Terjemah Kitab Wasiatul Musthofa Bab Puasa dan Bab Shodaqoh
San3kalongbm - Terjemah Kitab Wasiatul Musthofa Bab Puasa dan Bab Shodaqoh - Berikut ini admin akan melanjutkan terjemah kitab Wasiatul Musthofa dengan Bab Puasa. Sebuah kitab nasehat Baginda Rasulullah SAW kepada sahabat Syaidina Ali Karromallohu Wajhah. Kitab yang ditulis oleh Syekh Abdul Wahab as-Sya’roni.
Kitab Wasiatul Musthofa Bab Puasa, Sumber: Pixabay |
Bab Puasa
Nabi SAW bersabda :
يَا عَلِيُّ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَاجْتَنَبَ الْحَرَامَ فِيْهِ وَالْبُهْتَانَ رَضِيَ عَنْهُ الرَّحْمٰنُ وَاَوْجَبَ لَهُ الْجِنَانَ
Wahai Sahabat Ali: Barang siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan, menjauhi perkara haram dan dusta di dalamnya, maka Tuhan Yang Maha Pengasih ridlo padanya dan mewajibkan baginya surga-surga.
يَا عَلِيُّ مَنِ اتَّبَعَ رَمَضَانَ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالَ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ صَوْمَ الدَّهْرِ كَلِّهِ
Wahai Sahabat Ali: barang siapa yang mengikuti Bulan Ramadhan dengan puasa 6 hari di Bulan Syawal, maka Allah mencatat baginya puasa setahun penuh.
Bab Shodaqoh
Shodaqoh, Sumber : Pixabay |
Nabi SAW bersabda :
يَا عَلِيُّ اِنَّ اَوْلِيَاءَ اللّٰهِ تَعَالٰى لَمْ يَنَالُوْا سَعَةَ رَحْمَةِ اللّٰهِ وَرِضْوَانِهِ بِكَثْرَةِ الْعِبَادَةِ وَلٰكِنْ نَالُوْهَا بِسَخَاوَةِ النَّفْسِ وَالْاِسْتِهَانَةِ بِالدُّنْيَا
Wahai Sahabat Ali: sesungguhnya para kekasih Allah Yang Maha Luhur luasnya rahmat Allah dan ridlo-Nya dengan memperbanyak ibadah, tetapi mereka memperolehnya dengan kedermawaan diri (hati) dan menganggap hina dunia.
يَا عَلِيُّ السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِنْ رَحْمَتِهِ بَعِيْدٌ مِنْ عَذَابِهِ وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللّٰهِ بَعِيْدٌ مِنْ رَحْمَتِهِ قَرِيْبٌ مِنْ عَذَابِهِ
Wahai Sahabat Ali: orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan rahmat-Nya, jauh dari siksa-Nya. Dan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya, dekat dengan siksa-Nya.
يَا عَلِيُّ رَأَيْتُ مَكْتُوْبًا عَلٰى بَابِ الْجَنَّةِ : اَنْتِ مُحَرَّمَةٌ عَلٰى كُلِّ بَخِيْلٍ وَعَاقٍّ وَنَمَّامٍ
Wahai Sahabat Ali: aku melihat tulisan di atas pintu surga, "Kamu (surga) diharamkan bagi setiap orang yang kikir, membangkang kedua orangtua, dan orang yang mengadu domba".
يَا عَلِيُّ لَمَّا خَلَقَ اللّٰهُ الْجَنَّةَ قَالَتْ : يَا رَبِّ لِمَ خَلَقْتَنِيْ، قَالَ : لِكُلِّ سَخِيٍّ وَتَقِيٍّ، قَالَتْ : رَضِيْتُ، وَقَالَتِ النَّارُ : يَا رَبِّ لِمَ خَلَقْتَنِيْ، قَالَ : لِكُلِّ بَخِيْلٍ وَمُتَكَبِّرٍ، قَالَتْ : اَنَا لَهُمَا
Wahai Sahabat Ali: ketika Allah menciptakan surga, ia bertanya, "Wahai Tuhanku, mengapa Engkau menciptakanku ?". Allah menjawab, "Untuk orang yang dermawan dan orang yang bertaqwa". Surga berkata, "Aku ridlo". Dan neraka bertanya, "Wahai Tuhanku, mengapa Engkau menciptakanku ?". Allah menjawab, "Untuk orang yang kikir dan orang yang sombong". Surga berkata, "Aku adalah milik mereka berdua".
يَا عَلِيُّ مَنْ خَالَفَ هَوَاهُ كَانَتِ الْجَنَّةُ مَأْوَاهُ وَمَنْ اَطَاعَ هَوَاهُ كَانَتْ جَهَنَّمُ مَثْوَاهُ
Wahai Sahabat Ali: barang siapa yang menentang (tidak menuruti) nawa nafsunya, maka surga adalah tempat tinggalnya. Dan barang siapa yang menaati hawa nafsunya, maka neraka jahannam adalah tempat tinggalnya.
يَا عَلِيُّ اِتَّقِ دَعْوَةَ السَّخِيِّ فَاِنَّهُ مَتٰى عَثَرَ اَخَذَ اللّٰهُ بِيَدِهِ
Wahai Sahabat Ali: takutlah pada doa orang yang dermawan, karena sesunggunya kala ia terperucut (keluar tanpa disengaja), maka Allah mengabulkan dengan kekuasaan-Nya.
يَا عَلِيُّ مَنْ اَطْعَمَ مُسْلِمًا بِطِيْبِ نَفْسٍ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ اَلْفَ اَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ اَلْفَ اَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ اَلْفَ دَرَجَةٍ
Wahai Sahabat Ali: barang siapa yang memberikan makan seorang muslim dengan hati yang legowo, maka Allah akan mencatat baginya sejuta kebaikan, menghapus darinya sejuta keburukan, dan mengangkat baginya seribu derajat.
يَا عَلِيُّ حُبَّ لِاَخِيْكَ كَمَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ
Wahai Sahabat Ali" cintailah saudaramu sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri.
يَا عَلِيُّ اُطْلُبِ الْخَيْرَ عِنْدَ صَبَاحِ الْوُجُوْهِ وَاَكْرِمِ الضَّيْفَ فَاِنَّهُ اِذَا نَزَلَ بِقَوْمٍ نَزَلَ مَعَهُ رِزْقُهُ وَاِذَا ارْتَحَلَ ارْتَحَلَ بِذُنُوْبِ اَهْلِ الْمَنْزِلِ وَيُلْقِيْهَا فِى الْبَحْرِ
Wahai Sahabat Ali: carilah kebaikan dengan wajah penuh ceria dan muliakanlah tamu, karena sesunggunya tatkala tamu datang kepada sebuah kaum, maka datanglah rizki kaum itu bersamanya. Dan tatkala tamu itu pergi, maka ia pergi membawa dosa-dosa penghuni rumah dan membuang dosa-dosa itu ke laut.
يَا عَلِيُّ لَمْ تَدْخُلِ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيْهِ تَصَاوِيْرُ وَتَمَاثِيْلُ اَوْ عَاقٍّ لِوَالِدَيْهِ اَوْ بَيْتًا لَا يَدْخُلُهُ الضَّيْفُ
Wahai Sahabat Ali: para malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, patung-patung, atau seorang yang membangkang kepada kedua orangtuanya, atau rumah yang tidak pernah dimasuki tamu.
يَا عَلِيُّ إِصْنَعِ الْمَعْرُوْفَ وَلَوْ مَعَ السَّفَلَةِ، قَالَ عَلِيٌّ : وَمَا السَّفَلَةُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ : الَّذِى إِذَا وُعِظَ لَمْ يَتَّعِظْ وَإِذَا زُجِرَ لَمْ يَنْزَجِرْ وَلَا يُبَالِى بِمَا قَالَ وَمَا قِيْلَ لَهُ
Wahai Sahabat Ali: berbuatlah kebiakan meskipun kepada orang-orang yang rendah. Sahabat Ali bertanya, "Siapa itu orang-orang yang rendah itu wahai Rasulullah ?". Rasulullah SAW menjawab, "Yaitu seseorang yang tatkala dinasehati maka dia tidak menerima nasehat, tatkala ia ditegur maka ia tidak menerima teguran, dan dia tidak peduli pada apa yang ia katakan dan apa yang dikatakan orang lain padanya".
يَا عَلِيُّ صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَجْلِبُ الْبَرَكَةَ وَالرِّزْقَ الْكَثِيْرَ، وَبَاكِرْ بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ الْبَلَاءَ يَنْزِلُ قَبْلَ الْبُكُوْرِ فَتُرَدُّ الْقَضَاءُ فِى الْهَوَاءِ
Wahai Sahabat Ali: shodaqoh sirri dapat memadamkan murka Tuhan, menarik berkah dan rizki yang banyak. Bershodaqohlah di pagi hari, karena sesungguhnya bala' turun sebelum pagi, maka menjadi sebab ditolaklah qadlo' di awan.
يَا عَلِيُّ إِذَا تَصَدَّقْتَ فَتَصَدَّقْ بِأَحْسَنِ مَا عِنْدَكَ فَإِنَّ صَدَقَةَ لُقْمَةٍ مِنَ الْحَلَالِ أَحَبُّ إِلَى اللّٰهِ مِنْ مِائَةِ مِثْقَالٍ مِنْ حَرَامٍ، وَصَدَقَةٌ تُقَدِّمُهُا قَبْلَ مَوْتِكَ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ مِثْقَالٍ يَتَصَدَّقُوْنَ بِهَا بَعْدَ مَوْتِكَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ
Wahai Sahabat Ali: tatkala kamu bershodaqoh, maka bershodaqohlah dengan sebaik-baik sesuatu yang ada di sisimu, karena sesungguhnya shodaqoh sesuap makanan dari perkara halal lebih dicintai Allah daripada 100 mitsqal dari perkara haram, dan shodaqoh yang kamu dahulukan sebelum matimu lebih utama daripada 100 mitsqal yang mana keluargamu bershodaqoh (untukmu) setelah matimu. Allah Yang Maha Luhur berfirman, "Pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya" (An-Naba' : 40).
يَا عَلِيُّ تَصَدَّقْ عَلَى مَوْتَاكَ فَإِنَّ اللّٰهَ تَعَالٰى قَدْ وَكَّلَ مَلَائِكَةً يَحْمِلُوْنَ صَدَقَاتِ الْأَحْيَاءِ إِلَيْهِمْ فَيَفْرَحُوْنَ بِهَا أَشَدَّ مَا كَانُوْا يَفْرَحُوْنَ فِى الدُّنْيَا وَيَقُوْلُوْنَ : اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِمَنْ نَوَّر قَبْرَنَا وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ كَمَا بَشَّرْنَا بِهَا
Wahai Sahabat Ali: bershodaqohlah untuk orang-orang matimu, karena sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah memasrahkan para malaikat yang membawa shodaqoh orang-orang yang masih hidup kepada mereka, lalu mereka bahagia karena shodaqoh itu, lebih bahagia atas apapun yang ada di dunia dulu, dan mereka berdoa "Ya Allah ampunilah orang yang telah menerangi kubur kami dan berilah dia berita gembira dengan surga sebagaimana dia memberikan kegembiraan kepada kami dengan shodaqoh ini".
يَا عَلِيُّ إِعْمَلْ خَالِصًا لِلّٰهِ فَإِنَّ اللّٰهَ لَا يَقْبَلُ إِلَّا مَنْ كَانَ خَالِصًا لِوَجْهِهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى : فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْ لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Wahai Sahabat Ali: beramallah secara ikhlas karena Allah, karena sesungguhnya Allah tidaklah menerima kecuali orang yang ikhlas karena Dzat-Nya. Allah Yang Maha Luhur berfirman, "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya" (Al-Kahfi : 110).
Demikian Terjemah Kitab Wasiatul Musthofa Bab Puasa dan Bab Shodaqoh, Semoga terjemahan kitab Wasiatul Musthofa ini dapat bermanfaat dalam mempelajari dan memahami kitab Wasiatul Msthofa tersebut.
Untuk menngetahui bab selanjutnya terjemah kitab Wasiatul Mustthofa dengan judul Do’a, Istigfar, dan Seluruh Dzikir. Terjemah lengkap kitab Wasiatul Musthofa sesuai babnya masing-masing dapat dilihat disini.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Demikian Terjemah Kitab Wasiatul Musthofa Bab Puasa dan Bab Shodaqoh, semoga bermanfaat, Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemah Kitab Wasiatul Musthofa Bab Puasa dan Bab Shodaqoh"