Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Keadaan Makmun
San3kalongbm.com - Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Keadaan Makmun. Terjemahan kitab kuning sangat diperlukan sebagai pendamping dalam mempelajari juga memperdalam pengertian-pengertian dalam kitab kuning tersebut. Jika kemampuan dalam membaca kitab-kitab klasik yang berbasis pesantren salaf masih kurang, tidak ada salahnya menggunakan terjemahan kitab ini sebagai pendamping kitab kuning yang sedang dipelajari.
Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Keadaan Makmum |
Keadaan Makmum أَحْوَالُ المَأمُوْمِ
أسئلة: كم نوعا المأموم؟ ما المسبوق؟ ما الموافق؟ ما حكم المسبوق؟ ما حكم الموافق؟
المَأْمُوْمُ نَوْعَانِ: مَسْبُوقٌ وَمُوَافِقٌ
Makmum itu terbagi dua, yaitu:
- Makmum Masbuq (makmum yang ketinggalan), dan
- Makmum Muwafiq (makmum yang bertepatan).
المَأمُوْمُ المَسْبُوْقُ: هُوَ الَّذِي لَمْ يُدْرِكْ مَعَ الإمَامِ زَمَناً يَسَعُ قِرَاءَةَ الفَاتِحَةِ
Makmum Masbuq yaitu: makmum yang tidak memperoleh waktu dalam mengikuti imam, yang waktu tadi cukup digunakan untuk membaca Al-Fatihah.
المَأمُوْمُ المُوَافِقُ: هُوَ الَّذِي يُدْرِكُ مَعَ الإِمَامِ زَمَناً يَسَعُ قِرَاءَةَ الفَاتِحَةِ
Makmum Muwafiq yaitu: makmum yang memperoleh waktu bersama imam, yang waktu tadi cukupdigunakan untuk membaca Al-Fatihah.
حُكْمُ المَسْبُوْقِ:
- إذَا أدْرَكَ الإمَامَ وَهُوَ رَاكِعٌ يَرْكَعُ مَعَهُ وَتَسْقُطُ عَنْهُ الفَاتِحَةُ، وَتُحْسَبُ لَهُ الرَّكْعَةُ إِنِ اطْمَأَنَّ مَعَ الإمَامِ
- إذَا أدْرَكَ الإمَامَ فِي القِيَامِ وَلَكِنَّهُ رَكَعَ قَبْلَ أنْ يُتِمَّ الفَاتِحَةَ يَرْكَعُ مَعَهُ إذَا لَمْ يَشْتَغِلْ بِدُعَاءِ الاِفْتِتَاحِ أوِ التَّعَوُّذِ وَيَسْقُطُ عَنْهُ مَا بَقِيَ مِنَ الفَاتِحَةِ
- إذَا أدْرَكَ الإمَامَ فِي القِيَامِ وَاشْتَغَلَ بِدُعَاءِ الِافْتِتَاحِ أوِ التَّعَوُّذِ فَرَكَعَ الإمَامُ قَبْلَ أنْ يُتِمَّ الفَاتِحَةَ تَخَلَّفَ بِقَدْرِ الزَّمَنِ الَّذِي صَرَفَهُ فِي قِرَاءَةِ دُعَاءِ الاِفْتِتَاحِ أوِ التَّعَوُّذِ، فَإنْ أدْرَكَ إمَامَهُ فِي الرُّكُوْعِ أدْرَكَ الرَّكْعَةَ وَإنِ اعْتَدَلَ إمَامَهُ قَبْلَ أنْ يَرْكَعَ فَاتَتْهُ الرَّكْعَةَ وَإنْ سَجَدَ إمَامُهُ قَبْلَ فَرَاغِهِ بَطَلَتْ صَلَاتُهُ إنْ لَمْ يَنْوِ المُفَارَقَةَ
Hukum-Hukum Makmum Masbuq:
1. Jika makmum masbuq mendapati imam sedang ruku’, maka makmum tadi hendaklah mengikuti imam yang sedang ruku’, maka gugurlah kewajiban membaca Fatihah bagi dirinya. Hal yang demikian dapat dianggap sudah memperoleh satu rokaat bagi makmum tersebut asalkan ia sempat melakukan tuma’ninah bersama imam.
(Penjelasan : Kalau makmum itu tidak memperoleh kesempatan melakukan tuma’ninah bersama imam, disebabkan karena imam terus berdiri disaat makmum mengikuti ruku’, maka makmum tersebut tidak dapat dianggap memperoleh satu rakaat.),
2. Jika makmum masbuq itu mendapatkan imam dalam keadaan masih berdiri, tetapi imam itu lalu ruku’ sedangkan imam tersebut belum sepat menyempurnakan bacaan Fatihah, maka makmum hendaklah mengikuti ruku’ apabila makmum itu tidak sedang menyempurnakan bacaan iftitah atau ta’awwudz.
Makmum yang demikian telah gugur dari dirinya mana-mana yang tertinggal dari bacaan Fatihahnya dan sudah dapat dianggap memperoleh satu rakaat.
3. Jika makmum masbuq itu mendapatkan imam dalam keadaan masih berdiri sedang makmum tadi masih sibuk dengan bacaan iftitah atau ta’awwudz, tiba-tiba imam itu ruku’ sedang makmum tadi belum sempat menyempurnakan Fatihah, maka makmum hendaklah sedikit menangguhkansekedar waktu yang cukup untuk membaca do’a iftitah atau ta’awwudz.
Jika dengan penangguhan itu makmum memperoleh kesempatan untuk menyertai ruku’ bersama imam, maka makmum tadi dianggap dapat memperoleh satu rakaat. Tetapi apabila imamnya lalu berdiri untuk beri’itidal sebelum makmum itu sempat ruku’, maka makmum tadi berarti tertinggal satu rakaat.
Seterusnya apabila imam itu lalu sujud dan makmum masih belum dapat menyelesaikan, maka batallah sholat makmum masbuq itu., jika ia tidak dengan segera niat mufaraqah (berpisah dari imam).
حُكْمُ المُوَافِقِ:
- يَجِبُ عَلَيْهِ أنْ يُتِمَّ الفَاتِحَةَ وَلَوْ رَكَعَ إمَامُهُ تَخَلَّفَ لِقِرَاءَتِهَا
- إذَا تَخَلَّفَ لِقِرَاءَةِ الفَاتِحَةِ يَجُوْزُ لَهُ أنْ يَتَأخَّرَ عَنْ إمَامِهِ بِثَلَاثَةِ أرْكَانٍ بِعُذْرٍ مِنَ الأعْذَارِ الآتِيَةِ: أوَّلًا: إذَا كَانَ المَأمُوْمُ المُوَافِقُ بَطِئَ القِرَاءَةَ (لَا لِوَسْوَسَةٍ) وَالإمَامُ مُعْتَدٍ لَهَا. ثَانِياً: إذَا نَسِيَ الفَاتِحَةَ وَتَذَكَّرَهَا قَبْلَ رُكُوْعِهِ مَعَ إِمَامِهِ فَلَوْ تَذَكَّرَهَا بَعْدَ رُكُوْعِهِ لَا يَأتِي بِهَا بَلْ تَسْتَمِرُّ فِي مُتَابَعَةِ إمَامِهِ وَيَأتِي بِرَكْعَةٍ بَعْدَ السَّلَامٍ. ثَالِثاً: إذَا اشْتَغَلَ بِدُعَاءِ الافْتِتَاحِ أوِ التَّعَوُّذِ ظَانَّا أنَّهُ يُدْرِكُ الفَاتِحَةَ وَلَكِنْ لَمْ يُدْرِكْهَا. أمَّا لَوْ تَحَقَّقَ فَوَاتُهَا وَلَمْ يُدْرِكِ الإمَامَ فِي رُكُوْعِهِ فَاتَتْهُ الرَّكْعَةُ فَيَأتِي بِهَا بَعْدَ السَّلَامِ
Hukum Makmum Muwafiq:
1. Makmum Muwafiq itu diwajibkan melengkapi bacaan Fatihahnya apabila imamnya melakukan ruku’, maka wajiblah makmum itu surat ke belakang (tidak diperkenankan ruku’ untuk melengkapi bacaan Fatihahnya),
2. Jika makmum itu surat ke belakang untuk menyempurnakan bacaan Fatihahnya, maka dibolehkan mundur dari imam dengan tiga macam rukun sholat, apabila terdapat salah satu uzur dari berbagai uzur yang tercantum dibawah ini, yaitu:
Pertama : Apabila makmum muwafiq itu memang lambat bacaannya bukan dikarenakan was-was sedangkan imamnya sedang-sedang saja bacaannya (menurut kebiasaan).
Kedua : Apabila makmum muwafiq itu lupa membaca Fatihah dan baru sadar kalau ia lupa sebelum melakukan ruku’ bersama imam, oleh karenanya, andaikan ia sadar bahwa ia kelupaan sesudah ruku’, maka ia tidak perlu lagi menyempurnakan bacaan Fatihahnya, bahkan ia wajib terus mengikuti imam dan makmum muwiq yang demikian wajib menunaikan satu rakaat sesudah salamnya imam (rakaatnya yang pertama tidak dapat dianggap),
Ketiga : Apabila makmum muwafiq itu sibuk dengan bacaan iftitah atau ta’awwudz karena menyangka bahwa dia dapat menyempurnakan bacaan Fatihahnya, tetapi kenyataannya ia tidak dapat. Atau kalau ia sudah yakin sebelumnya bahwa ia akan terlambat membaca Fatihah (tetapi masih terus saja dengan membaca do’a iftitah dan ta’awwudz), kemudian tidak dapat menyertai imam di waktu ruku’, maka makmum tersebut kehilangan satu rakaat.
Oleh sebab itu wajib menggenapi satu rakaat lagi sesudah salamnya imam.
Untuk mendapatkan Terjemah Lengkap Mabadi Fiqih Juz 3 mulai dari Pokok-Pokok Islam hingga Bab Syarat Thowaf dan Haji, dapat ikuti tautan Berikut Terjemah Mabadi Fiqih Juz 3 Lengkap.
Demikian Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Keadaan Makmun, Semoga terjemahan kitab mabadi juz 3 ini dapat bermanfaat dalam mempelajari dan memahami kitab mabadi fiqih tersebut.
Untuk mendapatkan bab selanjutnya terjemah mabadi fiqih juz 3 yaitu Bab Sholat Orang Yang Bepergian/ Musafir yang akan admin bagikan setelah bab ini.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Demikian Terjemah lengkap kitab Mabadi Fiqih Juz 3, semoga bermanfaat, Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Keadaan Makmun"