Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Bab Bersuci Atau Thoharoh, Terjemah Kitab Mabadi Fiqih Juz 4 Karya Syaikh Umar Abdi Ja'far

 San3kalongbm.com - Bab Bersuci Atau Thoharoh, Terjemah Kitab Mabadi Fiqih Juz 4 Karya Syaikh Umar Abdi Ja'farTerjemahan kitab kuning sangat diperlukan sebagai pendamping dalam mempelajari juga memperdalam pengertian-pengertian dalam kitab kuning tersebut. 
Bab Bersuci atau Thoharoh Mabadi Fiqih Juz 4 
Jika kemampuan dalam membaca kitab-kitab klasik yang berbasis pesantren salaf masih kurang, tidak ada salahnya menggunakan terjemahan kitab ini sebagai pendamping kitab kuning yang sedang dipelajari. 

Pada artikel yang lalu Terjemah Mabadi Juz 1 - 3 sudah selesai, karena banyaknya tugas admin maka baru kali ini dapat update Bab Bersuci Atau Thoharoh, Terjemah Kitab Mabadi Fiqih Juz 4 Karya Syaikh Umar Abdi Ja'far, Sebagai lanjutan dari terjemah sebelumnya.

Sebagaimana biasa kita jumpai dalam kitab-kitab fiqih bab yanr pertama dibahas yaitu Bab Bersuci atau Thoharoh, sepertihalnya padakitab Mabadi Fiqih Juz 4 ini. Berikut Bab Bersuci Atau Thoharoh, Terjemah Kitab Mabadi Fiqih Juz 4 Karya Syaikh Umar Abdi Ja'far.

Bersuci | الطهارة

ْالْمَاءُ الطَّهُوْرُ هُوَ كُلُّ مَا نَزَلَ مِنَ السَّمَاءِ أَوْ نَبَعَ مِنَ اْلاَرْضِ بَاقِيًا عَلَى أَصْلِ خِلْقَتِهِ وَلَمْ يَتَغَيَّر اَحَدَ اَوْصَافِهِ بِمَا سَلَبَ طَهُوْرِيَّتَهُ وَلَمْ يُسْتَعْمَلْ لِرَفْعِ حَدَثٍ اَوْ اِزَالَةِ نَجَسٍ لقوله تعالى وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُوْرًا وقوله صلى الله عليه وسلم عَنْ مَاءِ الْبَحْرِ هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ الْحِلَّ مَيْتَتُهُ

Air Suci adalah air yang turun dari langit atau bersumber dari bumi, dalam keadaan tetap pada asal ciptaannya, dan salah satu sifatnya tidak berubah dengan perkara yang melepas kesuciannya, dan tidak digunakan menghilangkan hadas atau menghilangkan najis, karena firman Allah dan kami turunkan dari langit air yang suci, dan sabda nabi tentang air laut: suci airnya , halal bangkainya.

َالْمَاءُ النَّجَسِ هُوَ الَّذِيْ وَقَعَتْ فِيْهِ نَجَاسَةٌ وَكَانَ دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ وَاِنْ لَمْ يَتَغَيَّرْ اَوْ كَانَ قُلَّتَيْنِ فَتَغَيَّر لقوله صلى الله عليه وسلم إِذَا بَلَغَ الْْمَاءُ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلِ اْلخَبَثَ

Air Najis adalah air yang najis jatuh ke dalamnya, dan kurang dari dua kula dan tidak berubah, atau dua kula lalu berubah , karena sabda nabi : jika air sampai dua kula maka najis tidak berpengaruh.

َ
النَّجَاسَاتُ المُغَلَّظَةُ هِيَ نَجَاسَةُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَمَا تَوَلَّدَ مِْنهُمَا اَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا مَعَ حَيَوَانٍ اَخَر وَتَطْهُرُ بِغَسْلِهَا سَبْعَ مَرَّاتٍ اِحْدَاهُنَّ بِتُرَابٍ طَاهِرٍ لقوله صلى الله عليه وسلم طُهُوْرِ اِنَاءِ اَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ اَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ اُوْلَاهُنَّ اَوْ اُخْرَاهُنَّ بِتُرَابٍ

Najis Mughalladzah adalah najisnya anjing dan babi dan anak yang terlahir dari keduanya atau salah satunya bersama hewan lain, najis mughalladzah bisa suci dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan debu yang suci karena sabda nabi: sucinya tempat salah satu di antara kalian jika anjing menjilat ke dalamnya itu dengan membasuhnya tujuh kali awalnya atau akhirnya dengan debu.

النَّجَاسَةُ الْمُخَفَّفَةُ هِيَ بَوْلُ الصَّبِيَّ الَّذِيْ لَمْ يَبْلُغَ الْحَوْلَيْنِ وَلَمْ يَتَغَذَّ اِلَّا بِاللَّبَنِ وَتَطْهُرُ بِرَشِّ مَحَلِّهَا بِالمَاءِ لقوله صلى الله عليه وسلم يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَّةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ اَمَّا الصَّبِيَّةُ وَالخُنْثَى فَيَجِبُ غَسْلُ بَوْلِهِمَا

Najis Mukhoffafah adalah kencing bayi yang belum sampai dua tahun dan belum makan kecuali susu, Najis Mukhoffafah bisa suci dengan memercikkan air ke tempatnya, karena sabda nabi, dibasuh dari kencingnya cewek, dan dipercikkan dari kencing  cowok, adapun bayi cewek dan waria maka wajib membasuh kencing keduanya.


َالنَّجَاسَاتُ الْمُتَوَسِطَةُ هِيَ الْقَيْحُ وَالدَّمُ وَاْلقَيْءُ وَالْمُسْكِرُ الْمَائِعُ وَالْمَيْتَةُ بِجَمِيْعِ اَجْزَائِهَا اِلَّا مَيْتَة اْلاَدَمِيِّ وَالسَّمَكِ وَالْجَرَادِ وَالْخَارِجِ مِنَ السَّبِيْلَيْنِ اِلَّا الْمَنِيِّ فَاِنَّهُ طَاهِرٌ وَلَبَنُ حَيٍّ لَا يُؤْكَلُ لَحْمُةُ غَيْرَ الْأَدَمِيِّ 

Yang termasuk Najis-najis Mutawassitah adalah nanah, darah, muntah, yang memabukkan yang encer(cair), bangkai dengan semua bagianya, kecuali bangkai anak adam dan ikan dan belalang, dan yang keluar dari dua jalan, kecuali mani, maka sesungguhnya mani itu suci, susu hewan hidup yang tidak boleh dimakan dagingnya selain anak adam.

ُوَالْمُنْفَصِلُ مِنْ حَيَوَانٍ حَيِّ كَمَيْتَتِهِ اِلَّا شَعْرَ الْمَأْكُوْلُ وَصُوْفَهُ وَرِيْشَه

Dan yang terpisah dari hewan itu seperti bangkai kecuali rambut hewan yang boleh dimakan dan bulu dan sayapnya.

وَتَطْهُرُ النَّجَاسَةُ الْمُتَوَسِطَةُ بِغَسْلِ مَحَلِّهَا بِالْمَاءِ الطَّهُوْرِ حَتَّى تَزُوْلَ عَيْنُهَا وَطَعْمُهَا وَلَوْنُهَا وَرِيْحُهَا

Najis Mutawasitoh bisa suci dengan membasuh tempat najis dengan air yang suci sampai hilang najisnya, rasanya, warnanya dan baunya.

ُوَلاَ يَضُرُّ بَقَاءُ لَوْنٍ أَوْ رِبْحٍ عَسُرَ زَوَالُهُ وَيَضُرُّ بَقَاءُ هُمَا مَعًا اَوِ الطَّعْمِ وَحْدَهُ وَاِنْ عَسُرَ زَوَالُه اِلَّا اِنْ تَعَذَّرَ فَيُعْفَى عَنْهُ لقوله صلى الله عليه وسلم اِنَّمَا تَغْسِلُ ثَوْبَكَ مِنَ الْبَوْلِ وَالْغَائِطِ وَاْلمَذِيِّ وَالْقَيْئِ وقوله صلى الله عليه وسلم لِلْحَائِضِ إِذَا طَهُرْتِ فَاغْسِلِى مَوْضِعَ الدَّمِ ثُمَّ صَلِّى قَالَتْ يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنْ لَمْ يَخْرُجْ أَثَرُهُ قَالَ يَكْفِيْكَ الْمَاءُ وَلَا يَضُرُّكِ أَثَرُهُ

Tidak masalah tetapnya warna atau bau yang hilangnya sulit, dan tidak masalah tetapnya warna dan bau, atau hanya rasa jika hilangnya sulit karena sabda nabi SAW: bajumu di cuci karena kencing dan tinja dan mazi dan muntah.

Sabda Nabi SAW kepada orang yang haid: "jika kamu suci maka mandilah lalu Shalatlah", ia bertanya: wahai Rasulullah jika bekasnya tidak hilang, beliau menjawab: "air mencukupimu dan bekasnya tidak membahayakanmu".

طَهَارَةُ الْجِلْدِ: تَطْهُرُ جُلُوْدُ الْمَيْتَةِ بِالدِّبَاغِ لقوله صلى الله عليه وسلم اَيُّمَا اِهَابٍ دُبِغَ فَقَدْ طَهُرَ اِلَّا جِلْدَ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَمَا تَوَلَّدَ مِنْهُمَا اَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا

Menyucikan kulit: kulit bangkai bisa suci dengan di samak karena sabda beliau SAW bangkai apa pun yang di samak itu suci kecuali bangkai anjing dan babi dan yang terlahir dari keduanya atau salah satunya.

َطَهَارَةُ الْاَرْضِ: الْاَرْضُ الْمُتَنَجِسَةُ تَطْهُرُ بِغَمْرِهَا إِذَا تَشَرَبَتِ النَّجَاسَةَ وَاِنْ لَمْ تَتَشَرَّبِ النَّجَاسَة يَكْفِي صَبُّ الْمَاءِ عَلَيْهَا وَلَوْ مَرَّةً وَاحِدَةً

Menyucikan tanah yang najis: tanah bisa suci degan memerciki air, jika najis meresap, jika najis tidak meresap maka cukup menumpahkan air, walau satu kali.

ُّالْاِسْتِنْجَاءُ وَاجِبٌ بَعْدَ الْاِسْتِبْرَاءِ لقوله تعالى فِيْهِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ اَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللهُ يُحِب الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Istinja’ itu wajib setelah menuntaskan karena firman Allah di masjid qiba ada orang-orang suka bersuci, dan Allah itu suka orang-orang yang bersuci.

ِوَاْلاَفْضَلُ فِيْ الْاِسْتِنْجَاءِ اَنْ يَسْتَجْمِرَ بِالْحِجَارَةِ ثُمَّ يُتْْبِعَاهَ بِالْمَاء

Yang terbaik dalam istinja itu hendaknya istinja’ dengan batu lalu diikuti dengan air.

ُوَيَجُوْزُ الْاِقْتِصَارُ عَلَى الْمَاءِ أَوْ عَلَى ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ يُنَقَّي بِهِنَّ اْلمَخْرُجُ مَا لَمْ تَتَجَاوَزِ النَّجَاسَة صَفْحَتَهُ وَحَشَفَتَهُ

Boleh hanya pakai air atau tiga batu yang dubur dapat bersih dengan tiga batu tersebut, selama najis tidak melewati pantatnya dan kemaluannya.

لقوله صلى الله عليه وسلم إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتََجْمِرْ ثَلَاثًا

Karena sabda beliau SAW: jika salah seorang kalian memakai batu maka pakailah batu tiga kali

ُآَدَابُ قَضَاءِ الْحَاجَةِ : يُسْتَحَبُّ لِقَاضِي الْحَاجَةِ اَنْ يَقُوْلَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ بَيْتَ الْخَلَاءِ بِسْمِ اللهِ اَعُوْذ بِاللهِ مِنَ الْخُبَُثِ وَاْلخَبَائِثِ

Tata krama orang yang menuntaskan hajat: di sunahkan bagi orang yang menuntaskan hajat hendaknya mengucapkan dengan menyebut nama Allah aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan laki-laki dan setan perempuan.

وَاَنْ يَقُوْلَ عِنْدَ خُرُوْجِهِ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ اَذْهَبَ عَنِّى الْاَذَى وَعَافَانِي

Dan hendaknya mengucapkan ketika keluar: segala puji bagi Allah yang menghilangkan penyakit dariku, dan menyembuhkan aku.

ٍوَيَحْرُمُ عَلَيْهِ اَنْ يَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ اَوْ يَسْتَدْبِرَهَا فِي الصَّحْرَاءِ وَاَنْ يَّبُوْلَ فَوْقَ قُبْر

Haram baginya menghadap kiblat atau membelakanginya di tanah lapang dan kencing di atas kuburan.

ِوَيُكْرَهُ لَهُ أَنْ يَبُوْلَ قَائِمًا وَفِي الْمَاءِ الرَّاكِدِ وَتَحْتَ الشَّجَرَةِ الْْمُثْمِرَةِ وَالظِّلِّ وَفِي مَحَبِّ الرِّيْح وَالْمُغْتَسِلِ وَالْمَحَلِّ الصُّلْبِ وَالثَّقْبِ وَالتَّكَلُّمُ لِغَيْرِ حَاجَةٍ وَحَمْلُ مَا فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ

Dan dimakruhkan kencing dengan berdiri dan di air yang tenang dan di bawah pohon dan bayang-bayang dan di hembusan angin dan di tempat mandi dan tempat meminta, lubang dan berbicara tanpa kebutuhan dan membawa sesuatu yang ada sebutan Allah.


Demikian Bab Bersuci Atau Thoharoh, Terjemah Kitab Mabadi Fiqih Juz 4 Karya Syaikh Umar Abdi Ja'farSemoga terjemahan kitab mabadi juz 4 ini dapat bermanfaat dalam mempelajari dan memahami kitab mabadi fiqih tersebut.

Untuk mendapatkan bab selanjutnya terjemah mabadi fiqih juz 4 yaitu Bab Wudlu yang akan admin bagikan setelah bab ini.

Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Demikian Terjemah lengkap kitab Mabadi Fiqih Juz 4, semoga bermanfaat, Wallahu A'lam bisowab.....

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm 

Post a Comment for "Bab Bersuci Atau Thoharoh, Terjemah Kitab Mabadi Fiqih Juz 4 Karya Syaikh Umar Abdi Ja'far"