Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Kaidah Ke-18-20 Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1 Kaana dan Saudaranya

San3kalongbm.com - Kaidah Ke-18-20 Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1 Kaana dan Saudaranya - Dengan menggunakan terjemah nahwu wadhih juz 1 ini semoga lebih cepat dalam memahami bahasa Arab. Sebab dengan tanpa adanya terjemah terkadang kita masih menemukan beberapa kesulitan saat mempelajarinya.
https://www.san3kalongbm.com/2023/01/kaidah-ke-18-20-terjemah-nahwu-wadhih.html
Oleh sebab itu, admin San3kalongbm.com akan berbagi kembali tentang Kaidah Ke-18-20 Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1 Kanna dan SaudaranyaSebagai kaidah yang menjadi lanjutan dalam kitab Nahwu Wadhih dan dibahas sekaligus diulas oleh pengarang kitab Nahwu Wadhih Dr. 'Ali Al-Jarim dan Dr. Mustofa Amin.

Dalam terjemah ini admin bagikan dengan beberapa contoh kalimat dan pembahasan yang singkat, dengan sebuah harapan agar lebih mudah untuk dipahaminya.

Berikut Kaidah Ke-18-20 Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1 Kaana dan Saudaranya:

Kaidah Kaana dan Saudaranya
Jika كَانَ masuk atas mubtada dan khabar, maka dirafa'akan isim yang pertama (mubtada) dan disebut isim kaana " اسم كان "dan menashabkan isim yang kedua (khabar) dan disebut khabar kaana “ خبر كان "

 

Sama seperti kana, fi'il berikut juga memiliki pengaruh tersebut, fi'il itu adalah:  صاَرَ - لَيْسَ - اَصْبَحَ - اَمْسَى- اضْحَى- ظَلَّ - باَتَ fi'il-fi'il ini disebut dengan suadara-saudara kaana 

 

Setiap fi'il mudhari' dan amar dari fi'il tersebut memiliki pengaruh seperti fi'il madhinya, kecuali ليس karena tidak punya bentuk mudhari' dan amr nya.
Contoh-contoh:
  1. Kemacetan itu parah ⇒⇒ Kemacetan yang telah terjadi itu parah
  2. Rumah itu bersih ⇒⇒ Rumah itu bersih
  3. Baju itu pendek ⇒⇒ Baju itu menjadi pendek
  4. Rasa dingin itu memuncak ⇒⇒ Rasa dingin menjadi memuncak
  5. Pembantu itu kuat ⇒⇒ Pembantu itu tidaklah kuat
  6. Pekerja itu rajin ⇒⇒ Pekerja itu tidaklah rajin
  7. Orang rakus itu sakit ⇒⇒ Orang rakus itu sakit pada pagi hari
  8. Udaranya lembab ⇒⇒ Udaranya lembab di pagi hari
  9. Pekerja itu kelelahan ⇒⇒ Pekerja itu kelehan di sore hari
  10. Bunga itu layu ⇒⇒ Bunga itu layu di sore hari
  11. Awan itu tebal ⇒⇒ Awan itu tebal di waktu dhuha (sekitar jam 10)
  12. Jalanan itu macet ⇒⇒ Jalan itu macet di waktu dhuha
  13. Hujannya deras ⇒⇒ Hujannya deras di siang hari
  14. Debu berterbangan ⇒⇒ Debu berterbangan di siang hari
  15. Lampu itu menyala ⇒⇒ Lampu itu menyala di malam hari
  16. Orang sakit itu menderita ⇒⇒ Orang sakit itu menderita di malam hari
Pembahasan:

Setiap contoh pada bagian pertama (kanan) tersusun dari mubtada' dan khabar. Keduanya dirafa'kan sebagaimana yang kamu ketahui. Apabila kamu lihat bagian kedua (kiri), kamu mendapati contoh-contoh itu didahului oleh salah satu dari fi'il-fi'il berikut:

كَانَ - صَارَ - لَيْسَ - اَصْبَحَ - اَمْسَى - اَضْحَى - ظَلَّ - بَاتَ 

Apabila kamu perhatikan akhir dari isim-isim pada bagian ini, kamu mendapati bahwa isim pertama pada setiap contoh itu dirafa'kan dan isim keduanya dinashabkan seluruhnya. Perubahan ini terjadi tidak lain karena adanya fi'il-fi'il di atas yang masuk atasnya. 

Jika fi'il-fi'il ini apabila masuk atas mubtada dan khabar, maka ia merafa'kan (dalam arti sederhana, mendhammahkan) isimnya (mubtada) dan menashabkan (dalam arti sederhana, menashabkan) khabarnya.

Begitupun juga dengan bentuk fi'il mudahari' dan fi'il amr dari fi'il-fi'il tersebut memiliki pengaruh seperti itu kecuali “ لَيْسَ "yang tidak memiliki mudhari' dan amr nya.

Apabila kamu perhatikan makna dari fi'il-fi'il ini, akan kamu dapati bahwa “كان "berfungsi memberi sifat mubtada dengan khabar pada masa yang telah lalu, dan “صار "menunjuki atas perubahan mubtada dari suatu kondisi ke kondisi lain, dan “ليس "berfungsi sebagai penafian, adapun اَصْبَحَ - اَمْسَى- اضْحَى- ظَلَّ - باَتَ  berfungsi memberi keterangan waktu mubtada' dengan khabar berturut-turut waktu subuh, waktu sore, waktu dhuha, waktu siang, dan waktu malam.

Pembahasan pada bab selanjutnya yaitu Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1 Inna dan Saudaranya.

Untuk melihat bab keseluruhan dari Terjemah Nahwu Wadhih Juz I secara lengkap dapat dilihat disini.

Demikian Kaidah Ke-18-20 Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1 Kaana dan Saudaranya, semoga dapat dipahami dengan mudah, jika masih mengalami kesulitan dalam memahami Kaidah pada Nahwu Wadhih ini dapat ditanyakan pada kolom komentar di bawah artikel ini, atau bertanya langsung kepada guru Nahwu yang menguasainya.

Tetap ikuti Situs San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm

Post a Comment for "Kaidah Ke-18-20 Terjemah Nahwu Wadhih Juz 1 Kaana dan Saudaranya"