Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-48 Nasobnya Fi'il Mudhore' Setelah Wawu Ma'iyah

San3kalongbm.com - Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-48 Nasobnya Fi'il Mudhore' Setelah Wawu Ma'iyah - Dengan menggunakan terjemah Nahwu Wadhih Juz II ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab yang sesuai dengan nama kitabnya Wadhih atau jelas. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-48 Nasobnya Fi'il Mudhore' Setelah Wawu Ma'iyahSebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih Juz I yang dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.

Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.

Berikut Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-48 Nasobnya Fi'il Mudhore' Setelah Wawu Ma'iyah:
Fi'il mudhari' itu wajib dinasabkan dengan “an” tersembunyi (apabila berada) setelah wawu ma'iyyah yang didahului oleh huruf nafi atau kata kerja perintah.

Arti Dari Contoh:

  1. Dia tidak berbuat baik dan dia menyesal.
  2. Dia tidak menolong orang fakir itu dan dia tidak menundanya.
  3. Janganlah engkau menyuruh berlaku jujur padahal engkau sendiri berdusta.
  4. Janganlah engkau (suka) memperhatikan aib orang lain, padahal engkau lengah pada aib sendiri.

Pembahasan: 

Perhatikan fi'il-fi'il mudhari ': " يَنْدَمَ " (menyesal), " يَمُنَّ " (suka memberi), " تَكْذِبَ " (dusta) dan "  تُهْمِلَ " (lengah), niscaya engkau temukan bahwa setiap fi'il itu didahului oleh wawu yang menunjukkan adanya hubungan timbal-balik antara yang ada sebelumnya dengan yang ada sesudahnya. 

Jika engkau mau, katakanlah, bahwa wawu itu menunjukkan adanya kegiatan sebelum dan sesudahnya secara bersamaan. Adapun sesuatu yang dinafikan pada contoh kalimat pertama itu, adalah kebersamaan penyesalan dengan perbuatan baik dan yang dinafikan pada contoh kalimat kedua adalah bersamaan kegiatan suka memberi bagi perbuatan kasar. Begitulah seterusnya. 

Karena itu wawu ini dinamakan wawu mushahabah atau wawu ma'iyyah. Apabila engkau perhatikan kata-kata sebelum “wawu” dengan contoh-contoh di depan kita ini, tentu engkau akan menemukan huruf nafi atau kata kerja perintah, yaitu seperti pada dua contoh pertama didahului oleh kalimat nafi dan pada dua contoh terakhir didahului oleh kalimat kata kerja perintah. 

Perhatikanlah sekali lagi pada contoh-contoh itu, dan perhatikan akhir tiap-tiap fi'il mudhari' yang terletak sesudah wawu ini, tentu engkau akan melihat ia dinasobkan tanpa ada huruf nasob yang jelas. akan tetapi dengan memperhatikan bagimu untuk lalu, maka tidaklah sulit bagimu untuk mengetahui bahwa fi'il disini adalah dinasobkan dengan " an " yang wajib tersembunyi.



Demikian Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-48 Nasobnya Fi'il Mudhore' Setelah Wawu Ma'iyah, semoga dapat dipahami dengan mudah, jika masih mengalami kesulitan dalam memahami Kaidah pada Nahwu Wadhih ini dapat ditanyakan pada kolom komentar di bawah artikel ini, atau bertanya langsung kepada guru Nahwu yang menguasainya.

Jika ingin melihat lengkap Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 lengkap ada disini  Kumpulan Terjemah Kaidah Nahwu Wadhih Juz 2

Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm

Post a Comment for "Terjemah Nahwu Wadhih Juz 2 Kaidah Ke-48 Nasobnya Fi'il Mudhore' Setelah Wawu Ma'iyah"