. Sseandainya ada sesuatu yang lebih Dia sukai daripadanya, tentu para malaikat-Nya beribadah dengannya. Di antara mereka ada yang ruku’, ada yang sujud, ada yang berdiri dan ada yang duduk”,
Saking baiknya shalat lima waktu, shalat tersebut dibebankan kepada para hamba Allah.
Konon para malaikat yang bertugas melakukan shalat dijuluki ‘malaikat pelayan ar-Rahman’. Mereka membanggakan julukan itu kepada kelompok malaikat lainnya.
Abu Darda’ra. berkata: “Hamba Allah terbaik adalah mereka yang menjaga matahari, rembulan dan bayangan untuk ingat Allah”. Yakni untuk shalat.
Yang dimaksudkan Abu Darda’ adalah sebaik-baik hamba Allah. Itu orang yang menjaga waktu untuk menjalankan shalat. Maksudnya orang yang shalat di awal waktu.
Sebaliknya, hamba Allah paling buruk adalah mereka yang mengakhirkan shalat dari waktunya. Wallahu a’lam.
Diriwayatkan hadits: “Hal pertama yang dihisab pada hamba besuk pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalat itu ternyata sempurna, maka shalat itu diterima dan perbuatan lainnya diterima. Jika ternyata cacat, maka shalat itu ditolak dan perbuatan lainnya ditolak”.
Nabi saw. bersabda kepada Abu Hurairah ra.: “Hai Abu Hurairah, perintahlah keluargamu untuk shalat, karena sesungguhnya Allah mendatangkan rezeki kepada kamu dari mana kamu tak menduga”.
Ayat berikut sesuai dengan hadits tersebut: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. (QS. Thaha: 132)
Syaikh Atha’ al-Khurasani berkata: “Tak ada hamba yang bersujud kepada Allah sekali di suatu tempat dari tempat-tempat di bumi ini, kecuali tempat itu bersaksi untuknya di hari kiamat dan menangisinya pada saat dia mati”.
Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa sengaja meninggalkan shalat, maka tanggungan Muhammad saw. bebas dari dia”
Yakni Nabi saw. tdak lagi mengurus dia.
Nabi saw, juga bersabda: “Shalat lima waktu difardlukan Allah atas hamba-hamba-Nya. Barangsiapa menunaikannya pada waktunya, maka shalat itu menjadi nur baginya dan menjadi pertanda di hari kiamat. Barangsiapa menyia-nyiakannya, maka dia dikumpulkan dengan Fir’aun dan Haman”,
Dalam hadits yang panjang dituturkan, bahwa Jibril as. turun kepada Nabi saw, dan berkata: “Hai Muhammad, Allah tak menerima dari orang yang tidak shalat puasanya. sedekahnya, hajinya, amalnya maupun zakatnya.
Orang yang tidak shalat dilaknat di dalam Taurat, Injil. Zabur dan ” Al-Quran.
Orang yang tidak shalat setiap hari turun kepadanya seribu laknat dan seribu murka. Dan sesungguhnya para malaikat melaknat dia dari atas tujuh langit.
Hai Muhammad, orang yang tidak shalat tidak ada baginya bagian dalam bagian-bagianmu maupun syafa’atmu dan dia tidak termasuk umatmu.
5. Hai Muhammad, orang yang tidak shalat tidak dijenguk ketika sakit tidak diiring jenazahnya, tidak disalami, tidak ditemani makan. tidak ditemani minum, tidak dikawanya, tidak ditemani duduk, tiada agama baginya, tidak ada amanah bapinya dan tidak ada baginya dalam rahmat Allah. Dia bersama orang-orang munafik di tingkatan paling rendah dari neraka. ?
6, Orang yang tidak shalat ilipatkan siksa baginya dua kali lipat. Pada hari kiamat, dia tiba dengan terbelenggu kedua tangannya ke lehernya, para malaikat memukulnya dan dibuka Jahanam baginya, lalu dia memasuki pintu Jahannam bagaikan anak panah, lalu dia turun dengan kepalanya dahulu di dekat Karun dan Haman di tingkatan paling rendah dari neraka.
Orang yang tidak shalat jika suapan diangkat ke muluttnya, suapan itu berkata kepadanya: “Semoga Allah melaknatmu, hai musuh Allah. Kamu makan rezeki Allah dan tidak menuniakan fardlu-fardlu Nya”,
Orang yang tidak shalat, baju yang ada di badannya cuci tangan dan berkata kepadanya: “Seandainya Tuhanku tidak menundukkan aku kepadamu, tentu aku lari darimu”. Yakni aku tidak mau kamu kenakan.
Orang yang tidak shalat jika keluar dari rumahnya, rumah itu berkata kepadanya: “Semoga Allah tidak menemanimu dalam perjalanmu, tidak menggantimu setelah kamu pergi dan tidak mengembalikanmu kepada keluargamu dengan selamat”.
Orang yang tidak shalat dilaknat pada hidupnya dan setelah matinya.
Orang yang tidak shalat mati sebagai Yahudi dan dibangkitkan . sebagai Nasrani”.
Demikian wahai kaum muslimin dan muslimat, nasib orang yang tidak shalat. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu.
Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allah dan taufik-Nya sehingga bisa selalu mengerjakan shalat dengan berjama’ah. Dan semoga shalat kita diterima oleh Allah. Amin.
Syaikh Imam Asy-Sya’roni berkata dalam kitab al-Uhud al-Muhammadiyyah: “Nabi saw. mengambil janyi kepada kita secara umum, Yaitu bahwa kita mau menjelaskan kepada orang-orang yang tidak shalat dari kalangan petani, orang awam dan orang bodoh lainnya. Bahwa kita menjelaskan hadits atau ayat yang berisi fadlilah shalat lima waktu dan fadlilah orang yang mengerjakannya dengan jama’ah. Penjelasan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, seperti Allah dan Nabi saw. bersungguhsungguh menjelaskannya.
Lazimnya kaum sufi dan para santri saat ini tidak mengindahkan perintah di atas. Mereka mau berbaur dengan orang yang tidak shalat, baik itu anak, pembantu, kawan maupun lainnya. Mereka mau makan bersamanya dan tertawa dengannya. Bahkan mereka mau mengangkatnya sebagai pekerja di toko mereka, sebagai merbot masjid dan lainnya. Mereka tidak mau menjelaskan dosa orang yang tidak shalat dan pahala orang yang melakukan shalat.
Tidak mau menjelaskan atau tidak mau memberikan nasehat, termasuk perbuatan yang merobohkan Islam atau melemahkan agama Islam.
Karena itu, wahai saudaraku sesama muslim, lelaki maupun wanita, hendaknya kamu mau menjelaskan atau memberikan pengertian kepada orang-orang bodoh mengenai kewajiban agama Islam yang tidak dilakukannya. Jika tidak, maka kamu adalah orang yang pertama kali dibakar dengan neraka bersama orang yang tidak shalat (seperti yang dituturkan dalam hadits sahih di atas).
Kamu termasuk orang yang memiliki ilmu atau sudah tahu, namun tidak mau mengamalkan ilmunya. Karena setiap orang yang tahu sesuatu dari hukum syariat Islam, namun tidak mau mengamalkannya dan tidak mau mengajarkannya kepada orang lain, dia termasuk orang yang tidak mau mengamalkan ilmunya ”
Saudara sesama muslim dan muslimat, sesungguhnyamengerjakan shalat jama’ah dengan jama’ah secara rutin, menyebabkan tercapainya banyak kebajikan, keberkahan, menaikkan derajat, mengusir keburukan dan menyirnakan prahara serta musibah.
Shalat merupakan dasar bagi takwa dan takwa adalah pondasi segala kesempurnaan. Jika seseorang mampu rutin jama’ah shalat lima waktu, maka dia meraih ketakwaan dan segala kebajikan, seperti menjauhi maksiat dan perbuatan keji serta dosa.
Allah swt. berfirman:
mengerjakannya dengan jama’ah. Penjelasan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, seperti Allah dan Nabi saw. bersungguhsungguh menjelaskannya.
Lazimnya kaum sufi dan para santri saat ini tidak mengindahkan perintah di atas. Mereka mau berbaur dengan orang yang tidak shalat, baik itu anak, pembantu, kawan maupun lainnya. Mereka mau makan bersamanya dan tertawa dengannya. Bahkan mereka mau mengangkatnya sebagai pekerja di toko mereka, sebagai merbot masjid dan lainnya. Mereka tidak mau menjelaskan dosa orang yang tidak shalat dan pahala orang yang melakukan shalat.
Tidak mau menjelaskan atau tidak mau memberikan nasehat, termasuk perbuatan yang merobohkan Islam atau melemahkan agama Islam.
Karena itu, wahai saudaraku sesama muslim, lelaki maupun wanita, hendaknya kamu mau menjelaskan atau memberikan pengertian kepada orang-orang bodoh mengenai kewajiban agama Islam yang tidak dilakukannya. Jika tidak, maka kamu adalah orang yang pertama kali dibakar dengan neraka bersama orang yang tidak shalat (seperti yang dituturkan dalam hadits sahih di atas).
Kamu termasuk orang yang memiliki ilmu atau sudah tahu namun tidak mau mengamalkan ilmunya. Karena setiap orang yang tahu sesuatu dari hukum syariat Islam, namun tidak mau mengamalkannya dan tidak mau mengajarkannya kepada orang lain, dia termasuk orang yang tidak mau mengamalkan ilmunya.“
Saudara sesama muslim dan muslimat, sesungguhnya mengerjakan shalat jama’ah dengan jama’ah secara rutin, menyebabkan tercapainya banyak kebajikan, keberkahan, menaikkan derajat, mengusir keburukan dan menyirnakan prahara serta musibah.
Shalat merupakan dasar bagi takwa dan takwa adalah pondasi segala kesempumaan. Jika seseorang mampu rutin jama’ah shalat lima waktu, maka dia meraih ketakwaan dan segala kebajikan, seperti menjauhi maksiat dan perbuatan keji serta dosa.
Allah swt. berfirman: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (QS. al-A’raf: 96)
Yakni adanya iman dan takwa menyebabkan terbukanya pintu rezeki dari langit, seperti hujan. Dan rezeki dari bumi, seperti tumbuhan dan hasil bumi.
Allah swt berfirman: “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Gur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka”. (QS. alMaidah: 66)
Dari atas mereka yakni langit dan dari bawah mereka yakni bumi,
Allah juga berfirman: “Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)”. (QS. al-Jin: 14)
Sesungguhnya musibah pasti sirna dari tempat yang penduduknya mengerjakan shalat. Sebaliknya musibah turun di tempat yang penduduknya tidak menjalankan shalat.
Janganlah kamu memungkiri terjadinya gempa bumi, tanah longsor dan petir di tempat yang penduduknya tidak mau shalat.
Janganlah kamu berkata atau berpendapat: “Aku sudah shalat. Aku tak peduli orang lain yang tidak mau shalat. Yang penting aku tidak termasuk kelompok yang meninggalkan shalat”.
Jangan berkata demikian, sebab musibah jika turun, mengena orang yang baik dan orang yang buruk. Yang baik tidak mau amar makruf nahi mungkar terhadap orang yang buruk, yakni tidak mau shalat. Allah Maha Tahu atas setiap sesuatu.
Suatu hari, Nabi saw, bersabda kepada para sahabat: “Hendaknya kalian ucapkan: “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan di antara kami orang yang celaka lagi terhalang”
Lalu beliau bersabda: “Tahukah kalian, siapa orang celaka yang terhalang?”
Para sahabat menjawab: “Siapa orang celaka itu, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Orang yang tidak shalat”.
Dalam hadits kisah Isra’ Mi’raj dituturkan, ketika Nabi saw. Isra’ beliau melihat sekelompok orang yang kepalanya dipukul sampai hancur dengan batu. Begitu hancur luluh, kepala mereka kembali seperti sedia kala. Hal itu terjadi berulang-ulang tanpa henti. Nabi saw. bertanya: “Hai Jibril, apa salah orang-orang itu?”
Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang kepalanya berat untuk shalat”. Allah swt. berfirman: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Sebagian ulama tafsir berkata: “Yang dimaksudkan adalah orang-orang yang menyia-nyiakan shalatnya dan mengeluarkannya dari waktunya. Wail adalah sebuah jurang di dalam neraka Jahannam. Seandainya gunung-gunung dunia dijalankan di sana, maka hancur lebur karena sangat panasnya. Wail itulah tempat orang yang meremehkan shalatnya, kecuali jika dia bertobat kepada Allah dan menyesali kesalahannya.”
Shalat adalah pembeda antara orang yang mukmin dan orang kafir Nabi saw bersabda: “Barangsiapa menjaga shalat lima waktu dengan jama’ah, maka Allah akan memuliakannya dengan lima hal:
Pertama dan kedua, disirnakan sempitnya kubur dan siksa kubur.
Ketiga, diberi buku amal perbuatan dengan tangan kanan.
Keempat, melewati sirath mustagim bagaikan kilat.
Kelima, masuk surga tanpa hisab.
Dan barangsiapa meremehkan shalatnya, maka Allah menyiksanya dengan lima belas macam siksa. Enam macam di dunia, tiga macam ketika akan mati, tiga macam ketika masuk kubur dan tiga macam ketika bertemu dengan Tuhan, yaitu di padang hari kiamat.
Adapun enam macam di dunia:
- Dicabut berkah umurnya.
- Akan dihapus tanda kesalehan dari mukanya
- Seluruh amal perbuatannya tidak akan’diberi pahala.
- Do'anya tidak sampai kepada Allah.
- Tidak mendapat bagian dari doa orang-orang saleh.
- Ruh dicabut dari jasadnya tanpa iman. Semoga Allah melindungi kata.
Adapun tiga siksaakan mati:
- Mati dalam keadaan hina.
- Mati dalam keadaan lapar.
- Sangat haus. Seadainya seluruh air lut dunia diinumkan, dia belum segar. Yakni tidak hilang hausnya.
Adapun tiga yang terjadi di dalam kubur:
- Disempitkan kuburnya dengan dijepit, sehingga tulang rusuknya bertubrukan.
- Kuburnya menyala api, sehingga dia bergulung-gulung dalam api. Hal itu terjadi siang dan malam.
- Seekor ular besar yang buta menguasainya di dalam kubur Binatang itu menyiksanya karena ia menyia-nyiakan shalat. Siksaannya sesuai dengan waktunya shalat.
Adapun tiga yang terjadi ketika ia bertemu Tuhannya:
- Ketika langit terbelah, ia didatangi malaikat yang membawa rantai yang panjangnya tuju puluh hasta. Rantai itu dikalungkan pada lehernya, lalu dimasukkan ke mulutnya dan dikeluarkan dari duburnya. Lalu ada seruan dari sisi Allah: “Siksa ini jadi balasan pada orang-orang yang menyia-nyiakan fardlu Allah”. Ibnu Abbas ra. berkata: “Seandainya satu lingkaran dari rantai itu jatuh kebumi, maka bumi terbakar”.
- Allah tidak mau melihatnya.
- Allah tidak membersihkannya dan baginya siksa yang pedih”
Diriwayatkan dalam hadits, bahwa yang pertama kali hitam pada hari kiamat adalah wajah orang yang tidak shalat. Di dalam neraka, ada sebuah jurang bernama Lamlam. Di dalamnya ada banyak ular. Setiap ular besarnya sama dengan punuk unta dan panjangnya perjalanan sebulan. Ular itu menggigit orang-orang yang tidak shalat. Racunnya mendidih di dalam badan orang tersebut dalam waktu tuju puluh tahun. Dagingnya mengelupas, betapa pedihnya.
Dalam hadits yang lain dituturkan: “Barangsiapaselalu shalat lima waktu dengan jama’ah, maka Allah memberinya lima hal:
- Allah akan menyirnakan sempitnya ekonomi.
- Allah akan menyirnakan siksa kubur.
- Allah akan memberikan buku amal kepadanya dengan tangan kanan.
- Dia melewati Sirath Mustagim bagaikan kilat yang menyambar.
- Ia masuk surga tanpa hisab.
Dan barangsiapa meremehkan shalat lima waktu dengan jama’ah, Allah akan menyiksanya dengan sepuluh hal:
- Allah akan menyirnakan berkah pekerjaanya dan rezekinya.
- Seluruh amal perbuatannya tidak diterima.
- Tanda kesalehan dihapus dari wajahnya.
- Dibenci oleh hati umat manusia.
- Nyawanya dicabut dalam keadaan lapar dan haus.
- Pertanyaan kubur diberatkan baginya.
- Kuburnya disempitkan dan gelap.
- Hisabnya diberatkan di hari kiamat.
- Dimurkai oleh Tuhan.
- Tuhan menyiksanya dengan masuk neraka”.
Syaikh Qatadah (seorang Tabi’in) berkata: “Hendaknya kalian selalu menjalankan shalat, sebab shalat adalah budi pekerti orang mukmin”.
Nabi saw. bersabda: “Umatku adalah umat yang dirahmati. Musibah tidak disirnakan dari mereka, kecuali karena ikhlas mereka, shalat mereka, doa mereka dan orang-orang lemah mereka”.
Banyak hadits menerangkan kufurnya orang yang tidak shalat. Dan banyak sahabat Nabi saw. yang berpegangan dengan hadits-hadits tersebut.
Di antara mereka adalah Umar bin Khathab, Abdur Rahman bin Auf, Muadz bin Jabal, Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Jabir bin Abdullah dan Abu Darda’ ra. Ulama salaf juga ada yang sependapat dengan mereka. Di antaranya Imam Ahmad bin Hanbal, Ishag bin Rahawaih, Abdullah bin al-Mubarak, an-Nakhai dan masih banyak lagi.
Saudara-saudaraku, hadits-hadits tersebut sudah cukup bagi kita, bahwa orang yang tidak shalat itu kafir. Kita cukup mengikuti pendapat para sahabat Nabi dan para ulama yang berpendapat demikian.
Orang yang tidak shalat, dia berpaling dari Tuhannya yang telah menciptakannya dengan sempurna, mendidiknya, memberinya makan minum, menunjukkan jalan keselamatan dan menjelaskan, bahwa musuhnya yaitu setan kelak kembalinya ke neraka.
Lalu apakah hamba yang hina dan cacat ini berani durhaka kepada Tuhannya yang Pemurah dan mengikuti jejak setan yang dilaknat dan telah engeluarkan bapaknya dari surga serta mengajak kepada kesesatan? Jelas tidak layak dan tidak pantas.
Celaka adalah bagi orang yang mengikuti setan dan menurut ajakannya serta melawan finman Tuhannya.
Aduhai betapa buruknya perbuatan orang yang mengikuti setan. Besar musibahnya dan dia sangat celaka pagi dan sore. Orang yang menuruti ajakan setan 12 buruk dan kotor lahir batin.
Karena itu, mari kita segera taat kepada Allah ketika mendengar adzan. Janganlah sampai kita tergoda oleh setan yang menggoda kita untuk malas dan menunda shalat. sebab setan jika diikuti, membuat kita hina dan merugi.
Saudara-saudara muslimin dan muslimat, semoga Allah memberi kita petunjuk. Hendaknya kalian tahu, bahwa kalian harus memerintah istri kalian dan anak kalian semua untuk melakukan shalat lima waktu.
Sebab anak istri merupakan amanat dari-Allah yang dititipkan kepada kalian semua,
Allah telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ” mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS. al-Anfal: 27)
Nabi saw. bersabda: “Takutlah kalian kepada Allah, takutlah kalian kepada Allah mengenai kaum wanita, karena sesungguhnya mereka adalah amanat disisikalian”.
Barangsiapa tidak menyuruh istrinya untuk shalat dan tidak mengajarkan shalat kepadanya, maka dia mengkhianati Allah dan Rasulullah. Dia berhak disiksa oleh Allah, sebab dia tidak mengindahkan firman Allah di atas.
Dalam sebuah hadits dituturkan orang-orang yang celaka. Di antara orang celaka adalah lelaki yang tidak mau menyuruh istrinya untuk menjalankan shalat. Tidak ada baiknya wanita yang tidak memiliki agama dan tak ada baiknya lelaki yang tidak mau menyuruh Istrinya atau anaknya atau saudaranya untuk melakukan shalat. Istrinya tidak dirahmati Allah dan dilaknati.
Istri jika tidak taat kepada suami, maka harus diceraikan, sebab dia musuh Allah dan musuh Rasulullah.
Wali atau orang tua wanita harus membantu suami. Yakni membantu menyuruhnya melakukan shalat dan taat kepada suami.
Jika orang tua istri tidak mau membantu suami, maka dia masuk neraka dan berhak dimurkai Allah serta berhak disiksa.
Karena itu, hendaknya kalian saling bantu-membantu untuk taat kepada Allah, maka kalian beruntung dan selamat dari siksa Allah.
Janganlah kalian meremehkan masalah ini.
Demi Allah, yang meremehkan masalah ini hanyalah orang yang tidak ada baiknya dan tak beragama. Siksa Allah akan menimpanya, sebab Allah berfirman: “Dan tetaplah alas mereka keputusan azab pada umat-umat Jang terdahulu sebelum mereka dari Jin dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi”. (QS. Fushilat: 25)
Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad berkata dalam kitab Nashaih ad-Diniyyah: “Sebagaimana kamu wajib menjaga shalat dan haram Meremehkannya, kamu juga wajib menyuruh keluarga dan anakmu untuk melakukan shalat.
Demikian juga orang yang berada dalam kekuasaanmu. Jangan berikan alasan kepada mereka untuk tidak shalat. Siapa tidak mendengar dan tidak taat, ancamlah dia dan hukumlah dia. Marahilah dia lebih hebat daripada marahmu jika dia merusak hartamu.
Jika kamu tidak berbuat demikian, maka kamu termasuk orang yang meremehkan shalat dan kewajibanmu kepada Allah. Jika dia tidak menurut“ setelah kamu hukum, maka jauhkan dia dan usirlah dia, sebab dia sebenarnya setan yang tidak ada baiknya sama sekali.
Dia haram dikasihi dan dikawani, dia harus dimusuhi dan diputus. Dia termasuk orang yang melawan Allah dan Rasulullah.
Allah berfirman: “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan.orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. al-Mujadilah: 22)
Dalam ayat di atas, Allah menafikan iman dari orang yang mengasihi orang yang melawan Allah dan Rasulullah, meskipun dia kerabat yang sangat dekat.
Karena itu, wahai saudaraku, hendaknya kalian selalu mengerjalan shalat dengan berjama’ah di masjid. Mintalah perlindungan kepada Allah dari menganggap mudah urusan shalat. Hendaknya kalian segera shalat jama’ah dan selalu itikaf di masjid.
Perbuatan yang dituturkan di atas menjadi harta rampasan bagi orang-orang yang beruntung, keberuntungan orang yang bertakwa, kabar gembira surga, rehat orang zuhud yang saleh, tindakan orang yang memperoleh petunjuk, jaminan orang terpilih yang cinta kepada Allah, harta rampasan orang yang makrifat Allah, obat para ulama yang mengamalkan ilmunya dan tidak terganggu apapun dari melakukan shalat.
Ketika shalat tiba, mereka tidak peduli hal yang menaikkan ataupun menurunkan pangkatnya. Hati mereka selalu ingin shalat. Jika ada shalat yang qadla’, hati mereka sedih dan berduka. Dengan melakukan shalat, hati mereka gembira, bangga dan suka cita.
Semoga Allah selalu mengasihi orang yang segera taat dan mau menjaga shalat jama’ah. Menjaga shalat jama’ah merupakan Keberuntungan yang agung dan kebahagiaan yang besar.
Jika kalian mau mendengarkan keterangan-keterangan di atas dan mengindahkannya, maka kalian menjadi orang yang beruntung dan bahagia.
Jika kalian semua menentang dan berpaling, maka kalian celaka.
Sudah tidak ada lagi alasan bagian kalian.
Ya Allah, selamatkanlah kami dari hal-hal yang menyebabkan hina. Tunjukkanlah kebaikan-kebaikan kepada kami. Lipat gandakanlah kebaikan-kebaikan kami. Maafkanlah keburukan-keburukan kami. Jadikanlah kami orang yang beruntung dalam hidup di dunia iri dan setelah mati. Wahai Penguasa kebajikan, wahai Pengangkat derajat, wahai Tuhan langit dan bumi. Dengan wasilah junjungan kami Muhammad saw.makhluk terbaik.
Semoga Allah mencurahkan Shalawat dan salam kepada Junjungan kami Muhammad dan dan keluarga serta sahabatnya dengan Shalawat dan salam terbaik. Semoga salam dilimpahkan kepada para rasul dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Demikian Bab Larangan Meninggalkan Sholat Kitab Arbau Rosail, buah karya Imam Ahmad bin Zaini Dahlan, untuk bab selanjutnya yakni Keutamaan Sholat Berjama’ah. Semoga kita tergolong orang yang tidak menyia-nyiakan sholat kita.
Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Bab Larangan Meninggalkan Sholat Kitab Arbau Rosail"