Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Istinja' atau Cebok
San3kalongbm.com - Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Istinja' atau Cebok. Terjemahan kitab kuning sangat diperlukan sebagai pendamping dalam mempelajari juga memperdalam pengertian-pengertian dalam kitab kuning tersebut. Jika kemampuan dalam membaca kitab-kitab klasik yang berbasis pesantren salaf masih kurang, tidak ada salahnya menggunakan terjemahan kitab ini sebagai pendamping kitab kuning yang sedang dipelajari.
Ilustrasi Toilet, Pixabay |
Cebok الاسْتِنْجَاءُ
أسئلة: ما الاستنجاء؟ ما كيفيته؟ ما شروط الاستنجاء بالحجر؟ ما سنن الاستنجاء؟ ما مكروهاته؟
الاِستِنْجَاءُ هُوَ: إزَالَةُ مَا تَلَوَّثَ بِهِ المَخْرَجُ بِمَاءٍ أوْ حَجَرٍ أوْ نَحْوِهِ
Istinja’(Cebok) ialah menghilangkan kotoran dari tempat keluarnya dengan air atau batu atau yang lainnya.
كَيْفِيَةِ الاسْتِنْجَاءِ: يُمْسَحُ الخَارِجُ بِثَلَاثَةِ أحْجَارٍ حَتَّى يَزُوْلَ عَيْنُ النَّجَاسَةِ ثُمَّ يُغْسَلُ بِالمَاءِ لِيَزُوْلَ أثَرُ النَّجَاسَةِ، وَيَجُوْزُ الاقتِصَارُ عَلَى أحَدِهِمَا، وَالمَاءُ أفْضَلُ
Cara beristinja’ yaitu: apapun yang keluar dari qubul dan dubur, diusap dengan tiga buah batu sehingga hilanglah najisnya lalu basuhlah dengan air untuk menghilangkan bekas-bekas yang dapat dilihat dari najis itu. Dan boleh hanya menggunakan batu saja atau air saja, tapi lebih utama menggunakan air.
شُرُوْطُ الاسْتِنْجَاءِ بِالحَجَرَ
أنْ لَا يَجِفَّ النَّجَسُ وَلَا يَنْتَقِلَ
أنْ لَا يَخْتَلِطَ بِنَجَسٍ آخَرَ
أنْ لَا يَتَجَاوَزَ المَخْرَجَ
أنْ يَكُوْنَ الحَجَرُ أوْ مَا يَقُوْمُ مَقَامَهُ جَافًّا طَاهِرًا قَالِعًا للنَّجَاسَةِ
Syarat-syarat beristinja’ dengan batu, yaitu:
- Najis itu belum sampai kering dan belum menjalar ke tempat lain (masih berada disekitar qubul atau dubur),
- Jangan sampai najis itu tercampur dengan najis lainnya,
- Najis itu tidak menjalar dari tempat keluarnya semula,
- Batu yang dipakai untuk beristinja’ itu batu yang kering yang suci dan mampu menghilangkan najis.
مَا يَقُوْمُ مَقَامَ الحَجَرِ: يَقُوْمُ مَقَامَ الحَجَرِ كُلُّ جَامِدٍ طَاهِرٍ غَيْرِ مُحْتَرَمٍ كَوَرَقٍ وَخَشَبٍ
Batu yang dipakai untuk beristinja’ itu dapat diganti dengan benda lain yang sifatnya keras, suci, tidak dihormati, Misalkan: kertas atau kayu.
سُنَنُ الاسْتِنْجَاءِ
تَقْدِيْمُ الرِّجْلِ اليُسْرَى عِنْدَ الدُّخُوْلِ وَاليُمْنَى عِنْدَ الخُرُوْجِ
أنْ يَقُوْلَ المُسْتَنْجِي عِنْدَ دُخُوْلِهِ (بِسْمِ اللهِ أعُوْذُ بِاللّهِ مِنَ الخَبَثِ والخَبَائِثِ) وَعِنْدَ خُرُوْجِهِ (الحَمْدُ لله الَّذِي أذْهَبَ عَنِّي الأذَى وَعَافَانِي). أنْ يَبْتَعِدَ عَنْ أعْيُنِ النَّاسِ حَتَّى لَا يَرَاهُ أحَدٌ وَلَا يَسْمَعَ صَوْتَ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ وَلَا يَشَمَّ رِيْحَهُ
أنْ يَسْتَنْجِيَ بِيِدِهِ اليُسْرَى وأنْ يَغْسِلَهَا قَبْلَ الاسْتِنْجَاءِ وبَعْدَهُ
أنْ يَسْتَبْرَئَ مِمَّا خَرَجَ مِنْهُ
Sunnah-sunnahnya beristinja’, antara lain:
- Ketika masuk ke kamar mandi supaya mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar dengan mendahulukan kaki kanan.
- Orang yang hendak beristinja’ ketika masuk terlebih dulu mengucapkan: ”Bismillah a’udzu billahi minal khubutsi wal khobaaits”. Artinya: ” Dengan nama Allah SWT. saya berlindung kepada Allah SWT. dari godaan setan laki-laki dan setan perempuan”. Kemudian setelah keluar, hendaknya mengucapkan: ”Alhamdulillahil ladzi adhaba ’annil adzaa wa’aafani”. Artinya: ” Segala puji bagi Allah SWT. yang telah menyingkirkan bahaya dan menyehatkan tubuhku”.
- Menjauh dari pandangan orang atau ditempat yang tertutup yang tiada seorang pun dapat melihatnya, tidak pula dapat mendengar bunyi dari apa yang dikeluarkan dan juga tidak tercium baunya.
- Melakukan istinja’ itu dengan tangan kiri dan sebelum beristinja’ tangannya supaya dibasuh dan juga sesudahnya.
Apa yang dikeluarkan supaya benar-benar tuntas.
مَكْرُوْهَاتُ الاسْتِنْجَاءِ
البَوْلُ فِي المَاءِ الكَثِيْرِ
حَمْلُ مَا فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ
اسْتِقْبَالُ القِبْلَةِ أوِ اسْتِدْبَارُهَا
مُقَابَلَةُ مَهَبِّ الرِّيْحِ
التَّكَلُّمُ لِغَيْرِ طَلَبِ مَا يُزِيْلُ بِهِ النَّجَاسَةَ
البَصْقُ وَالتَّمَخُّطُ بِلَا حَاجَةٍ
رَفْعُ البَصَرِ إلَى السَّمَاءِ
قَضَاءُ الحَاجَةِ تَحْتَ شَجَرَةٍ مُثْمِرَةٍ أوْ ظِلٍّ تَجْتَمِعُ فِيْهِ النَّاسُ
Beberapa hal yang dimakruhkan ketika beristinja’, yaitu:
- Kencing didalam air yang tenang (air yang tidak mengalir),
- Membawa sesuatu yang ada tulisannya “Allah SWT”,
- Menghadap kearah kiblat atau membelakangi kiblat,
- Menghadap kearah bertiupnya angin,
- Berbicara selain untuk hal yang diperlukan untuk menghilangkan najis,
- Menengadah (mengankat) pandangan kearah langit,
- Meludah dan beringus yang tidak ada keperluannya dalam beristinja’,
- Kencing atau berak dibawah pohon yang berbuah atau disuatu naungan yang digunakan orang banyak untuk berkumpul dan berteduh.
Untuk mendapatkan Terjemah Lengkap Mabadi Fiqih Juz 3 mulai dari Pokok-Pokok Islam hingga Bab Syarat Thowaf dan Haji, dapat ikuti tautan Berikut Terjemah Mabadi Fiqih Juz 3 Lengkap.
Demikian Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Istinja' atau Cebok, Semoga terjemahan kitab mabadi juz 3 ini dapat bermanfaat dalam mempelajari dan memahami kitab mabadi fiqih tersebut.
Untuk mendapatkan bab selanjutnya terjemah mabadi fiqih juz 3 yaitu Bab Wudlu yang akan admin bagikan setelah bab ini.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Demikian Terjemah lengkap kitab Mabadi Fiqih Juz 3, semoga bermanfaat, Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Terjemahan Kitab Mabadi Fiqih Juz 3 Bab Istinja' atau Cebok"