Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-38 Bab I'rob Fi'il Mudhore' Mu'tal Akhir

San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-38 Bab I'rob Fi'il Mudhore' Mu'tal Akhir - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-38 Bab I'rob Fi'il Mudhore' Mu'tal AkhirSebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.

Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.

Berikut Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-38 Bab I'rob Fi'il Mudhore' Mu'tal Akhir:
Fi'il mudlari' mu'tal akhir itu dirafa'kan dengan dhommah yang tidak tampak (dhommah muqoddaroh) untuk alif, wawu dan ya' serta dinasabkan dengan fathah yang tidak tampak untuk alif dan tampak jelas untuk wawu dan ya'. Lalu fi'il mudlari' itu dijazemkan dengan membuang huruf akhirnya. 

Contoh-contoh: 
  1. Saya ingin agar anak itu makan siang. 
  2. Seharusnya saya takut dingin. 
  3. Engkau tidak akan melu pakan janjimu. 
  4. Saya takut dekat dengan kibas. 
  5. Saya senang dengan udara bersih. 
  6. Kuda itu tidak akan lari. 
  7. Saya tidak bernafsu makan. 
  8. Saya senang air itu 8. mengalir 
  9. Serigala itu tidak akan menyalak. 
  1. Anak itu makan siang. 
  2. Saya takut (hawa) dingin. 
  3. Mengapa engkau melupakan janjimu. 
  4. Engkau dekat dengan kibas.
  5. Udara bersih. 
  6. Kuda itu lari. 
  7. Saya suka makan. 
  8. Air itu mengalir
  9. Serigala itu menyalak. 
  1. Anak itu belum makan Siang. 
  2. Saya (dulu) tidak takut dingin. 
  3. Jangan kau lupakan Janjimu. 
  4. Janganlah kau dekati pada kibas. 
  5. Udara itu belum bersih. 
  6. Kuda itu belum lari. 
  7. Saya belum nafsu makan. . 
  8. Air itu belum mengalir. 
  9. Serigala itu belum menyalak.

Pembahasan: 

Lihatlah pada sembilan fi'il mudlari' pada contoh kalimat bagian pertama di atas, tentu engkau temukan bahwa semua fi'il itu mu'tal akhir. Pada tiga fi'il pertama mu'tal akhir dengan alif, tiga yang kedua dengan wawu dan tiga yang terakhir dengan ya', Engkau temukan pula semuanya itu mu'rab, karena tidak ada nun taukid dan nun tatsniyah, dan semuanya dirafa'kan, karena tidak ada huruf-huruf nasab dan jazem. 

Tetapi, apa sebabnya tidak terlihat diammah pada akhirnya yang menjadi tanda rafa? Sebabnya, karena akhir daripada tiaptiap fi'il ini adalah huruf 'illat, dan huruf 'illat apabila berupa alif, terlarang terlihat dhommahnya, dan apabila berupa wawu atau ya, maka  dhommahnya berat ducapkan. 

Karena itu huruf-huruf illat tersebut selalu bersukun, sedangkan  dhommahnya selalu tidak ditampakkan dalam setiap keadaan. 

Lihat sekali lagi fi'il-fi'il yang sama ini pada contoh kalimat bagian kedua, niscaya engkau temukan fi'il-fi'il tersebut dalam keadaan murab. Seperti halnya di contoh-contoh kalimat bagian pertama, akan tetapi fi'il-fi'il itu telah berubah dari keadaan rafa' ke keadaan nasob, karena huruf-huruf nasob masuk padanya. 

Dan apabila kita teliti pada semua akhirnya, tentu tanda nasabnya tidak terlihat pada tiap-tiap fi'il yang berakhir dengan alif, ini berbeda dengan fi'il-fi'il yang berakhir dengan wawu atau ya', di mana tanda nasobnya tampak jelas. 

Rahasia dan perbedaan ini ialah karena alif terlarang berharakat. Karena itu, di waktu nasob ditakdirkan dengan fathah. Adapun wawu dan ya', mudah diucapkan dengan fathah, karena itu di waktu nasob fathahnya tampak. 

Lihatlah fi'il-fi'il ini di contoh-contoh kalimat bagian ketiga, niscaya engkau temukan fi'il-fi'il tersebut dalam keadaan mu'rab, sebagaimana pada contoh-contoh kalimat pertama dan kedua, akan tetapi fi'il-fi'il ini telah dijazemkan, karena huruf-huruf jazem telah masuk padanya. 

Lalu apakah tanda jazem fi'il-fi'il tersebut? Marilah kita perhatikan akhir fi'il-fi'il ini, tentu kita akan dapati bahwa huruf akhir fi'il-fi'il ini dibuang, pada contoh-contoh kalimat bagian pertama dan kedua huruf terbuang itu benar-benar tetap ada. 

Dan apabila kita cari sebab-sebab itu, maka tidak kita ketahui, selain karena masuknya huruf-huruf jazem padanya. 

Hal inilah yang menyebabkan terbuangnya huruf-huruf akhir ini. Dengan begitu, maka pembuangan huruf ini adalah sebagai tanda jazem.

Pembahasan pada bab selanjutnya yaitu Terjemah Nahwu Wadhih Juz II Isim Maqshur


Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-38 Bab I'rob Fi'il Mudhore' Mu'tal Akhir, semoga dapat dipahami dengan mudah, jika masih mengalami kesulitan dalam memahami Kaidah pada Nahwu Wadhih ini dapat ditanyakan pada kolom komentar di bawah artikel ini, atau bertanya langsung kepada guru Nahwu yang menguasainya.

Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini  Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2

Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm

Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-38 Bab I'rob Fi'il Mudhore' Mu'tal Akhir"