Terjemah Kitab Matan Jurumiyah Edisi Terlengkap
San3kalongbm.com - Terjemah Jurumiyah Edisi Terlengkap - Jurumiyah adalah salah satu kitab dasar dalam mempelajari bahasa Arab juga dapat disebut dengan ilmu alat. Sebuah kitab tipis buah karya dari Imam Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Daud ash-Shanhaji (672 H - 723 H).
Kitab "Matan Jurumiyyah" ini memanglah cukup tipis, namun tidak lepas dari sanjungan para ulama, karena isi dan manfaatnya begitu besar. Di samping bahasa dan formasi redaksinya yang mudah dipahami, kitab matan jurumiyah juga disajikan dengan penjelasan yang mudah dipahami terlebih lagi bagi pemula.
Kitab Matan Jurumiyah ini disusun secara singkat, padat dan jelas, terdapat conntoh-contoh yang simple dalam setiap pembahasannya. Hingga kini, kitab Matan Jurumiyah masih banyak dipelajari santri di madrasah-madrasah diniyah juga mayoritas pada pondok pesantren salaf di Indonesia. Para santri biasanya akan mempelajari kitab tersebut dalam pembelajaran nahwu dasar.
Dengan adanya kemampuan dalam memahami Terjemah Kitab Matan Jurumiyah Edisi Terlengkap ini maka akan memudahkan para siswa dan santri untuk melangkah dan mempelajari ilmu alat setingkat diatasnya, seperti kitab Al-Imrithi karya Syaikh Syarifuddin Yahya Al-Imrithi, juga kitab Alfiah ibnu Malik dan seterusnya.
Jika pada postingan yang sudah admin San3kalongbm.com menyajikan secara rinci setiap babnya maka dengan memohon Rahmad Allah SWT dan ridho para guru, serta do'a dari para pembaca agar kiranya dapat dimudahkan dalam penyusunan Terjemah Kitab Matan Jurumiyah Edisi Terlengkap dengan tanpa merubah dari makna dan tujuan pengarang aslinya.
Selain dari Terjemah Kitab Matan Jurumiyah Edisi Terlengkap pembaca juga dapat menemukan terjemah kitab Nahwu yang lainnya seperti Kumpulan Lengkap Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 1 hingga Juz 3 selesai, dan terjemahan kitab yang lainnya, seprti Terjemah Kitab Usfuriyah, Terjemah Kitab Alala, Qowaidul I'lal, Mabadi Fiqih 1-4 dan masih banyak lagi yang lainya.
Dalam Terjemah Kitab Matan Jurumiyah Edisi Terlengkap ini akan admin bagikan dengan metode yang sangat jelas dan lengkap, dengan menampilkan bahasa Arab dan diikuti dengan bahasa Indonesia agar lebih mudah dalam memahaminya.
بَابُ الكَلَامِ
الكَلَامُ: هو اَللَّفْظُ المُرَكَّبُ المُفِيدُ بِالْوَضْعِ.
وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ: اِسْمٌ، وَفِعْلٌ، وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى
فَالِاسْمُ يُعْرَفُ:
بِالْخَفْضِ، وَالتَّنْوِينِ، وَدُخُولِ الأَلِفِ وَاللَّامِ. وَحُرُوفِ الخَفْضِ،
وَهِيَ: مِنْ، وَإِلَى، وَعَنْ، وَعَلَى، وَفِي، وَرُبَّ، وَالْبَاءُ،
وَالْكَافُ، وَاللَّامُ, وَحُرُوفُ القَسَمِ، وَهِيَ: الوَاوُ، وَالْبَاءُ،
وَالتَّاءُ
وَالفِعْلُ يُعْرَفُ: بِقَدْ، وَالسِّيْنِ، وَسَوْفَ، وَتَاءِ
التَّأْنِيْثِ السَّاكِنَةِ
وَالْحَرْفُ: مَا لَا يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ اَلِاسْمِ وَلَا دَلِيلُ
الفِعْلِ
Bab Kalam
Pengertian Kalam
Kalam (kalimat) menurut istilah ulama ahli nahwu adalah lafadz yang telah tersusun, memberikan kepahaman dengan bahasa Arab. Bagian-bagian kalam ada tiga macam, yaitu: isim, fi’il dan huruf yang memiliki arti.
Tanda-Tanda Isim
Isim bisa diketahui dengan adanya tanda khafadh, tanwin, dan kemasukan huruf alif lam. Huruf khafadh yaitu: min (مِنْ), ila (إِلَى), an (عَنْ), ala (عَلَى), fi (فِي), rubba (رُبَّ), ba’ (الْبَاءُ), kaf (الْكَافُ), dan lam (اللَّامُ). Huruf Qasam (sumpah) yaitu: wawu (و), ba’ (ب), dan ta’ (ت).
Tanda-Tanda Fi’il
Fi’il bisa diketahui dengan adanya tanda qad (قَدْ), sin (س), saufa (سَوْفَ), dan ta’ ta’nits sakinah.
Tanda-Tanda Huruf
Adapun huruf adalah sesuatu yang tidak sah menyertainya tanda-tanda isim dan tanda-tanda fi’il.
بَابُ الإِعْرَابِ
الإِعْرَابُ هُوَ: تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ الكَلِمِ لِاخْتِلَافِ
العَوَامِلِ اَلدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا أَوْ تَقْدِيرًا
وَأَقْسَامُهُ أَرْبَعَةٌ: رَفْعٌ،
وَنَصْبٌ، وَخَفْضٌ، وَجَزْمٌ. فَلِلْأَسْمَاءِ مِنْ ذَلِكَ: اَلرَّفْعُ،
وَالنَّصْبُ، وَالْخَفْضُ، وَلَا جَزْمَ فِيهَا، وَلِلْأَفْعَالِ مِنْ ذَلِكَ:
اَلرَّفْعُ، وَالنَّصْبُ، وَالْجَزْمُ، وَلَا خَفْضَ فِيْهَا
Bab I’rab
Pengertian I’rab
I’rab adalah perubahan akhir-akhir kalimah sebab perbedaan amil-amil yang masuk pada kalimah tersebut, baik secara tersirat maupun taqdir (perkiraan).
Macam-Macam I’rab
Pembagian i’rab ada empat, yaitu: rofa’, nashob, khofadh, dan jazem. Setiap isim itu bisa rafa’, nashab, khafadh, dan tidak jazem. Setiap fi’il itu bisa rofa’, nashob, jazem, dan tidak khofadh.
بَابُ مَعْرِفَةِ عَلَامَاتِ الإِعْرَابِ
لِلرَّفْعِ أَرْبَعُ عَلَامَاتٍ: الضَّمَّةُ ، وَالْوَاوُ،
وَالْأَلِفُ، وَالنُّونُ
فَأَمَّا اَلضَّمَّةُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً
لِلرَّفْعِ فِي أَرْبَعَةِ مَوَاضِعَ: فِي اَلِاسْمِ المُفْرَدِ، وَجَمْعِ
اَلتَّكْسِيرِ، وَجَمْعِ المُؤَنَّثِ اَلسَّالِمِ، وَالْفِعْلِ المُضَارِعِ
اَلَّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْءٌ
وَأَمَّا الوَاوُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً
لِلرَّفْعِ فِي مَوْضِعَيْنِ فِي جَمْعِ المُذَكَّرِ اَلسَّالِمِ، وَفِي
الأَسْمَاءِ الخَمْسَةِ، وَهِيَ أَبُوكَ، وَأَخُوكَ، وَحَمُوكَ، وَفُوكَ، وَذُو
مَالٍ
.وَأَمَّا الأَلِفُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلرَّفْعِ فِي
تَثْنِيَةِ الأَسْمَاءِ خَاصَّةً
وَأَمَّا اَلنُّونُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً
لِلرَّفْعِ فِي الفِعْلِ المُضَارِعِ، إِذَا اِتَّصَلَ بِهِ ضَمِيرُ تَثْنِيَةٍ،
أَوْ ضَمِيرُ جَمْعٍ، أَوْ ضَمِيرُ المُؤَنَّثَةِ المُخَاطَبَةِ
وَلِلنَّصْبِ خَمْسُ عَلَامَاتٍ:
الْفَتْحَةُ، وَالْأَلِفُ، وَالْكَسْرَةُ، وَاليَاءُ، وَحَذْفُ النُّونِ
فَأَمَّا الْفَتْحَةُ: فَتَكُونُ عَلَامةً
لِلنَّصْبِ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ: فِي الْاِسْمِ الْمُفْرَدِ، وَجَمْعِ
التَّكْسِيرِ، وَالْفِعْلِ الْمُضَارِعِ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ وَلَمْ
يَتَّصِلْ بِآَخِرِهِ شَيْءٌ
.وَأَمَّا الْأَلِفُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلنَّصْبِ فِي
الْأَسْمَاءِ الْخَمْسَةِ، نَحْوَ: «رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ» وَمَا أَشْبَهَ
ذَلِكَ
.وَأَمَّا الْكَسْرَةُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلنَّصْبِ فِي
جَمْعِ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ
.وَأَمَّا الْيَاءُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلنَّصبِ فِي
التَّثْنِيَةِ وَالْجَمْعِ
وَأَمَّا حَذْفُ النُّونِ: فَيَكُونُ
عَلَامَةً لِلنَّصْبِ فِي الْأَفْعَالِ الْخَمْسَةِ الْتِي رَفْعُهَا بِثَبَاتِ
النُّونِ
.وَلِلْخَفْضِ ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ: الْكَسْرَةُ، وَالْيَاءُ،
وَالْفَتْحَةُ
فَأَمَّا الْكَسْرَةُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً
لِلْخَفْضِ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ: فِي الْاِسْمِ الْمُفْرَدِ الْمُنْصَرِفِ،
وَجَمْعِ التَّكْسِيرِ الْمُنْصَرِفِ، وَفِي جَمْعِ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ
.وَأَمَّا الْيَاءُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلْخَفْضِ فِي
ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ: فِي الْأَسْمَاءِ الْخَمْسَةِ، وَفِي التَّثْنِيَةِ،
وَالْجَمْعِ
.وَأَمَّا الْفَتْحَةُ: فَتَكُونُ عَلَامَةً لِلْخَفْضِ فِي
الْاِسْمِ الَّذِي لَا يَنْصَرِفُ
.وَلِلْجَزْمِ عَلَامَتَانِ: السُّكُونُ، وَالْحَذْفُ
فَأَمَّا السُّكُونُ: فَيَكُونُ عَلَامَةً لِلْجَزْمِ فِي
الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ الصَّحِيحِ الْآَخِرِ
.وَأَمَّا
الْحَذْفُ: فَيَكُونُ عَلَامَةً لِلْجَزْمِ فِي الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ
الْمُعْتَلِّ الْآَخِرِ، وَفِي الْأَفْعَالِ الْخَمْسَةِ الْتِي رَفْعُهَا
بِثُبَاتِ النُّونِBab Mengenal Tanda-tanda I’rab
Tanda I’rab Rafa’
I’rab rafa’ memiliki empat tanda, yaitu: dhammah, wawu, alif, dan nun.
Dhammah menjadi tandanya i’rab rofa’ pada empat tempat, yaitu:
- Isim mufrad
- Jamak taksir
- Jamak muannats salim
- Fi’il mudhari’ yang tidak bertemu dengan sesuatu pada fi’il tersebut.
Wawu menjadi tandanya i’rab rafa’ pada dua tempat, yaitu:
- Jamak mudzakkar salim
- Asma’ khamsah (isim-isim yang lima), yaitu abuka (أَبُوكَ), akhuka (أَخُوكَ), hamuka (حَمُوكَ), fuka (فُوكَ), dan dzu malin (ذُو مَالٍ).
Alif menjadi tanda bagi i’rab rafa’ pada isim-isim tasniyah tertentu.
Adapun nun, maka ia menjadi tanda bagi i’rab rofa’ pada fi’il mudhari’ yang bersambung dengan:
- Dhamir tasniyah
- Dhamir jamak
- Dhamir muannats mukhathabah.
Tanda I’rab Nashob
I’rab nashab memiliki lima tanda, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya’, dan hadzfun nun (membuang nun).
Fathah menjadi tanda bagi i’rab nashab pada tiga tempat, yaitu:
- Isim mufrad
- Jamak taksir
- Fi’il mudhari’ yang kemasukan salah satu amil nashib dan akhir kalimahnya tidak bersambung dengan sesuatu apa pun.
Alif menjadi tandanya i’rab nashob pada isim-isim yang lima. Contohnya:رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ (Aku melihat bapakmu dan saudaramu). Dan apa-apa yang menyerupai contoh tersebut.
Kasrah menjadi tanda bagi i’rab nashab hanya pada isim jamak muannats salim.
Ya’ menjadi tanda i’rab nashob pada dua tempat, yaitu:
- Isim tasniyah
- Jamak mudzakkar salim.
Adapun hadzfun nun (membuang nun), maka ia menjadi tanda bagi i’rab nashab pada fi’il-fi’il yang lima, yang ketika dalam keadaan rofa’ ditandai dengan tsubutun nun (tetapnya nun).
Tanda I’rab Khafadh
I’rab khafadh (jer) memiliki tiga tanda i’rab, yaitu: kasrah, ya’, dan fathah.
Kasrah menjadi tanda bagi i’rab khafadh pada tiga tempat, yaitu:
- Isim mufrad yang munsharif
- Jamak taksir yang munsharif
- Jamak muannats salim.
Ya’ menjadi tanda i’rab khafadh pada tiga tempat, yaitu:
- Asma’ khamsah (isim-isim yang lima)
- Isim tasniyah
- Jamak mudzakkar salim.
Adapun fathah, menjadi tanda bagi i’rab khafadh pada kalimah isim yang tidak menerima tanwin (isim ghairu munsharif).
Tanda I’rab Jazem
I’rab jazem memiliki dua tanda i’rab, adalah sukun dan hadzfu harfi illah (membuang huruf illat).
Sukun menjadi tanda bagi i’rab jazem bertempat pada fi’il mudhari’ yang shahih akhir (huruf akhirnya tidak berupa wawu, alif, dan ya’).
Adapun hadzfu harfi illah (membuang huruf illat), maka ia menjadi tandanya i’rab jazem pada fi’il mudhari’ yang mu’tal akhir (huruf akhirnya berupa wawu, alif, ya’), dan pada fi’il-fi’il yang rafa’nya ditandai dengan tsubutun nun (tetapnya nun).
فَصْلٌ المُعْرَبَاتُ
المُعْرَبَاتُ قِسْمَانِ: قِسْمٌ يُعْرَبُ
بِالْحَرَكَاتِ، وَقِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحُرُوفِ
فَاَلَّذِي يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ
أَرْبَعَةُ أَنْوَاعٍ اَلِاسْمُ المُفْرَدُ، وَجَمْعُ اَلتَّكْسِيرِ، وَجَمْعُ
المُؤَنَّثِ اَلسَّالِمِ، وَالْفِعْلُ المُضَارِعُ اَلَّذِي لَمْ يَتَّصِلْ
بِآخِرِهِ شَيْءٌ.
وَكُلُّها تُرفَعُ بِالضَّمَّةِ، وتُنصَبُ
بالفَتْحَةِ، وتُخْفَضُ بِالكَسْرَةِ، وتُجْزَمُ بالسُّكُونِ. وَخَرَجَ عَنْ ذلكَ
ثَلاثَةُ أَشْيَاءَ: جَمْعُ المُؤنَّثِ السَّالمُ يُنصَبُ بالكَسْرَةِ، والِاسْمُ
الَّذِي لا يَنْصِرفُ يُخْفَضُ بِالفَتْحَةِ، والفِعْلُ المُضَارِعُ المُعْتَلُّ الآخِرِ
يُجْزَمُ بِحَذْفِ آخِرِهِ
وَالَّذِي يُعرَبُ بِالحُرُوفِ أَرْبَعةُ
أَنْواعٍ: التَثْنِيَةُ، وَجَمْعُ المُذَكَّرِ السَّالِمُ، والأَسْمَاءُ
الخَمْسَةُ، والأَفْعَالُ الخَمْسَةُ وَهِيَ: يَفْعَلَانِ وَتَفْعَلَانِ
وَيَفْعَلُونَ وَتَفْعَلُونَ وَتَفْعَلِينَ
فَأمَّا التَثْنِيَةُ: فَتُرْفَعُ بِالْأَلِفِ، وَتُنْصَبُ
وَتُخْفَضُ بِالْيَاءِ
وَأَمَّا جَمْعُ الْمُذَكَّرِ السَّالِمُ: فَيُرْفَعُ
بِالْوَاوِ، وَيُنْصَبُ وَيُخْفَضُ بِالْيَاءِ
وَأَمَّا الْأَسْمَاءُ الْخَمْسَةُ:
فَتُرْفَعُ بِالْوَاوِ، وَتُنْصَبُ بِالْأَلِفِ، وَتُخْفَضُ بِالْيَاءِ
وَأَمَّا الْأَفْعَالُ الخِمْسَةُ: فَتُرْفَعُ بِالنُّونِ،
وَتُنْصَبُ وَتُجْزَمُ بِحَذْفِهَا
Fasal Tentang Kalimah Mu’rab
Kalimah-kalimah mu’rab itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu: di i’rabi dengan harakat dan huruf.
Mu’rab dengan Harakat
Kalimah yang di i’rabi dengan harakat ada empat macam, adalah:
- Isim mufrad
- Jamak taksir
- Jamak muannats salim
- Fi’il mudhari’ yang tidak bertemu dengan apa pun huruf akhirnya.
Semua macam tersebut dirofa’kan dengan dhammah, dinashobkan dengan fathah, dikhafadhkan dengan kasrah, dan dijazemkan dengan sukun. Hukum ini dikecualikan untuk tiga perkara, yaitu:
- Jamak muannats salim (dinashobkan dengan kasrah)
- Isim ghairu munsharif (dikhafadhkan dengan fathah)
- Fi’il mudhari’ mu’tal akhir (dijazemkan dengan membuang huruf akhirnya).
Mu’rab dengan Huruf
Adapun kalimah yang di i’rabi dengan huruf ada empat macam, adalah:
- Isim tasniyah
- Jamak mudzakkar salim
- Asma’ul khamsah (isim-isim yang lima)
- Af’alul khamsah (fi’il-fi’il yang lima), yaitu: yaf’alani (يَفْعَلَانِ), taf’alani (تَفْعَلَانِ), yaf’aluna (يَفْعَلُونَ), taf’aluna (تَفْعَلُونَ), dan taf’alina (تَفْعَلِينَ).
- Isim tasniyah dirafa’kan dengan alif, dinashobkan dan dikhafadhkan dengan ya’.
- Jamak mudzakkar salim dirofa’kan dengan wawu, dinashabkan dan dikhofadhkan dengan ya’.
- Asma’ul khamsah (isim-isim yang lima) dirafa’kan dengan wawu, dinashobkan dengan alif, dan dikhafadhkan dengan ya’.
- Adapun af’al khamsah (fi’il-fi’il yang lima) dirofa’kan dengan nun, dinashobkan dan dijazemkan dengan terbuangnya nun.
Untuk dapat mengetahui secara jelas kunjungi Al Mu'robat Dalam Jurumiyah
بَابُ الأَفْعَالِ
الأَفْعَالُ ثَلَاثَةٌ: مَاضٍ، وَمُضَارِعٌ،
وَأَمْرٌ. فَالْمَاضِي: مَفْتُوحُ الآخِرِ أَبَدًا. وَالْأَمْرُ: مَجْزُوْمٌ
أَبَدًا. وَالْمُضَارِعُ: مَا كَانَ فِي أَوَّلِهِ إِحْدَى اَلزَّوَائِدِ
الأَرْبَعِ اَلَّتِي يَجْمَعُهَا قَوْلُكَ «أَنَيْتُ» وَهُوَ مَرْفُوعٌ أَبَدًا،
حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ أَوْ جَازِمٌ
فَالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَ: أَنْ،
وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الجُحُودِ، وَحَتَّى،
وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ، وَالْوَاوِ، وَأَوْ
وَالْجَوَازِمُ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ وَهِيَ:
لَمْ، وَلَمَّا، وَأَلَمْ، وَأَلَمَّا، وَلَامُ الأَمْرِ وَالدُّعَاءِ، وَ «لَا»
فِي اَلنَّهْيِ وَالدُّعَاءِ، وَإِنْ وَمَا وَمَنْ وَمَهْمَا، وَإِذْمَا ، وأي
وَمَتَى، وَأَيَّانَ وَأَيْنَ ، وَأَنَّى، وَحَيْثُمَا، وَكَيْفَمَا، وَإِذًا فِي
اَلشِّعْرِ خَاصَّةً
Bab Tentang Fi’il-fi’il
Pembagian Fi’il
Fi’il itu ada tiga macam, adalah fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amr. Fi’il madhi itu dibaca fathah huruf akhirnya selamanya, fi’il amr dijazemkan selamanya, dan fi’il mudhari’ itu pasti diawali salah satu huruf tambahan yang empat, yang dihimpun dalam ungkapan “أَنَيْتُ”, yaitu hamzah, nun, ya’, dan ta’. Fi’il mudhari’ itu marfu’ selamanya, asalkan tidak kemasukan amil yang dapat menashobkan dan menjazemkan.
Amil Nawashib
Amil-amil yang dapat menashabkan ada 10 (sepuluh), yaitu: an (أَنْ), lan (لَنْ), idzan (إِذَنْ), kei (كَى), lamu kei (ل), lam juhud (ل), hatta (حَتَّى), fa jawab (ف), wawu (و), dan au (أَوْ).
Amil Jawazim
Amil-amil yang dapat menjazemkan 18 (delapan belas), yaitu: lam (لَمْ), lamma (لَمَّا), alam (أَلَمْ), alamma (أَلَمَّا), lam amr atau du’a (ل), la nahi atau du’a (لَا), in (إِنْ), ma (مَا), mahma (مَهْمَا), idzma (إِذْمَا), ayyun (أَيٌّ), mata (مَتَى), ayyana (أَيَّانَ), aina (أَيْنَ), anna (أَنَّى), hatsuma (حَيْثُمَا), kaifama (كَيْفَمَا), dan idzan (إِذَنْ) pada syair tertentu.
بَابُ مَرْفُوعَاتِ الأَسْمَاءِ
المَرْفُوعَاتُ سَبْعَةٌ وَهِيَ: الفَاعِلُ،
وَالْمَفْعُولُ اَلَّذِي لَمْ يُسَمَّ فَاعِلُهُ، وَالْمُبْتَدَأُ، وَخَبَرُهُ،
وَاسْمُ «كَانَ» وَأَخَوَاتِهَا، وَخَبَرُ «إِنَّ» وَأَخَوَاتِهَا، وَالتَّابِعُ
لِلْمَرْفُوعِ، وَهُوَ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ اَلنَّعْتُ، وَالْعَطْفُ،
وَالتَّوْكِيدُ، وَالْبَدَلُ
Bab Isim-isim yang Dibaca Rafa’
Isim-isim yang dibaca rafa’ itu ada 7 (tujuh), yaitu:
- Fa’il
- Maf’ul yang tidak disebutkan fa’ilnya (na’ibul fa’il)
- Mubtada’
- Khabar mubtada’
- Isim kana dan saudaranya
- Khabar inna dan saudaranya
- Isim yang mengikuti kepada isim-isim yang dibaca rafa’, ada 4 (empat) macam, adalah:
- Na’at (sifat)
- Athaf
- Taukid
- Badal
بَابُ الفَاعِلِ
الفَاعِلُ: هُوَ الْاِسْمُ المَرْفُوعُ
المَذْكُورُ قَبْلَهُ فِعْلُهُ. وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ ظَاهِرٍ، وَمُضْمَرٍ
فَالظَّاهِرُ، نَحْوُ قَوْلِكَ قَامَ
زَيْدٌ، وَيَقُومُ زَيْدٌ، وَقَامَ الزَّيْدَانِ، وَيَقُومُ الزَّيْدَانِ، وَقَامَ
الزَّيْدُونَ، وَيَقُومُ الزَّيْدُونَ، وَقَامَ اَلرِّجَالُ، وَيَقُومُ
اَلرِّجَالُ، وَقَامَتْ هِنْدٌ، وتَقومُ هِنْدٌ، وَقَامَتْ الْهِنْدَانِ،
وَتَقُومُ الْهِنْدَانِ، وَقَامَتْ الْهِنْدَاتُ، وَتَقُومُ الْهِنْدَاتُ،
وَقَامَتْ الهُنُودُ، وَتَقُومُ الهُنُودُ، وَقَامَ أَخُوكَ، وَيَقُومُ أَخُوكَ،
وَقَامَ غُلَامِي، وَيَقُومُ غُلَامِي، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
وَالْمُضْمَرُ اِثْنَا عَشَرَ، نَحْوَ
قَوْلِكَ: ضَرَبْتُ، وَضَرَبْنَا، وَضَرَبْتَ، وَضَرَبْتِ، وَضَرَبْتُمَا،
وَضَرَبْتُمْ، وَضَرَبْتُنَّ، وَضَرَبَ، وَضَرَبَتْ، وَضَرَبَا، وَضَرَبُوا، وَضَرَبْنَ
Bab Fa’il
Fa’il adalah isim yang dibaca rafa’, yang sebelum isim tersebut disebutkan fi’ilnya. Fa’il dibagi menjadi dua macam, yaitu: fa’il isim dhahir dan fa’il isim dhamir.
Fa’il Isim Dhahir
Fa’il isim dhahir seperti contoh berikut:
- قَامَ زَيْدٌ (Zaid telah berdiri)
- يَقُومُ زَيْدٌ (Zaid akan/sedang berdiri)
- قَامَ الزَّيْدَانِ (Kedua Zaid telah berdiri)
- يَقُومُ الزَّيْدَانِ (Kedua Zaid akan/sedang berdiri)
- قَامَ الزَّيْدُونَ (Para Zaid telah berdiri)
- يَقُومُ الزَّيْدُونَ (Para Zaid akan/sedang berdiri)
- قَامَ اَلرِّجَالُ (Seorang pemuda telah berdiri)
- يَقُومُ اَلرِّجَالُ (Seorang pemuda akan/sedang berdiri)
- قَامَتْ هِنْدٌ (Hindun telah berdiri)
- تَقومُ هِنْدٌ (Hindun akan/sedang berdiri)
- قَامَتْ الْهِنْدَانِ (Kedua Hindun telah berdiri)
- تَقُومُ الْهِنْدَانِ (Kedua Hindun akan/sedang berdiri)
- قَامَتْ الْهِنْدَاتُ (Para Hindun telah berdiri)
- تَقُومُ الْهِنْدَاتُ (Para Hindun akan/sedang berdiri)
- قَامَتْ الهُنُودُ (Para Hindu telah berdiri)
- تَقُومُ الهُنُودُ (Para Hindun akan/sedang berdiri)
- قَامَ أَخُوكَ (Saudaramu telah berdiri)
- يَقُومُ أَخُوكَ (Saudaramu akan/sedang berdiri)
- قَامَ غُلَامِي (Temanku telah berdiri)
- يَقُومُ غُلَامِي (Temanku akan/sedang berdiri), dan yang menyerupai contoh-contoh tersebut.
Fa’il Isim Dhamir
Fa’il isim dhamir itu ada 12 macam, seperti contoh berikut:
- ضَرَبْتُ (Mutakallim wahid)
- ضَرَبْنَا (Mutakallim ma’al ghair)
- ضَرَبْتَ (Mufrad mudzakkar mukhathab)
- ضَرَبْتِ (Mufrad muannats mukhathabah)
- ضَرَبْتُمَا (Tasniyah mudzakkar mukhathab/muannats mukhathabah)
- ضَرَبْتُمْ (Jamak mudzakkar mukhathab)
- ضَرَبْتُنَّ (Jamak muannats mukhathabah)
- ضَرَبَ (Mufrad mudzakkar ghaib)
- ضَرَبَتْ (Mufrad muannats ghaibah)
- ضَرَبَا/ضَرَبَتَا (Tasniyah mudzakkar ghaib/muannats ghaibah)
- ضَرَبُوا (Jamak mudzakkar ghaib)
- ضَرَبْنَ (Jamak muannats ghaibah).
بَابُ المَفْعُولِ اَلَّذِي لَمْ يُسَمَّ فَاعِلُهُ
وَهُوَ اَلِاسْمُ المَرْفُوعُ اَلَّذِي لَمْ يُذْكَرْ
مَعَهُ فَاعِلُهُ، فَإِنْ كَانَ الفِعْلُ مَاضِيًا: ضُمَّ أَوَّلُهُ وَكُسِرَ مَا
قَبْلَ آخِرِهِ، وَإِنْ كَانَ مُضَارِعًا: ضُمَّ أَوَّلُهُ وَفُتِحَ مَا قَبْلَ
آخِرِهِ.
وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ: ظَاهِرٍ، وَمُضْمَرٍ،
فَالظَّاهِرُ: نَحْوَ قَوْلِكَ «ضُرِبَ زَيْدٌ» وَ«يُضْرَبُ زَيْدٌ» وَ«أُكْرِمَ
عَمْرٌو» وَ«يُكْرَمُ عَمْرٌو
وَالْمُضْمَرُ اِثْنَا عَشَرَ، نَحْوَ قَوْلِكَ
«ضُرِبْتُ وَضُرِبْنَا، وَضُرِبْتَ، وَضُرِبْتِ، وَضُرِبْتُمَا، وَضُرِبْتُمْ،
وَضُرِبْتُنَّ، وَضُرِبَ، وَضُرِبَتْ، وَضُرِبَا، وَضُرِبُوا، وضُرِبْنَ
Bab Maf’ul yang Tidak Disebutkan Fa’ilnya
Pengertian Na’ibul Fa’il
Maf’ul yang tidak disebutkan fa’ilnya (Na’ibul fa’il) adalah isim yang dirofa’kan, yang tidak sebutkan fa’ilnya. Ketika fi’il itu berupa madhi, maka dibaca dhammah awalnya dan dikasrahkan huruf yang terjatuh sebelum akhir. Jika fi’ilnya berupa mudhari’, maka didhammahkan awalnya dan dibaca fathah huruf yang terjatuh sebelum akhir.
Pembagian Na’ibul Fa’il
Na’ibul fa’il ada dua macam, yaitu:
Na’ibul fa’il isim dhahir, adalah sebagaimana contoh berikut:
- ضُرِبَ زَيْدٌ (Zaid telah dipukul)
- يُضْرَبُ زَيْدٌ (Zaid akan/sedang dipukul)
- أُكْرِمَ عَمْرٌو (Amr telah dimuliakan)
- يُكْرَمُ عَمْرٌو (Amr akan/sedang dimuliakan).
Na’ibul fa’il isim dhamir ada 12 macam, seperti contoh berikut:
- ضُرِبْتُ (Saya)
- ضُرِبْنَا (Kita/kami)
- ضُرِبْتَ (Kamu {lk})
- ضُرِبْتِ (Kamu {pr})
- ضُرِبْتُمَا (Kalian berdua {lk/pr})
- ضُرِبْتُمْ (Kalian {lk})
- ضُرِبْتُنَّ (Kalian {pr})
- ضُرِبَ (Dia {lk})
- ضُرِبَتْ (Dia {pr})
- ضُرِبَا/ضُرِبَتَا (Mereka berdua {lk/pr})
- ضُرِبُوا (Mereka {lk})
- ضُرِبْنَ (Mereka {pr})
بَابُ المُبْتَدَأِ وَالْخَبَرِ
المُبْتَدَ: هو اَلِاسْمُ المَرْفُوعُ العَارِي عَنْ
العَوَامِلِ اَللَّفْظِيَّةِ. وَالْخَبَرُ: هُوَ اَلِاسْمُ المَرْفُوعُ المُسْنَدُ
إِلَيْهِ، نَحْوَ قَوْلِكَ «زَيْدٌ قَائِمٌ» وَ«الزَّيْدَانِ قَائِمَانِ» وَ
الزَّيْدُونَ قَائِمُونَ
وَالْمُبْتَدَأُ قِسْمَانِ: ظَاهِرٌ وَمُضْمَرٌ
فَالظَّاهِرُ مَا تَقَدَّمَ ذِكْرُهُ
وَالْمُضْمَرُ اِثْنَا عَشَرَ وَهِىَ: أَناَ، وَنَحْنُ،
وَأَنْتَ، وَأَنْتِ، وَأَنْتُمَا، وَأَنْتُمْ، وَأَنْتُنَّ، وَهُوَ، وَهِىَ،
وَهُمَا، وَهُمْ، وَهُنَّ. نَحْوُ قَوْلِكَ (أَنَا قَائِمٌ) وَ(نَحْنُ
قَائِمُوْنَ) وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
وَالْخَبَرُ قِسْمَانِ: مُفْرَدٌ، وَغَيْرُ مُفْرَدٍ
فَالْمُفْرَدُ نَحْوُ: زَيْدٌ قَائِمٌ، وَغَيْرُ
الْمُفْرَدِ: أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: الجَارُ وَالمَجْرُوْرُ، وَالظَّرْفُ،
وَالفِعْلُ مَعَ فَاعِلُهُ، وَالمُبْتَدَأُ مَعَ خَبَرِهِ، نَحْوُ قَوْلِكَ:
زَيْدٌ فِي الدَّارِ، وَزَيْدٌ عِنْدَكَ، وَزَيْدٌ قَامَ أَبُوْهُ، وَزَيْدٌ
جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ
Bab Mubtada’ dan Khabar
Pengertian Mubtada’ dan Khabar
Mubtada' adalah isim yang dirafa’kan, yang sepi dari amil-amil lafdziyah. Adapun Khobar adalah isim yang dibaca rofa’, yang disandarkan kepada mubtada itu sendiri.
Contohnya seperti ucapan:
- زَيْدٌ قَائِمٌ (Zaid itu berdiri)
- الزَّيْدَانِ قَائِمَانِ (Kedua Zaid itu berdiri)
- الزَّيْدُونَ قَائِمُونَ (Para Zaid itu berdiri).
Pembagian Mubtada’
Mubtada ada dua macam, yaitu mubtada’ isim dhahir dan mubtada isim dhamir.
Mubtada isim dhahir, adalah sebagaimana contoh yang telah disebutkan sebelumnya. Mubtada isim dhamir ada 12 macam, yaitu:
- أَناَ (Saya)
- نَحْنُ (Kita/kami)
- أَنْتَ (Kamu {lk})
- أَنْتِ (Kamu {pr})
- أَنْتُمَا (Kalian berdua {lk/pr})
- أَنْتُمْ (Kalian {lk})
- أَنْتُنَّ (Kalian {pr})
- هُوَ (Dia {lk})
- هِىَ (Dia {pr})
- هُمَا (Mereka bedua {lk/pr})
- هُمْ (Mereka {lk})
- هُنَّ (Mereka {pr}).
Contohnya seperti ucapan:
- أَنَا قَائِمٌ (Saya berdiri)
- نَحْنُ قَائِمُوْنَ (Kita/kami semua berdiri), dan lain sebagainya.
Pembagian Khabar Mubtada
Khabar mubtada ada 2 (dua) bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghairu mufrad. Khabar mufrad adalah sebagaimana ucapan “زَيْدٌ قَائِمٌ” (Zaid itu berdiri). Adapun khabar ghairu mufrad itu ada 4 (empat) macam, adalah:
- Jer majrur
- Dharaf
- Fi’il beserta fa’ilnya (jumlah fi’liyyah)
- Mubtada beserta khabarnya (jumlah ismiyyah).
Contohnya seperti:
- زَيْدٌ فِي الدَّارِ (Zaid di dalam rumah)
- زَيْدٌ عِنْدَكَ (Zaid di dekatmu)
- زَيْدٌ قَامَ أَبُوْهُ (Bapaknya Zaid telah berdiri)
- زَيْدٌ جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ (Jariyahnya Zaid pergi).
بَابُ العَوَامِلِ اَلدَّاخِلَةِ عَلَى
المُبْتَدَأِ وَالْخَبَرِ
وَهِيَ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: كَانَ
وَأَخَوَاتُهَا، وَإِنَّ وَأَخَوَاتُهَا، وَظَنَنْتُ وَأَخَوَاتُهَا
فَأَمَّا كَانَ وَأَخَوَاتُهَا: فَإِنَّهَا
تَرْفَعُ اَلِاسْمَ، وَتَنْصِبُ الخَبَرَ، وَهِيَ كَانَ، وَأَمْسَى، وَأَصْبَحَ،
وَأَضْحَى، وَظَلَّ، وَبَاتَ، وَصَارَ، وَلَيْسَ، وَمَا زَالَ، وَمَا اِنْفَكَّ،
وَمَا فَتِئَ، وَمَا بَرِحَ، وَمَا دَامَ وَمَا تَصَرَّفَ مِنْهَا نَحْوَ كَانَ،
وَيَكُونُ، وَكُنْ، وَأَصْبَحَ وَيُصْبِحُ وَأَصْبِحْ، تَقُولُ «كَانَ زَيْدٌ
قَائِمًا، وَلَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا» وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
وَأَمَّا إِنَّ وَأَخَوَاتُهَا: فَإِنَّهَا
تَنْصِبُ الاسْمَ وَتَرْفَعُ الْخَبَرَ، وَهِيَ: إِنَّ، وَأَنَّ، وَلَكِنَّ،
وَكَأَنَّ، وَلَيْتَ، وَلَعَلَّ، تَقُولُ: إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ، وَلَيْتَ
عَمْرًا شَاخِصٌ، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
وَمَعْنَى إِنَّ وَأَنَّ لِلتَّوْكِيدِ،
وَلَكِنَّ لِلِاسْتِدْرَاكِ، وَكَأَنَّ لِلتَّشْبِيهِ، وَلَيْتَ لِلتَّمَنِّي،
وَلَعَلَّ لِلتَّرَجِي وَالتَّوَقُعِ
Bab Amil-amil yang Masuk atas Mubtada’ dan Khabar
Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan khabar ada 3 macam, yaitu: kana dan saudaranya, inna dan saudaranya, dhanna dan saudaranya.
Kana dan Saudaranya
Kana dan saudaranya adalah amil yang merofa’kan isim dan menashobkan khabar (tarfa’ul isma wa tanshibul khabar), yaitu:
- kana (كَانَ),
- Amsa (أَمْسَى),
- Ashbaha (أَصْبَحَ),
- Adlha (أَضْحَى),
- Dhalla (ظَلَّ),
- Bata (بَاتَ),
- Shara (صَارَ),
- Laisa (لَيْسَ),
- Zala (زَالَ),
- I(nfakka (اِنْفَكَّ),
- Fati’a (فَتِئَ),
- Bariha (بَرِحَ), dan
- Ma dama (مَا دَامَ).
Dan apa-apa yang tertashrif dari kana dan saudaranya tersebut, seperti:
كَانَ – يَكُوْنُ – كُنْ / أَصْبَحَ – يُصْبِحُ – أَصْبِحْ
Contohnya adalah:
- كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا (Zaid itu berdiri)
- لَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا (Amr tidaklah hadir/tampak), dan lain sebagainya.
Inna dan Saudaranya
Inna dan saudaranya adalah amil yang menashabkan isim dan merafa’kan khabar (tanshibul isma wa tarfa’ul khabar), yaitu:
- Inna (إِنَّ)
- Anna (أَنَّ)
- Lakinna (لَكِنَّ)
- Kaanna (كَأَنَّ)
- Laita (لَيْتَ), dan
- La’alla (لَعَلَّ).
Contohnya seperti ucapan:
- إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ (Sesungguhnya Zaid berdiri)
- لَيْتَ عَمْرًا شَاخِصٌ (Seaindanya Amr hadir/tampak), dan lain sebagainya.
Makna inna (إِنَّ) dan anna (أَنَّ) adalah untuk taukid (pengukuhan), ka’anna (كَأَنَّ) untuk tasybih (menyerupakan), lakinna (لَكِنَّ) untuk istidrak (penyusulan kalimat sebelumnya), laita (لَيْتَ) untuk tamanni (harapan), dan la’alla (لَعَلَّ) untuk tarajji dan tawaqqu’ (harapan untuk perkara yang disenangi/tidak disenangi).
Dhanna dan Saudaranya
Adapun dhanna dan saudaranya, maka sesungguhnya ia menashobkan mubtada’ dan khabar, karena menjadi maf’ul keduanya “tanshibul mubtada’a wal khabara ala annahuma maf’ulani”, yaitu:
- Dhanna (ظَنَّ)
- Hasiba (حَسِبَ)
- Khaala (خَالَ)
- Za’ama (زَعَمَ)
- Ro’a (رَأَى)
- Alima (عَلِمَ)
- Wajada (وَجَدَ)
- Ittakhadza (إِتَّخَذَ)
- Ja’ala (جَعَلَ), dan
- Sami’a (سَمِعَ).
- ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا (Aku menyangka Zaid itu berdiri)
- رَأَيْتُ عَمْرًا شَاخِصًا (Aku melihat Amr hadir), dan apa-apa yang serupa dengan contoh tersebut.
بَابُ اَلنَّعْتِ
اَلنَّعْتُ تَابِعٌ لِلْمَنْعُوتِ فِي
رَفْعِهِ وَنَصْبِهِ وَخَفْضِهِ، وَتَعْرِيفِهِ وَتَنْكِيرِهِ; تَقُولُ: قَامَ
زَيْدٌ العَاقِلُ، وَرَأَيْتُ زَيْدًا العَاقِلَ، وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ العَاقِلِ
وَالْمَعْرِفَةُ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ:
اَلِاسْمُ المُضْمَرُ نَحْوُ أَنَا وَأَنْتَ، وَالِاسْمُ العَلَمُ نَحْوُ زَيْدٍ
وَمَكَّةَ، وَالِاسْمُ المُبْهَمُ نَحْوَ هَذَا، وَهَذِهِ، وَهَؤُلَاءِ،
وَالِاسْمُ اَلَّذِي فِيهِ الأَلِفُ وَاللَّامُ نَحْوَ اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُ،
وَمَا أُضِيفَ إِلَى وَاحِدٍ مِنْ هَذِهِ الأَرْبَعَةِ
وَالنَّكِرَةُ: كُلُّ اِسْمٍ شَائِعٍ فِي
جِنْسِهِ لَا يَخْتَصُّ بِهِ وَاحِدٌ دُونَ آخَرَ، وَتَقْرِيبُهُ كُلُّ مَا صَلَحَ
دُخُولُ الأَلِفِ وَاللَّامِ عَلَيْهِ، نَحْوُ اَلرَّجُلِ والغُلَامِ
Bab Na’at
Pengertian Na’at
Na’at adalah isim yang mengikuti kepada man’utnya dalam hal rofa’, nashob, khafadh, ma’rifat, dan nakirohnya. Seperti ucapan:
- قَامَ زَيْدٌ العَاقِلُ (Zaid yang pandai sudah berdiri)
- وَرَأَيْتُ زَيْدًا العَاقِلَ (Aku melihat Zaid yang pandai)
- مَرَرْتُ بِزَيْدٍ العَاقِلِ (Aku melewati Zaid yang pandai).
Isim ma’rifat
Isim ma’rifat (tertentu) ada 5 macam, yaitu:
- Isim dhamir, contohnya أَنَا dan نَحْنُ
- Isim alam, contohnya زَيْدٌ dan مَكَّةَ
- Isim mubham, contohnya هَذَا, هَذِهِ, dan هَؤُلَاءِ
- Isim yang disertai alif lam, contohnya الرَّجُلُ dan الغُلَامُ
- Isim yang dimudhafkan kepada salah satu isim-isim di atas.
Isim nakiroh
Isim Nakiroh adalah setiap kata yang beragam jenisnya, tidak tertentu pada sesuatu apapun. Dan untuk memudahkannya, nakiroh merupakan setiap kata yang dapat menerima masuknya alif lam, contohnya lafadz اَلرَّجُل dan الغُلَام
بَابُ العَطْفِ
وَحُرُوفُ العَطْفِ عَشَرَةٌ وَهِيَ:
الوَاوُ، وَالْفَاءُ، وَثُمَّ، وَأَوْ، وَأَمْ، وَإِمَّا، وَبَلْ، وَلَا،
وَلَكِنْ، وَحَتَّى فِي بَعْضِ المَوَاضِع،ِ فَإِنْ عُطِفَتْ بِهَا عَلَى
مَرْفُوعٍ رُفِعَتْ أَوْ عَلَى مَنْصُوبٍ نُصِبَتْ، أَوْ عَلَى مَخْفُوضٍ
خُفِضَتْ، أَوْ عَلَى مَجْزُومٍ جُزِمَتْ، تَقُولُ قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو،
وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا، وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو، وَزَيْدٌ لَمْ
يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ
Bab Athaf
Huruf athaf ada sepuluh macam, yaitu: wawu (و), fa’ (ف), tsumma (ثُمَّ), aw (أَوْ), am (أَمْ), immaa (إِمَّا), bal (بَلْ), laa (لَا), lakin (لَكِنْ), dan hatta (حَتَّى) pada sebagian tempat.
Dengan demikian kita diathafkan atas isim yang dirafa’kan maka dibaca rafa’, atau atas isim yang dinashobkan maka dibaca nashob, atau atas isim yang dikhafadhkan maka dibaca khafadh, atau atas isim yang jazemkan maka dibaca jazem.
Contohnya seperti:
- قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو (Zaid dan Amr berdiri)
- رَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا (Aku melihat Zaid dan Amr)
- مَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو (Aku melewati Zaid dan Amr)
- زَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ (Zaid tidaklah berdiri tidak pula duduk).
بَابُ اَلتَّوْكِيدِ
اَلتَّوْكِيدُ: تَابِعٌ لِلْمُؤَكَّدِ فِي
رَفْعِهِ، وَنَصْبِهِ، وَخَفْضِهِ، وَتَعْرِيفِهِ. وَيَكُونُ بِأَلْفَاظٍ مَعْلُومَةٍ،
وَهِيَ اَلنَّفْسُ، وَالْعَيْنُ، وَكُلُّ، وَأَجْمَعُ، وَتَوَابِعُ أَجْمَعَ،
وَهِيَ أَكْتَعُ، وَأَبْتَعُ، وَأَبْصَعُ، تَقُولُ قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ،
وَرَأَيْتُ القَوْمَ كُلَّهُمْ، وَمَرَرْتُ بِالْقَوْمِ أَجْمَعِينَ
Bab Taukid
Taukid adalah isim yang mengikuti kepada lafadz yang ditaukidi dalam hal rafa’, nashob, khafadh, dan kema’rifatannya. Taukid itu telah tertentu lafadz-lafadznya, adalah:
- An-nafsu (النَّفْسُ)
- Al-‘ainu (العَيْنُ)
- Kullun (كُلٌّ)
- Ajma’u (أَجْمَعُ) dan lafadz-lafadz yang menganut lafadz ajma’u (أَجْمَعُ), yaitu: akta’u (أَكْتَعُ), abta’u (أَبْتَعُ), dan abshahu (أَبْصَحُ).
Contohnya seperti:
- قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ (Zaid sendiri berdiri)
- رَأَيْتُ القَوْمَ كُلَّهُمْ (Saya melihat kaum seluruhnya)
- مَرَرْتُ بِالْقَوْمِ أَجْمَعِينَ (Saya melewati kaum semuanya).
بَابُ البَدَلِ
إِذَا أُبْدِلَ اِسْمٌ مِنْ اِسْمٍ أَوْ
فِعْلٌ مِنْ فِعْلٍ تَبِعَهُ فِي جَمِيعِ إِعْرَابِهِ. وَهُوَ عَلَى أَرْبَعَةِ
أَقْسَامٍ: بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْءِ، وَبَدَلُ البَعْضِ مِنْ الكُلِّ،
وَبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ، وَبَدَلُ الغَلَطِ، نَحْوَ قَوْلِكَ «قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ،
وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ، وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ، وَرَأَيْتُ
زَيْدًا الفَرَسَ»، أَرَدْتَ أَنْ تَقُولَ رَأَيْتُ الفَرَسَ فَغَلِطْتَ
وَأَبْدَلْتَ زَيْدًا مِنْهُ
Bab Badal (Kata Ganti)
Ketika isim dibuat badal dari isim atau badal fi’il dari fi’il, maka badalnya tersebut mengikuti pada keseluruhan i’rabnya. Badal ada 4 macam, yaitu:
- Badal syai’ min syai’ (بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْءِ)
- Badal ba’dl min kul (بَدَلُ البَعْضِ مِنْ الكُلِّ)
- Badal isytimal (بَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ)
- Badal ghalath (بَدَلُ الغَلَطِ).
Contohnya seperti:
- قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ (Saudaranya Zaid sudah berdiri)
- أَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ (Aku memakan sepertiga roti)
- نَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ (Ilmunya Zaid bermanfaat bagiku)
- رَأَيْتُ زَيْدًا الفَرَسَ (Aku melihat kuda).
Kamu hendak berkata “رَأَيْتُ زَيْدًا الفَرَسَ” (aku melihat kuda), kemudian ternyata kamu salah mengucapkannya, dan kamu menggantinya dengan Zaid.
بَابُ مَنْصُوبَاتِ الأَسْمَاءِ
المَنْصُوبَاتُ خَمْسَةَ عَشَرَ: وَهِيَ: المَفْعُولُ
بِهِ، وَالْمَصْدَرُ، وَظَرْفُ اَلزَّمَانِ، وَظَرْفُ المَكَانِ، وَالْحَالُ،
وَالتَّمْيِيزُ، وَالْمُسْتَثْنَى، وَاسْمُ لَا، وَالْمُنَادَى، وَخَبَرُ كَانَ
وَأَخَوَاتِهَا، وَاسْمُ إِنَّ وَأَخَوَاتِهَا، وَالْمَفْعُولُ مِنْ أَجْلِهِ،
وَالْمَفْعُولُ مَعَهُ، وَالتَّابِعُ لِلْمَنْصُوبِ، وَهُوَ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءٍ:
النَّعْتُ وَالْعَطْفُ وَالتَّوْكِيدُ وَالْبَدَلُ
Bab Isim-Isim Yang Dibaca Nashob
Isim-isim yang dibaca nashab ada 15 macam, yaitu:
- Maf’ul bih
- Mashdar
- Dharaf zaman
- Dharaf makan
- Hal
- Tamyiz
- Mustatsna
- Isimnya laa
- Munada
- Khabar kana dan saudaranya
- Isim inna dan saudaranya
- Maf’ul min ajlih
- Maf’ul ma’ah
- Kedua maf’ulnya dhanna dan saudaranya
- Isim-isim yang mengikuti ma’mul manshub, yaitu: na’at, athaf, taukid, dan badal.
بَابُ المَفْعُولِ بِهِ
وَهُوَ اَلِاسْمُ المَنْصُوبُ، اَلَّذِي
يَقَعُ بِهِ الفِعْلُ، نَحْوَ ضَرَبْتُ زَيْدًا، وَرَكِبْتُ الفَرَسَ
وَهُوَ قِسْمَانِ ظَاهِرٌ، وَمُضْمَرٌ.
فَالظَّاهِرُ: مَا تَقَدَّمَ ذِكْرُهُ. وَالْمُضْمَرُ: قِسْمَانِ مُتَّصِلٌ،
وَمُنْفَصِلٌ
فَالْمُتَّصِلُ: اِثْنَا عَشَرَ، وَهِيَ
ضَرَبَنِي، وَضَرَبَنَا، وَضَرَبَكَ، وَضَرَبَكِ، وَضَرَبَكُمَا، وَضَرَبَكُمْ،
وَضَرَبَكُنَّ، وَضَرَبَهُ، وَضَرَبَهَا، وَضَرَبَهُمَا، وَضَرَبَهُمْ،
وَضَرَبَهُنَّ
وَالْمُنْفَصِلُ: اِثْنَا عَشَرَ، وَهِيَ
إِيَّايَ، وَإِيَّانَا، وَإِيَّاكَ، وَإِيَّاكِ، وَإِيَّاكُمَا، وَإِيَّاكُمْ،
وَإِيَّاكُنَّ، وَإِيَّاهُ، وَإِيَّاهَا، وَإِيَّاهُمَا، وَإِيَّاهُمْ،
وَإِيَّاهُنَّ
Bab Maf’ul Bih (Obyek)
Pengertian maf’ul bih
Maf’ul bih adalah isim yang dibaca nashob, yang dijatuhkan kepadanya suatu pekerjaan atau perbuatan.
Pembagian Maf’ul Bih
Maf’ul bih ada dua macam, yaitu isim dhahir dan isim dhamir. Maf’ul bih yang berupa isim dhahir sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Adapun maf’ul bih isim dhamir itu ada dua macam, yaitu: dhamir muttashil dan munfashil.
Maf’ul bih dhamir muttashil ada 12 macam. Seperti ucapan:
- ضَرَبَنِي (Dia memukulku)
- ضَرَبَنَا (Dia memukul kami)
- ضَرَبَكَ (Dia memukulmu {lk})
- ضَرَبَكِ (Dia memukulmu {pr})
- ضَرَبَكُمَا (Dia memukul kalian berdua {lk/pr})
- ضَرَبَكُمْ (Dia memukul kalian {lk})
- ضَرَبَكُنَّ (Dia memukul kalian {pr})
- ضَرَبَهُ (Dia memukulnya {lk})
- ضَرَبَهَا (Dia memukulnya {pr})
- ضَرَبَهُمَا (Dia memukul mereka berdua {lk/pr})
- ضَرَبَهُمْ (Dia memukul mereka {lk})
- وَضَرَبَهُنَّ (Dia memukul mereka {pr}).
Maf’ul bih dhamir munfashil juga ada 12 macam, yaitu:
- إِيَّايَ (Kepadaku)
- إِيَّانَا (Kepada kami)
- إِيَّاكَ (Kepadamu {lk})
- إِيَّاكُمَا (Kepada kalian berdua {lk/pr})
- إِيَّاكُمْ (Kepada kalian {lk})
- إِيَّاكُنَّ (Kepada kalian {pr})
- إِيَّاهُ (Kepadanya {lk})
- إِيَّاهَا (Kepadanya {pr})
- إِيَّاهُمَا (Kepada mereka berdua {lk/pr})
- إِيَّاهُمْ (Kepada mereka {lk})
- إِيَّاهُنَّ (Kepada mereka {pr}).
بَابُ المَصْدَرِ
المَصْدَرُ هُوَ اَلِاسْمُ المَنْصُوبُ،
اَلَّذِي يَجِيءُ ثَالِثًا فِي تَصْرِيفِ الفِعْلِ، نحو ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبًا
وَهُوَ قِسْمَانِ لَفْظِيٌّ وَمَعْنَوِيٌّ،
فَإِنْ وَافَقَ لَفْظُهُ لَفْظَ فِعْلِهِ فَهُوَ لَفْظِيٌّ، نَحْوُ قَتَلْتُهُ
قَتْلًا، وَإِنْ وَافَقَ مَعْنَى فِعْلِهِ دُونَ لَفْظِهِ فَهُوَ مَعْنَوِيٌّ ،
نحو جَلَسْتُ قُعُودًا، ، وَقُمْتُ وُقُوفًا، ، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
Bab Mashdar
Pengertian Mashdar
Mashdar adalah isim yang dibaca nashab, yang datang pada urutan ketiga dalam tashrif fi’il, seperti dharaba – yadhribu – dharban (ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبًا).
Pembagian Mashdar
Mashdar itu ada macam, yaitu mashdar lafdzi dan ma’nawi. Apabila lafadznya mashdar sesuai dengan lafadznya fi’il, maka disebut mashdar lafdzi, contohnya “ قَتَلْتُهُ قَتْلًا ” (Aku benar-benar membunuhnya).
Dan jika mashdar tersebut sesuai dengan maknanya fi’il, bukan lafadznya, maka disebut mashdar ma’nawi.
Contohnya “ جَلَسْتُ قُعُودًا ” (Aku benar-benar duduk), “ قُمْتُ وُقُوفًا ” (aku benar-benar berdiri), dan lain sebagainya.
بَابُ ظَرْفِ اَلزَّمَانِ وَظَرْفِ المَكَانِ
ظَرْفُ اَلزَّمَانِ: هُوَ اِسْمُ
اَلزَّمَانِ المَنْصُوبُ بِتَقْدِيرِ «فِي» نَحْوُ اليَوْمَ، وَاللَّيْلَةَ،
وَغَدْوَةً، وَبُكْرَةً، وَسَحَرًا، وَغَدًا، وَعَتَمَةً، وَصَبَاحًا، وَمَسَاءً،
وَأَبَدًا، وَأَمَدًا، وَحِينًا وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
وَظَرْفُ المَكَانِ: هُوَ اِسْمُ المَكَانِ
المَنْصُوبُ بِتَقْدِيرِ «فِي» نَحْوُ أَمَامَ، وَخَلْفَ، وَقُدَّامَ، وَوَرَاءَ،
وَفَوْقَ، وَتَحْتَ، وَعِنْدَ، وَمَعَ، وَإِزَاءَ، وَحِذَاءَ، وَتِلْقَاءَ،
وَثَمَّ، وَهُنَا، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ
Bab Dharaf Zaman dan Dharaf Makan
Pengertian Dharaf Zaman
Dharaf zaman (keterangan waktu) adalah isim yang dinashobkan dengan mengira-irakan maknanya fii “فِي”. Contohnya “اليَوْمَ” (hari), “اللَّيْلَةَ” (malam), “غَدْوَةً” (pagi-pagi), “بُكْرَةً” (esok hari), “سَحَرًا” (waktu sahur), “غَدًا” (besok), “عَتَمَةً” (senja hari), “صَبَاحًا” (pagi hari), “مَسَاءً” (sore), “أَبَدًا” (selamanya), “أَمَدًا” (jangka waktu), “حِينًا” (seketika), dan lain sebagainya.
Pengertian Dharaf Makan
Dharaf makan (keterangan waktu) adalah isim yang dibaca nashab dengan mengira-irakan maknanya fii “فِي”. Contohnya “أَمَامَ” (depan), “خَلْفَ” (belakang), “قُدَّامَ” (hadapan), “وَرَاءَ” (belakang), “فَوْقَ” (atas), “تَحْتَ” (bawah), “عِنْدَ” (dekat), “مَعَ” (beserta), “إِزَاءَ” (hadapan), “حِذَاءَ” (samping), “تِلْقَاءَ” (arah), “ثَمَّ” (di sana), “هُنَا” (di sini), dan lain sebagainya.
بَابُ الحَالِ
الحَالُ: هُوَ اَلِاسْمُ المَنْصُوبُ،
المُفَسِّرُ لِمَا اِنْبَهَمَ مِنْ الهَيْئَاتِ، نَحْوُ قَوْلِكَ «جَاءَ زَيْدٌ
رَاكِبًا» وَ«رَكِبْتُ الفَرَسَ مُسَرَّجًا» وَ«لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا»
وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ. وَلَا يَكُونَ الحَالُ إِلَّا نَكِرَةً، وَلَا يَكُونُ
إِلَّا بَعْدَ تَمَامِ الكَلَامِ، وَلَا يَكُونُ صَاحِبُهَا إِلَّا مَعْرِفَةً
Bab Hal
Hal adalah isim manshub, yang menjelaskan suatu keadaan yang masih samar. Contohnya seperti:
- جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا (Zaid datang dengan berkendara)
- رَكِبْتُ الفَرَسَ مُسَرَّجًا (Aku mengendarai kuda berpelana)
- لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا (Aku menemui Abdullah dengan berkendara), dan lain sebagainya.
Tidaklah tarkib chal itu kecuali berupa isim nakirah, terjatuh setelah sempurnanya kalam, dan tidak pula dzul chal itu kecuali berupa isim ma’rifat.
بَابُ اَلتَّمْيِيزِ
اَلتَّمْيِيزُ: هُوَ اَلِاسْمُ المَنْصُوبُ،
المُفَسِّرُ لِمَا اِنْبَهَمَ مِنْ اَلذَّوَاتِ، نَحْوُ قَوْلِكَ «تَصَبَّبَ
زَيْدٌ عَرَقًا»، وَ«تَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا» وَ«طَابَ مُحَمَّدٌ نَفْسًا»
وَ«اِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا» وَ«مَلَكْتُ تِسْعِينَ نَعْجَةً» وَ«زَيْدٌ
أَكْرَمُ مِنْكَ أَبًا» وَ«أَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا» وَلَا يَكُونُ إِلَّا
نَكِرَةً، وَلَا يَكُونُ إِلَّا بَعْدَ تَمَامِ الكَلَامِ
Bab Tamyiz
Tamyiz adalah isim yang dibaca nashab, yang menjelaskan suatu dzat yang masih samar. Contohnya:
- تَصَبَّبَ زَيْدٌ عَرَقًا (Zaid bercucuran keringatnya)
- تَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا (Bakr penuh lemaknya)
- طَابَ مُحَمَّدٌ نَفْسًا (Muhammad bagus batinnya)
- اِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا (Aku membeli 20 budak)
- مَلَكْتُ تِسْعِينَ نَعْجَةً (Aku memiliki 90 kambing betina)
- زَيْدٌ أَكْرَمُ مِنْكَ أَبًا (Ayah Zaid lebih mulia darimu)
- زَيْدٌ أَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا (Wajahnya Zaid lebih tampan darimu).
Tidaklah tamyiz itu kecuali berupa isim nakirah, dan terjatuh setelah sempurnanya kalam (kalimat).
بَابُ اَلِاسْتِثْنَاءِ
وَحُرُوفُ اَلِاسْتِثْنَاءِ ثَمَانِيَةٌ:
وَهِيَ إِلَّا، وَغَيْرُ، وَسِوًى، وَسُوًى، وَسَوَاءٌ، وَخَلَا، وَعَدَا،
وَحَاشَا
فَالْمُسْتَثْنَى بِإِلَّا: يُنْصَبُ إِذَا
كَانَ الكَلَامُ تَامًّا مُوجَبًا، نَحْوُ «قَامَ القَوْمُ إِلَّا زَيْدًا»
وَ«خَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا» وَإِنْ كَانَ الكَلَامُ مَنْفِيًّا تَامًّا
جَازَ فِيْهِ البَدَلُ وَالنَّصْبُ عَلَى اَلِاسْتِثْنَاءِ، نَحْوُ «مَا قَامَ
القَوْمُ إِلَّا زَيْدٌ» وَ إِلَّا زَيْدًا
وَإِنْ كَانَ الكَلَامُ نَاقِصًا كَانَ
عَلَى حَسَبِ العَوَامِلِ، نَحْوُ «مَا قَامَ إِلَّا زَيْدٌ وَ«مَا ضَرَبْتُ
إِلَّا زَيْدًا» وَ«مَا مَرَرْتُ إِلَّا بِزَيْدٍ
.وَالْمُسْتَثْنَى بِغَيْرِ، وَسِوًى، وَسُوًى، وَسَوَاءً،
مَجْرُورٌ لَا غَيْرُ
وَالْمُسْتَثْنَى بِخَلَا، وَعَدَا،
وَحَاشَا، يَجُوزُ نَصْبُهُ وَجَرُّهُ، نَحْوُ «قَامَ القَوْمُ خَلَا زَيْدًا،
وَزَيْدٍ» وَ«عَدَا عَمْرًا وَعَمْرٍو» وَ حَاشَا بَكْرًا وَبَكْرٍ
Bab Istitsna’
Macam-Macam Huruf Istitsna’
Huruf istisna’ (pengecualian) ada 8 macam, yaitu: illa (إِلَّا), ghairu (غَيْرُ), siwan (سِوًى), suwan (سُوًى), sawaaun (سَوَاءٌ), khalaa (خَلَا), ‘adaa (عَدَا), dan haasyaa (حَاشَا).
Mustasna (isim yang dikecualikan) dengan illa (إِلَّا) ketika terjatuh setelah kalam tam mujab maka dibaca nashob. Contohnya:
- قَامَ القَوْمُ إِلَّا زَيْدًا (Kaum itu berdiri kecuali Zaid)
- خَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا (Orang-orang keluar kecuali Amr).
Apabila terjatuh setelah kalam tam manfi, maka boleh dijadikan badal atau dibaca nashob sebagai istisna’. Contohnya مَا قَامَ القَوْمُ إِلَّا زَيْدٌ / زَيْدًا (tidaklah kaum itu berdiri kecuali Zaid).
Dan jika terjatuh setelah kalam naqish, maka dibaca sesuai dengan kebutuhan amil yang terjatuh sebelum illa (إِلَّا). Contohnya:
- مَا قَامَ إِلَّا زَيْدٌ (Tidak ada yang berdiri kecuali Zaid)
- مَا ضَرَبْتُ إِلَّا زَيْدًا (Aku tidak memukul siapa pun kecuali Zaid)
- مَا مَرَرْتُ إِلَّا بِزَيْدٍ (Aku tidak melintasi siapa pun kecuali Zaid).
Dan mustasna (isim yang dikecualikan) dengan ghairu (غَيْرُ), siwan (سِوًى), suwan (سُوًى), sawaaun (سَوَاءٌ) itu dibaca jer, tidaklah selainnya.
Adapun mustasna (isim yang dikecualikan) dengan khalaa (خَلَا), ‘adaa (عَدَا), dan haasyaa (حَاشَا) itu boleh dibaca nashob atau dibaca jer. Contohnya قَامَ القَوْمُ خَلَا زَيْدًا / زَيْدٍ، وَعَدَا عَمْرَا / عَمْرٍو، وَحَاشَا بَكْرًا / بَكْرٍ (Suatu kaum berdiri selain/kecuali Zaid, Amr, dan Bakr).
بَابُ لَا
اِعْلَمْ أَنَّ «لَا» تَنْصِبُ
اَلنَّكِرَاتِ بِغَيْرِ تَنْوِينٍ إِذَا بَاشَرَتْ اَلنَّكِرَةَ وَلَمْ
تَتَكَرَّرْ «لَا» نَحْوَ لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ»
فَإِنْ لَمْ تُبَاشِرْهَا وَجَبَ اَلرَّفْعُ
وَوَجَبَ تَكْرَارُ «لَا» نَحْوَ لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ وَلَا اِمْرَأَةٌ.
فَإِنْ تَكَرَّرَتْ جَازَ إِعْمَالُهَا وَإِلْغَاؤُهَا، فَإِنْ شِئْتَ قُلْتُ لَا
رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةٌ وَإِنْ شِئتَ قُلْتَ: لَا رَجُلَ فِي
اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةَ
Bab Tentang Laa “لَا”
Ketahuilah ! bahwa sesungguhnya laa “لَا” itu dapat menashobkan isim nakirah dengan tanpa tanwin. Keadaan ini berlaku ketika laa “لَا” bertemu langsung dengan isim nakiroh dan laa “لَاا” tidak diulang-ulang. Contohnya “لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ” (tidaklah pemuda itu di rumah).
Jika laa “لَا” tidak bertemu langsung dengan isim nakirah maka wajib dibaca rofa’ dan laa “لَا” wajib diulang-ulang. Contohnya “لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ وَلَا اِمْرَأَةٌ” (tidaklah di rumah pemuda dan pemudi itu).
Apabila laa “لَاا” telah disebutkan berulang kali maka dapat beramal (menashobkan isim nakirah) dan tidak beramal (isim nakirah dibaca rafa’). Contohnya:
- لَا رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةٌ (isim nakirah dibaca rofa’ sebagai mubtada)
- لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةَ (isim nakirah dibaca nashob sebagai isimnya laa “لَا”).
بَابُ المُنَادَى
المُنَادَى خَمْسَةُ أَنْوَاعٍ: المُفْرَدُ العَلَمُ، وَالنَّكِرَةُ المَقْصُودَةُ، وَالنَّكِرَةُ غَيْرُ المَقْصُودَةِ، وَالْمُضَافُ، وَالشَّبِيهُ بِالْمُضَافِ
فَأَمَّا المُفْرَدُ العَلَمُ وَالنَّكِرَةُ
المَقْصُودَةُ: فَيَبْنَيَانِ عَلَى اَلضَّمِّ مِنْ غَيْرِ تَنْوِينٍ، نَحْوُ «يَا
زَيْدُ» وَ«يَا رَجُلُ». وَالثَّلَاثَةُ البَاقِيَةُ مَنْصُوبَةٌ لَا غَيْرُ
Bab Munada
Pembagian Munada
Munada (yang dipanggil) itu ada 5 macam, adalah:
- Munada mufrad alam
- Munada nakirah maqshudah
- Munada nakirah ghairu maqshudah
- Mudhafi
- Syibh mudhaf.
Adapun munada mufrad alam dan nakiroh maqshudah keduanya adalah mabni dhammah dengan tanpa tanwin. Contohnya “يَا زَيْدُ” (wahai Zaid), dan “يَا رَجُلُ” (wahai pemuda). Dan tiga sisanya (nakirah ghairu maqshudah, mudhaf, syibh mudhaf) itu dibaca nashob, bukan selainnya.
Untuk penjelasan secara rinci pengertian Munada dapat dilihat disni.
بَابُ المَفْعُولِ مِنْ أَجْلِهِ
وَهُوَ اَلِاسْمُ المَنْصُوبُ، اَلَّذِي
يُذْكَرُ بَيَانًا لِسَبَبِ وُقُوعِ الفِعْلِ، نَحْوَ قَوْلِكَ «قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالًا
لِعَمْرٍو» وَ«قَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ
Bab Maf’ul Min Ajlih
Maf’ul min ajlih adalah isim yang dibaca nashab, yang disebutkan guna menjelaskan sebab-sebab jatuhnya suatu fi’il. Contohnya:
- قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالًا لِعَمْرٍو (Zaid berdiri karena menghormati Amr)
- قَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ (Aku sengaja mendatangimu karena mengharap kebaikanmu).
بَابُ المَفْعُولِ مَعَهُ
وَهُوَ اَلِاسْمُ المَنْصُوبُ، اَلَّذِي يُذْكَرُ لِبَيَانِ مَنْ فُعِلَ مَعَهُ الفِعْلُ، نَحْوُ قَوْلِكَ «جَاءَ الأَمِيرُ وَالْجَيْشَ» وَ«اِسْتَوَى المَاءُ وَالْخَشَبَةَ»
وأَمَّا خَبَرُ «كَانَ» وَأَخَوَاتِهَا،
وَاسْمُ «إِنَّ» وَأَخَوَاتِهَا، فَقَدْ تَقَدَّمَ ذِكْرُهُمَا فِي
المَرْفُوعَاتِ، وَكَذَلِكَ اَلتَّوَابِعُ; فَقَدْ تَقَدَّمَتْ هُنَاكَ
Bab Maf’ul Ma’ah
Maf’ul Ma’ah adalah isim manshub, yang disebutkan untuk menjelaskan seseorang atau perkara yang bersamanya suatu pekerjaan. Contohnya:
- جَاءَ الأَمِيرُ وَالْجَيْشَ (Raja telah datang beserta pasukannya)
- اِسْتَوَى المَاءُ وَالْخَشَبَةَ (Air itu naik bersama kayu).
Adapun khabar kana dan saudaranya, juga isim inna dan saudaranya maka sungguh telah berlalu penjelasan keduanya pada bab “isim-isim yang dibaca rafa”, begitu juga dengan tawa’bi (na’at, athaf, taukid, badal), maka sungguh telah berlalu pula keterangannya.
بَابُ المَخْفُوضَاتِ مِنْ الأَسْمَاءِ
المَخْفُوضَاتُ
ثَلَاثَةُ أَنْوَاعٍ: مَخْفُوضٌ بِالْحَرْفِ، وَمَخْفُوضٌ بِالْإِضَافَةِ،
وَتَابِعٌ لِلْمَخْفُوضِ
فَأَمَّا
المَخْفُوضُ بِالْحَرْفِ: فَهُوَ مَا يُخْفَصُ بِمِنْ، وَإِلَى، وَعَنْ، وَعَلَى،
وَفِي، وَرُبَّ، وَالْبَاءِ، وَالْكَافِ، وَاللَّامِ، وَبِحُرُوفِ القَسَمِ،
وَهِيَ الوَاوُ، وَالْبَاءُ، وَالتَّاءُ، وَبِوَاوِ رُبَّ، وَبِمُذْ، وَمُنْذُ
وَأَمَّا
مَا يُخْفَضُ بِالْإِضَافَةِ، فَنَحْوُ قَوْلِكَ «غُلَامُ زَيْدٍ» وَهُوَ عَلَى
قِسْمَيْنِ مَا يُقَدَّرُ بِاللَّامِ، وَمَا يُقَدَّرُ بِمِنْ; فَاَلَّذِي
يُقَدَّرُ بِاللَّامِ نَحْوُ «غُلَامُ زَيْدٍ» وَاَلَّذِي يُقَدَّرُ بِمِنْ،
نَحْوُ «ثَوْبُ خُزٍّ» وَ«بَابُ سَاجٍ» وَ«خَاتَمُ حَدِيدٍ»، وَمَا أَشْبَهَ
ذَلِكَ
Bab Isim-Isim Yang Dibaca Khafadh
Pembagian Isim yang Dibaca Khafadh
Isim-isim yang dibaca khafadh atau jer itu ada 3 macam, adalah:
- Dijerkan sebab masuknya huruf jer
- Dijerkan sebab idhafah
- Dijerkan sebab ta’bi (mengikuti isim-isim yang dibaca jer).
Dijerkan Sebab Masuknya Huruf Jer
Isim yang dibaca khafadh / jer sebab masuknya suatu huruf adalah isim yang dijerkan oleh huruf: min (مِنْ), ilaa (إِلَى), an (عَنْ), alaa (عَلَى), fii (فِى), rubba (رُبَّ), ba’ (بِ), kaf (كَ), lam (لِ), dan huruf qasam (sumpah), yaitu: wawu (وَ), ba’ (بِ), ta’ (تَ), mudz (مُذْ), dan mundzu (مُنْذُ).
Dijerkan Sebab Idhafah
Isim yang dibaca khafadh / jer sebab idhafah, seperti “غُلَامُ زَيْدٍ” (anaknya Zaid), itu ada 2 macam, adalah:
- Dikira-kirakan dengan huruf lam, contohnya “غُلَامُ زَيْدٍ” (anaknya Zaid)
- Dikira-kirakan dengan huruf min, contohnya “ثَوْبُ خُزٍّ” (pakaian sutera), “بَابُ سَاجٍ” (pintu kayu jati), “خَاتَمُ حَدِيدٍ” (cincin besi), dan lain sebagainya.
Demikian Terjemah Jurumiyah Edisi Terlengkap, semoga dengan adanya artikel ini akan menambah wawasan keilmuan kepada kita terkait dengan memahami isi dari kitab Jurumiyah, hingga lebih memudahkan dalam belajar bahasa Arab.
Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemah Kitab Matan Jurumiyah Edisi Terlengkap"