Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Kisah Keteladanan Sang Mazhab, Imam Syafi'i

San3kalongbm.com - Kisah Keteladanan Sang Mazhab, Imam Syafi'iPada masa Daulah Abbasiyah, para Ulama atau ilmuwan mendapatkan peranan yang sangat terhormat. Para ulama pada masa Daulah Abbasiyah banyak menjadi rujukan para ulama pada zaman modern baik dalam ilmu-ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum (Sains). 
Ilustrasi Imam Syafi'i
Dari sekian banyak para ulama tersebut terdapat Imam Ahli Madzhab yaitu Imam Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taymi (Imam Hanafi), Imam Malik bin Anas bin Malik bin `Amr (Imam Malik), Imam Muhammad bin Idris al-Shafiʿi atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i (Imam Syafi`i), dan Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris (Imam Hambali). 

Mempunyai nama lengkap Abu `Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafiʿi atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i yang akrab dipanggil Imam Syafi’i terlahir di Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M dan wafat di Fusthat, Mesir 204 H/819 M. 

Saat usia 20 tahun, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada muridmurid Imam Hanafi di sana. Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Madzhab Syafi’i yaitu Qaul Qadim dan Qaul Jadid.

Setelah ayah Imam Syafi’i meninggal dan dua tahun kelahirannya, sang ibu membawanya ke Mekah, tanah air nenek moyangnya. Ia tumbuh besar di sana dalam keadaan yatim. Sejak kecil Syafi’i cepat menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra sampai-sampai Al-Ashma’i berkata,”Saya mentashih syair-syair bani Hudzail dari seorang pemuda dari Quraisy yang disebut Muhammad bin Idris,” Imam Syafi’i adalah imam bahasa Arab.

Di Makkah, Imam Syafi’i berguru fiqh kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia mengizinkannya memberi fatwah ketika masih berusia 15 tahun. Imam Syafi`i belajar Fiqih dari Imam Muslim bin khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah. 

Di antara guru lainnya di Makkah adalah 
  1. Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar
  2. Muhammad bin Ali bin Syafi’
  3. Sufyan bin Uyainah
  4. Abdurrahman bin Abi Bakr Al-Mulaiki
  5. Sa’id bin Salim
  6. Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. 
Selama di Madinah berguru kepada Imam Malik bin Anas. Ia mengaji kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafi’i meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya, Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain.

Salah satu karangannya adalah Ar-Risalah buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab Al-Umm. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. 

Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i,”Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al-Quran dan As-Sunnah,” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah Swt. memberinya di ‘leher’ Syafi’i,”

Imam Syafi’i wafat pada malam Jum’at menjelang subuh pada hari terakhir bulan Rajab tahun 204 Hijriyyah atau tahun 809 M pada usia 52 tahun. 

Imam Syafi’i adalah ulama’ madzhab yang paling banyak diikuti pendapatnya di Nusantara hingga saat ini meskipun beliau lahir dan hidup di masa Daulah Abbasiyah.

Demikian Kisah Keteladanan Sang Mazhab, Imam Syafi'i, dan tentunya masih banyak lagi kisah keteladanan beliau hingga menjadi seorang Imam Mazhab yang terkenal hingga saat ini.

Tetap ikuti Situs kami San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Demikian Kisah Keteladanan Sang Mazhab, Imam Syafi'i, semoga bermanfaat, Wallahu A'lam bisowab.....

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm

Post a Comment for "Kisah Keteladanan Sang Mazhab, Imam Syafi'i"