Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-50 Huruf Yang Menjazemkan Dua Fi'il Mudhore'
San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-50 Huruf Yang Menjazemkan Dua Fi'il Mudhore' - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-49 Jazemnya Fi'il Mudhore'. Sebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.
Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.
Berikut Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-50 Huruf Yang Menjazemkan Dua Fi'il Mudhore':
Alat-alat yang dapat menjazemkan dua fi'il ada dua belas, yaitu: " إِنْ " (jika), " اِذْمَا " (jika), kedua alat ini adalah huruf: dan " مَنْ " (siapa), " مَا " (apa) " مَهْمَا " (apa saja), " مَتَى " (kapan), " اَيَّانَ " (kapan saja), " اَيْنَ " (di mana atau ke mana), " اَنَّى " (di mana saja), " حَيْثُمَا " (di mana saja), " كَيْفَمَا " (bagaimana) dan " اَىُّ " Semua alat ini adalah isim.
Arti Contoh:
- Barangsiapa makan melmpaui batas, maka dia akan sakit perut
- Barangsiapa bersusah-payah di waktu kecilnya, maka dia akan senang-senang di waktu tuanya.
- Barangsiapa menjauhi penganiayaan terhadap orang lain, maka Ia akan terhindar dari aniaya mereka.
- Barangsiapa merantau, akan bertambah pengalamannya.
- Harta yang kamu Bada ar berguna padamu.
- Apa yang kamu sia-siakan dari waktumu, maka engkau akan menyesalinya.
- Sesuatu yang engkau rusak, engkau akan ganti harganya.
- Apa yang engkau belanjakan dalam kebaikan, maka engkau akan terbalaskan,
Pembahasan:
Pada juz pertama kita ketahui bahwa “in” itu menjazemkan dua fi'il mudlari', yang kejadian pertamanya menjadi sebab adanya kejadian kedua, Di sini, kami akan membahas huruf-huruf lain yang berfungsi seperti fungsi “in.” Karena itu kami katakan:
Tiap-tiap contoh pada empat contoh di atas memuat dua fi'il mudhari'. Kalau keduanya kita lihat dari segi lafalnya, maka akan kita lihat kedua-duanya dijazemkan. Tetapi kalau kita lihat keduanya dari segi makna, maka kita akan lihat bahwa kejadian yang pertama merupakan syarat bagi kejadian kedua atau kejadian kedua itu sebagai akibat pada kejadian yang pertama.
Seperti contoh kalimat pertama, menunjukkan bahwa berlebih-lebihan (melampaui batas) dalam makan merupakan sebab timbul sakit perut atau sakit perut itu merupakan akibat dari makan yang berlebihan. Karena itu, fi'il pertama dinamakan fi'il syarat dan fi'il kedua dinamakan fi'il jawab.
Di sini timbul tanda tanya kepada kita: “Hal apakah yang mewajibkan jazem dua fi'il pada tiap-tiap contoh itu? Apakah yang menunjukkan keharusan tertibnya kedua itu terletak sesudah yang pertama?
Sesungguhnya kalau kita periksa contoh-contoh itu satu per satu, tentu tidak akan kita temui lain daripada, bahwa hal itu dikarenakan masuknya lafal “man” dan dialah yang menjazemkannya serta dialah yang menunjukkan pada syarat. Oleh karena itu ia dinamakan “Syarat Jazimah.”
Apabila kita teliti tentang sesuatu yang ditunjukkan oleh kata “man” pada setiap contoh kalimat di atas, begitu pula pada tiap-tiap contoh yang serupa, maka kita temukan, bahwa huruf-huruf itu adalah hanya untuk yang berakal.
Apabila kita lihat pada empat contoh terakhir. maka akan kita temukan. bahwa setiap contoh di atas terdapat dua
Fi'il mudhari' yang dijazemkan pula. Kegiatan pertama menjadi syarat (sebab) dan kegiatan kedua seperti telah dijelaskan. Apabila kita saling mempertanyakan pula apakah yang mewajibkan jazem dua fi'il pada tiap-tiap contoh kalimat itu dan apa pula yang menunjukkan pada sebab atau syarat itu?
Niscaya tidak dapat kita temukan sebabnya, kecuali hanya masuknya “man”. Jika begitu, maka ia adalah seperti huruf “man” yang menjazemkan dua fi'il mudlari' dan menunjukkan pada arti sebab (syarat). Tetapi bedanya ialah bahwa (man) senantiasa untuk yang tidak berakal.
Beginilah dan masih ada huruf-huruf lain yang berfungsi seperti fungsinya dan menunjukkan pada adanya syarat (sebab).
Pembahasan pada bab selanjutnya yaitu Terjemah Nahwu Wadhih Juz II Kaidah Ke-51 Bab I'robnya Af'aul Khomsah.
Baca Juga: Terjemah Lengkap Nahwu Wadhih Juz I
Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-50 Huruf Yang Menjazemkan Dua Fi'il Mudhore', semoga dapat dipahami dengan mudah, jika masih mengalami kesulitan dalam memahami Kaidah pada Nahwu Wadhih ini dapat ditanyakan pada kolom komentar di bawah artikel ini, atau bertanya langsung kepada guru Nahwu yang menguasainya.
Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini ⇨ Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2
Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-50 Huruf Yang Menjazemkan Dua Fi'il Mudhore'"