Isim Ghoiru Munshorif, Pengertian, Jenis dan Contoh-Contohnya
San3kalongbm.com - Isim Ghoiru Munshorif, Pengertian, Jenis dan Contoh-Contohnya - Pada pembahasan awal dalam Kitab Jurumiyah terdapat tanda-tanda isim. Adapun tanda isim sendiri semuanya berjumlah empat, salah satunya yakni dapat dibaca tanwin dengan syarat tanpa didahului oleh "al", namun ada salah satu isim yang tidak bisa dibaca tanwin.
Isim yang saat dibaca jer atau khofad ditandai dengan fatkhah. Mengapa isim
ini tidak menerima tanwin ? Isim apakah tersebut ?
|
Isim Ghoiru Munshorif |
Dalam kitab Alfiyah ibnu Malik Isim Ghoiru Munshorif tertulis dalam nadhom sebagai berikut :
وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَالَا يَنْصَرِفْ ⇎ مَالَمْ يُضَفْ اَوْ يَكُ بَعْدَ اَلْ رَدِفْ
Isim ghairu munshorif rofa’nya dlommah # Tandanya jar dan nashob memakai fathah
Isim Ghoriu Munshorif yaitu salah satu isim yang berbeda dengan isim-isim
lainnya. Salah satu isim yang memerlukan waktu lebih banyak daripada isim lain
dalam hal untuk memahaminya. Yuk simak pembahasan yang admin bagikan kali ini Isim Ghoiru Munshorif, Pengertian, Jenis dan Contoh-Contohnya.
I. Pengertian Isim Ghoiru Munshorif
Pengertian isim ghoiru munshorif jika ditinaju dari segi bahasa yaitu isim
yang tidak bisa menerima tanwin shorfi. Menurut pendapat para ulama' ahli
nahwu pengertian shorfi adalah tanwin tamkin.
Namun menurut kitab syarah Ibnu 'Aqil tamkin adalah tanwin yang bertemu dengan
isim mu'rob baik itu dibaca dhomah, fatkhah ataupun kasroh yang dapat menerima
tanwin atau munshorif. Yang masuk kategori tanwin tersebut adalah fatkhatain,
dhommatain dan kasrotain.
Sedangkan Isim Ghoiru Munshorif dari segi istilah adalah:
ما فيه علتان من العلل او واحدة منها تقوم مقامهما سمي به لامتناع دخول الصرف
عليه
"Isim ghoiru munshorif adalah isim yang mempunyai dua ilat atau satu ilat
yang menempati dua ilat. karena isim ghoiru munshorif memiliki keserupaan
dengan fiil (kata kerja) dari segi sama-sama memiliki dua ilat far’iyah,
yang satu kembali pada lafadz dan yang lain kembali pada makna."
Sedangkan yang dimaksud dengan 'illat adalah sesuatu yang membuat isim menjadi
ghoiru munshorif (tidak menerima tanwin).
II. Pembagian Isim Ghoiru Munshorif
Isim ghoiru munshorif terbagi menjadi dua, ada yang cukup dengan satu 'illat,
ada juga yang membutuhkan dua illat baru dapat disebut isim ghoiru munshorif.
Ada sembilan 'illat untuk menjadikan isim ghoiru munshorif yaitu :
- Wazan fi'il
- Udul
- Ta’nis
- Tarkib mazji
- Ziyadah alif nun
- Ajamiyah
- Sighot muntahal jumu’
- Alamiyah dan
- Washfiyah.
1. Disebabkan Satu 'Illat
Isim ghoiru munshorif yang disebabkan dengan satu 'illat terbagi menjadi dua,
yaitu shighot muntahal jumu' dan alif ta'nits. Berikut penjelasannya:
A. Sighot Muntahal Jumu' (صيغة منتهى الجُمع)
Shighot tersebut disebut dengan shighot muntahal jumu' karena sudah tidak
mungkin dijamakan taksir lagi atau bahasa yang mudah untuk dipahami, bentuk
jamak yang paling ujung, sudah tidak dapat dijadikan jamak dengan jenis yang
lain lagi.
Untuk jamak jenis ini harus mengikuti wazan مَفَاعِلُ/مَفَاعِيْلُ
Contoh : مَسَاجِدُ , صَوَامِعُ , مَصَابِيْحُ , قَنَادِلُ
Shighot muntahal jumu' tercegah dari tanwin karena memiliki satu ilat yang
menempati dua ilat, yang kembali pada makna berupa jama, cabang dari makna
mufrod, sedang yang kembali kepada lafadh karena didalam bentunya
الجمع اقصى
cabang dari shighot mufrod .
B. Alif Taknis (ألف تأنيث)
Alif taknits yang menempati dua ilat tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif)
secara mutlak, baik alif mamdudah ataupun alif taknis maqsuroh dan
bagaimanapun keadaanya, baik nakiroh, ma’rifat (alam), mufrod ataupun jamak.
Contoh alif taknis mamdudah : صَحْرَاء , حَمْرَاء , أشْياء , زَكَرِيا
Contoh alif taknis maqsuroh : حُبْلى , مَرْضَى, ذِكْرَى
Semua lafadz tersebut diatas tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif), karena
memiliki dua ilat far’iyah, ilat yang kembali pada lafadz taknis.
2. Disebabkan Dua 'Illat
A. Wazan Fi'il
Wazan fi'il adalah setiap kalimah isim yang mengikuti wazan yang khusus fi'il.
Seperti pada lafadz فَعَّلَ atau فُعِلَ atau
انفعل dan sesamanya dari setiap lafadz yang dimulai dengan hamzah wasol
atau setiap lafadz yang awalnya terdapat huruf tambahan (ziyadah) seperti
ziyadah fiil أَفْعُلُ , نَفْعُلُ, تَفْعُلُ , يَفْعُلُ
Contoh wazan fiil bersama alamiah
أَحْمَدُ nama orang
يَزِيْدُ nama orang
تَغْلِبَ nama suatu qabilah
نَرْحَسُ nama tumbuhan
سَمَّرَ nama kudanya hajjaj bin yusuf
Lafadz-lafadz yang tertulis tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) karena
memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa wazan fiil, wazan
fiil itu cabang dari wazan isim, karena fiil dicetak dari isim masdar, sedang
ilat yang kembali pada makna berupa alamiah(dijadikan nama), sedang alamiah
yang dilalahnya ma’rifat itu cabang dari nakiroh yang dilalahnya umum, sesuatu
itu pada asalnya tidak maklum kemudian dijadikan maklum.
Contoh wazan fiil bersama washfiah
اَصْفَرُ yang muannastnya صفراء
اَحْمَرُ yang muannastnya حمراء
Lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa
wazan fiil, yang kembali pada makna berupa wasfiah, sedang sifat itu cabang
dari perkara yang disifati (mushuf).
B. Udul (عدل)
قوله ومنع عدل) وهو خروج الاسم عن صيغته الاصلية)
Udul adalah keluarnya isim (kata benda) dari bentuk aslinya. Udul ada 2 macam,
yaitu antara lainadalah:
a. Udul Haqiqi
Udul Haqiqi adalah fi'il yang mengikuti wazan فُعاَلُ dan
مَفْعَلُ, yang digunakan untuk hitungan dimulai dari satu hingga sampai
dengan sepuluh. dua wazan tersebut digunakan untuk memindah dari lafadz-lafadz
hitungan (adad) yang asli yang diulangi.
b. Udul Taqdiri
Udul Taqdiri yaitu nama yang mengikuti wazan فْعَلُ, yang merupakan
pindahan dari فَاعِل dalam taqdirnya.
Contoh udul bersama alamiah
- زُحَلُ perpindahan dari زَاحِلٌ
- زُفَرُ perpindahan dari زَافِرٌ
- عُمَرُ perpindahan dari ٌعَامِر
Contoh udul bersama wasfiah
- أُحَادُ, مَوْحَدُ perpindahan dari وَاحِدٌ، وَحْدٌ
- ثُنَاءُ , مَثْنَى perpindahan dari إِثْنَيْنِ، إثْنَيْنِ
- ثُلَاثُ , مَثْلَثُ perpindahan dari ثَلَاثَةٌ، ثَلَاثَةٌ
Lafadz-lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz
berupa udul, udul itu cabang dari lafadz yang dipindahi (ma’dul anhu), sedang
yang kembali pada ma’na berupa alamiah, yang dilalahnya ma’lum, cabang dari
tidak ma’lum, atau berupa sifat cabang dari maushuf.
C. Ta' Taknis (تاء التأنيث)
Untuk selanjutnya yang mencegah adanya tanwin atau ghoiru munshorif adalah Ta'
Taknis. Taknis yang menggunakan ta’ mngakibatkan tercegah dari tanwin (ghoiru
munshorif) secara mutlak, baik untuk itu isim alam mudzakar (laki-laki)
ataupun muannast (perempuan) yang hurufnya lebih dari 3 huruf ataupun kurang.
Contoh ta’nis menggunakan ta’ bersama alamiah adalah sebagai berikut:
- فَاطِمَةُ
- طَلْحَةُ
- ثَبَّةُ
D. Tarkib Mazji
Yang mencegah adanya tanwin berikutnya adalah tarkib mazji. Tarkib Mazji
adalah gabungan dari dua nama yang membentuk suatu kesatuan nama, yang bukan
tarkib idhofi, tarkib isnadi, dan tarkib isnadi.
Tarkib mazji yang ghoiru munsorif adalah yang diakhiri selain lafadh waih.
adapun yang di akhiri dengan waih maka dimabnikan kasroh.
Contoh: بَعْلَبَكُ , مَعْدَكَرْبُ
Lafadh-lafadh ini ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat far’iyah, yang
kembali pada lafadh berupa tarkib. Sedangkan tarkib itu cabang dari mufrod,
ilat yang kembali kepada makna berupa alamiyah yang dilalahnya maklum, cabang
dari tidak maklum.
E. Ziyadah (Tambahan) Alif Dan Nun
Ziyadah Alif dan Nun maksudnya yaitu adanya tambahan alif dan nun diakhir
kalimat yang hadirnya secara bersamaan dengan alamiyah atau wasfiyah dengan
syarat jika dimuanastkan tidak diberi tambahan ta’ .
Contoh :
Alamiah (nama orang) = عِمْرَانُ , عُثْمَانُ
Wasfiyah (sifat) = ُسَكْرَان yang muannastnya
سَكْرَى 'artinya orang yang mabuk'
= عَطْشَانُ yang muannasnya
عَطْشَى 'artinya orang yang haus'
Lafadh-lafadh tersebut tercegah dari tanwin karena memiliki dua ilat far’iyah,
yang kembali pada lafadh berupa ziyadah (tambahan), cabang dari mazid alaih,
sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiah atau wasfiah.
F. Ajamiyah
Maksud dari Ajamiyah adalah kalimah yang dicetak ‘ajam atau (bukan Arab).
Kalimah ajam bisa tercegah dari menerima tanwin dengan dua syarat :
Merupakan alam (nama) dalam bahasa ajamnya
Lebih dari 3 huruf
Contoh : إِبْرَاهِيْمُ , إِسْحَاقُ, إسْمَاعِيْلُ يَعْقُوْبُ
Lafadh-lafadh tersebut termasuk isim ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat
far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa ajamiyah, sedang ajamiyah itu cabang
dari arabiyah, karena hak-hak tiap bahasa itu tidak dicampuri bahasa lain,
sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiyah.
Nama-nama nabi semua ajamiyah kecuali 4 nama, sebagaimana yang disyairkan
sebagian ulama’:
هود شعيب صالح محمّد * أوضاعها في العجم ليست توجد
رضوان مالك نكير منكر * أمثالها في حكم ما قد
ذكروا
Tetapi nama Ridwan (رِضْوَانُ) tercegah dari tanwin karena mempunyai
ilat alamiah dan ziyadah alif nun.
Jika terdiri dari 3 huruf maka bisa ditanwin, seperti نُوْحٌ , لُوْطٌ .
G. ‘Alamiyah
Lafadh yang dijadikan nama, karena perkara itu pada asalnya dicetak tidak
tertentu kemudian ditentukan (dengan nama), alamiyah bisa tercegah dari tanwin
jika bersamaan dengan ilat yang kembali kepada lafadh yaitu: wazan fi'il,
udul, ziyadah alif nun, ajamiyah, tarkib mazji, dan taknis.
H. Wasfiah
Wasfiah atau sifat merupakan ilat far’iyah yang kembali makna, karena sifat
itu cabang dari maushuf (perkara yang dishifati). Alamiyah bisa tercegah dari
tanwin jika bersamaan dengan ilat yang kembali kepada lafadh yaitu: wazan
fi'il, udul, ziyadah dan alif nun.
Sifat jika bersamaan dengan ziadah alif nun disyaratkan harus mengikuti wazan
فعلان yang muannastnya فعلى dan jika bersamaan dengan wazan
fiil disyaratkan mengikuti wazan افعل yang muannastnya tidak
menggunakan ta’.
III. Bacaan I'robnya (Rofa', Nashob, dan Jer)
Isim ghoiru munshorif saat i'rob rofa' ditandai dengan dhomah, ketika dibaca
nasob menggunakan tanda fatkhah. Namun saat dibaca khofad atau jer isim ghoiru
munshorif ditamdai dengan fatkhah.
Contoh-contoh I'rob Isim Ghoiru Munshorif:
![]() |
Comtoh Isim Ghoiru Munshorif |
Catatan:
Sebagai syarat bagi Isim ghoiru munshorif dii'rob jer dengan menggunakan tanda fathah jika tidak diidhofahkan atau disambung dengan isim lainnya, juga tidak didahului oleh alif dan lam.
Namun berbeda hukumnya jika isim ghoiru munshorif diidhofahkan dan kemasukan alif dan lam, maka hukum
i'rob isim ghoiru munshorif kembali ke asalnya yaitu dijer dengan kasroh.
Contoh isim ghoiru munshorif yang kembali kepada hukum asal:
مَرَرْتُ بِأَحْمَدِكُمْ, kata 'أَحْمَدِ' diidhofahkan dengan dhomir (kata
ganti) كُمْ, maka hukumnya kembali ke asalnya yaitu dijer dengan kasroh.
مَرَرْتُ بِالأَحْمَدِ kata 'أَحْمَدِ' kemasukan alif
lam (ال), maka hukumnya kembali ke asalnya yaitu dijer dengan kasroh.
Kesimpulan
Isim ghoiru munshorif adalah adalah salah satu isim yang mempunyai dua
ilat atau satu ilat yang menempati dua ilat. Karena isim ghoiru munshorif
memiliki keserupaan dengan kalimah fi'il dari segi sama-sama memiliki dua ilat
far’iyah, yang satu kembali pada lafadz dan yang lain kembali pada makna.
Ilat far’iyah yang bisa menyebabkan tercegah dari tanwin (shorfi) ada 9, yaitu:
wazan fi'il, udul, ta’nis, tarkib mazji, ziyadah alif nun, ajamiyah, sighot
muntahal jumu’, alamiyah dan washfiyah.
Karena pembahasan tentang isim ghoiru munshorif ini lumayan sulit maka sebaiknya para santri atau pembaca yang akan memahami secara mendalam terkait dengan isim ghoiru munshorif didampingi oleh seorang guru yang memang benar-benar paham dengan bab isim ghoiru munshorif ini.
Contoh lain isim ghoiru munshorif yang terdapat pada Al-Qur'an:
إنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِااللَّهِ
Lafadz masajid (jamak dari masjid) adalah salah satu contoh yang terdapat di Surat At-Taubah ayat 18. Pada ayat tersebut, bisa kita lihat pada lafadz masajidu. Namun, karena jabatan pada kalimat ada maf’ul bih, maka menjadi masaajida dibaca nasob dengan tanda fatkhah.
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
Lafadz Aswadu dan abyadhu pada Surat Al Baqarah ayat 187 tersebut merupakan contoh dari ghoiru munsharif.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
Lafadz Yusuf adalah contoh dari ghoiru munshorif yang dibaca rofa' karena menjadi fa'il dengan tanda dhomah terdapat pada di Surat Yusuf ayat 4.
لِمَ تُحَاجُّونَ فِي إِبْرَاهِيمَ
Lafadz Ibraahiim atau Ibroohiim adalah salah satu ghoiru munsharif yang dibaca jer dengan tanda fatkhah yang terdapat pada Surat Ali-Imran ayat 65.
Demikian Isim Ghoiru Munshorif, Pengertian, Jenis dan Contoh-Contohnya, semoga dengan adanya artikel ini para pembaca lebih memahami tertakit dengan Isim Ghoiru Munshorif, baik itu pengertian ataupun contoh-contohnya.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Semoga bermanfaat, Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Isim Ghoiru Munshorif, Pengertian, Jenis dan Contoh-Contohnya"