Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-29 & 30 Bab Macam-Macam Mabni

San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-29 & 30 Bab Macam-Macam Mabni - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-29 & 30 Bab Macam-Macam Mabni
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-29 & 30 Bab Macam-Macam MabniSebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.

Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.

Berikut Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-29 & 30 Bab Macam-Macam Mabni:
29. Keadaan-keadaan yang menetapi  akhir kata-kata mabni ada empat, yaitu: sukun, fathah, dhommah, kasroh dan dinamakan anwa'ul bina.
30. Kata-kata yang akhirnya tetap dengan sukun/fathah/dhommah/kasroh, dinamakan mabni di atas sukun/fathah/dhommah/kasroh.
Contoh-contoh:
  1. Berapa banyak kuda di lapangan itu?
  2. Berapa harga jam tanganmu?
  3. Berapa kali kamu berjanji tetapi tidak kamu tepati?
  4. Udara itu menjadi sejuk? (tidak panas tidak dingin)
  5. Apakah udara sejuk?
  6. Udara itu telah menjadi sejuk
  7. Berhentilah ditempatmu!
  8. Berjalanlah (pergilah) sesukamu.
  9. Engkau tinggal di tempat yang berudara baik
  10. Kemarin sangat panas
  11. Aku mengunjungi piramida kemarin
  12. Aku pergi ke benteng kemarin
PEMBAHASAN:

Kita telah mengetahui dari pembahasan yang lalu bahwa mabni adalah kata yang akhirnya tetap pada satu keadaan di seluruh susunan kalimat. Dan pada pelajaran kali ini, kita ingin mengetahui keadaan-keadaan akhir kata yang mabni tersebut.

Perhatikan contoh:

Kata كَمْ - اِعْتَدَلَ - حَيْثُ - أَمْسِ  pada contoh sebelumnya, semua kata tersebut adalah mabni. Karena akhir kata-kata tersebut tetap dalam satu keadaan, tidak berubah sekalipun susunan kalimatnya berubah.

Akhir kata كَمْ adalah tetap dengan sukun, oleh karena itu كَمْ dikatakan mabni di atas sukun.

Akhir kata اعْتَدَلَ adalah tetap dengan fathah, oleh karena itu اعْتَدَلَ dikatakan mabni di atas fathah.

Akhir kata حَيْثُ adalah dengan dhommah, oleh karena itu حَيْثُ dikatakan mabni di atas dhommah.

Akhir kata أَمْسِ adalah dengan kasroh, oleh karena itu أَمْسِ dikatakan mabni di atas kasroh.

Dan jika kita teliti pada akhir kata-kata mabni tersebut, tidak kita dapati keadaan lain kecuali empat keadaan (mabni di atas sukun, fathah, dhommah dan kasroh).

Dan disana tidak ada ketentuan khusus untuk mengetahui tentang keadaan akhir kata-kata yang mabni tersebut. Hanya saja referensi untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan menukil dari kitab-kitab bahasa yang terpercaya.

Pembahasan pada bab selanjutnya yaitu Terjemah Nahwu Wadhih Juz II Macam-Macam I'rob.


Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-29 & 30 Bab Macam-Macam Mabni, semoga dapat dipahami dengan mudah, jika masih mengalami kesulitan dalam memahami Kaidah pada Nahwu Wadhih ini dapat ditanyakan pada kolom komentar di bawah artikel ini, atau bertanya langsung kepada guru Nahwu yang menguasainya.

Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini  Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2

Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm

Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-29 & 30 Bab Macam-Macam Mabni"