Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-34 Bab Mabninya Fi'il Madhi
San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-34 Bab Mabninya Fi'il Madhi - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-34 Bab Mabninya Fi'il Madhi. Sebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.
Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.
Berikut Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-34 Bab Mabninya Fi'il Madhi:
Fil madi itu selalu dimabnikan dengan fathah, kecuah bila bersambung dengan wawu jama 'ah, (kalau demikian) ia dimabnikan dengan dlammah, atau bersambung dengan ta berharakat, nun niswah atau naa yang menunjukkan kepada fa'il, (bila demikian) maka ia mabni dengan sukun.
Contoh-contoh:
- Udara telah menjadi sangat dingin.
- Debu itu beterbangan
- Hujan telah turun.
- Anak-anak itu bermain-main.
- Orang-orang lelaki itu telah bepergian.
- Para kuli itu telah lelah.
- Saya telah membuka pintu.
- Saya menangkap bola itu.
- Saya telah mengambil upah.
- Ucapanmu telah benar.
- Engkau adil dalam putusanmu.
- Engkau telah berlaku baik pada orang-orang lain.
- Anak-anak perempuan itu belajar menenun.
- Para ibu itu telah memberi makan anak-anaknya.
- Gadis-gadis itu merapikan meja makan.
- Kami telah keluar menuju perkebunan.
- Kami keluar menuju kebun.
- Kami telah memetik bungabunga.
Pembahasan:
Apabila kita perhatikan contoh-contoh di atas, maka kita akan melihat bahwa tiap-tiap contoh tersebut terdapat padanya fi'il madli. Dan pada pelajaran-pelajaran yang lalu telah kita ketahui, bahwa fi'i-fi'il madli itu semuanya adalah mabni.
Dengan demikian, maka semua fi'il dalam contoh-contoh ini adalah mabni. Dan dalam pelajaran ini kita ingin mengetahui tentang keadaan bina'nya. Karena itu, maka marilah kita perhatikan contoh-contoh yang pertama.
Kita melihat padanya fi'il-fi'il madli, seperti: " إِشْتَدَّ " (menjadi sangat), " ثَارَ " (beterbangan) dan " نَزَلَ " (turun), yang huruf akhirnya tidak bersambung dengan apa pun, dan kita melihat bahwa huruf akhirnya difathahkan.
Kalaupun kita terus memperhatikan fi'il madli yang tidak bersambung dengan sesuatu itu di sembarang kalimat maka dapat kita lihat bahwa huruf akhirnya tetap difathahkan, karena itu dapatlah kita katakan, bahwa dalam keadaan seperti ini, fi'il madli itu dimabnikan dengan fathah.
Apabila kita perhatikan tiga contoh kalimat kedua, maka dapat kita lihat, bahwa huruf fi'il " لَعِبَ "(bermain), " سَافَرَ " (bepergian) dan " تَعِبَ " (lelah) itu benar-benar telah bersambung dengan huruf wawu, yang menunjukkan, bahwa perbuatan tersebut adalah timbul dari sekelompok laki-laki, dan kita lihat huruf akhir fi'il-fi'il tersebut didlammahkan.
Kalaupun kita terus memperhatikan tiap-tiap fi'il madli yang bersambung dengan wawu jama' itu maka tetap kita temukan bahwa'huruf akhir fi'il itu did'ammahkan. Dengan demikian kita ketahui, bahwa fi'il madli itu dimabnikan dengan dlammah, apabila berada dalam keadaan seperti ini.
Ketika kita memperhatikan fi'il-fi'il madli pada contoh-contoh kalimat berikutnya, maka dapat kita lihat, bahwa fi'il-fi'il madii itu terkadang bersambung dengan ta berharakat dan terkadang bersambung dengan huruf nun yang menunjukkan pada arti sekelompok wanita, yang dinamakan “nun niswah” dan yang lain dengan lafazh “naa” yang menunjukkan pada fa'il (pelaku perbuatan).
Kita lihat akhir dari tiap-tiap fi'il tersebut adalah bersukun. Sedangkan kalau kita perhatikan, semua fi'il madhi yang akhirnya bersambung dengan ta' berharakat, nun niswah atau naa yang menunjukkan pada fa'il (pelaku perbuatan), tentu akhirnya itu kita lihat bersukun. Dengan demikian kita ketahui, bahwa fi'il madli dalam keadaan seperti ini dimabnikan dengan sukun.
Pembahasan pada bab selanjutnya yaitu Terjemah Nahwu Wadhih Juz II Mabninya Fi'il Amar.
Baca Juga: Terjemah Lengkap Nahwu Wadhih Juz I
Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-34 Bab Mabninya Fi'il Madhi, semoga dapat dipahami dengan mudah, jika masih mengalami kesulitan dalam memahami Kaidah pada Nahwu Wadhih ini dapat ditanyakan pada kolom komentar di bawah artikel ini, atau bertanya langsung kepada guru Nahwu yang menguasainya.
Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini ⇨ Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2
Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-34 Bab Mabninya Fi'il Madhi"