Hadits Ke-27, Tentang Keutamaan Disakiti Orang Lain, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah
San3kalongbm.com - Hadits Ke-27, Tentang Keutamaan Disakiti Orang Lain, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah - Jika kita disakiti orang lain sering kali kita tidak mau mema'afkan orang yang telah menyakiti kita tersebut. Padahal jik kita dengan senang hati menerima dan mema'afkan orang yang telah menyakiti kita bahkan mendo'akan dengan do'a-doa yang baik maka surga akan menanti kita. Sebagaimana kisah yang ada pada Hadits Ke-27, Tentang Keutamaan Disakiti Orang Lain.
Dari Ikrimah (seorang tabi'in) bekas budak Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ سَتَرَ اللّٰهُ بَيْنَ عَبْدٍ وَبَيْنَ كُلِّ النَّاسِ فَيُدْفَعُ إِلَيهِ كِتَابُ حَسَنَاتِهِ فَيَقْرَؤُهُ، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : مَا تَرَى، فَيَقُوْلُ : أَرَى حَسَنَاتٍ كَثِيْرَةً، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : هَلْ نَقَصَ مِنْهَا شَيْئٌ، فَيَقُوْلُ : لَا، ثُمَّ يُدْفَعُ إِلَيْهِ كِتَابُ سَيِّئَاتِهِ فَيَقْرَؤُهُ، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : مَا تَرَى، فَيَقُوْلُ : أَرَى سَيِّئَاتٍ كَثِيْرَةً، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : أَتَعْرِفُهَا، فَيَقُوْلُ : نَعَمْ، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : هَلْ زِيْدَ عَلَيْكَ شَيْئٌ، فَيَقُوْلُ : لَا، ثُمَّ يُدْفَعُ إِلَيْهِ رُقْعَةٌ فَيَقْرَؤُهَا، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : مَا تَرَى، فَيَقُوْلُ : أَرَى حَسَنَاتٍ كَثِيْرَةً، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : أَتَعْرِفُهَا، فَيَقُوْلُ : لَا، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى لَهُ : هَذَا مِمَّا ظَلَمُوْكَ وَآذَوْكَ وَأَخَذُوْا مَا لَكَ مِنْ غَيْرِ عِلْمِكَ
Artinya: "Tatkala hari kiamat, Allah Ta'ala menutup (merahasiakan) di antara seorang hamba dan setiap manusia. Lalu kitab amal kebaikannya diberikan kepadanya, ia pun membacanya. Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apa yang kamu lihat ?". Ia menjawab, "Aku melihat kebaikan-kebaikan yang banyak". Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apakah ada sesuatu yang kurang dari kebaikan itu ?". Ia menjawab, "Tidak". Kemudian diberikanlah catatan amal keburukan padanya, ia pun membacanya. Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apa yang kamu lihat ?". Ia menjawab, "Aku melihat keburukan-keburukan yang banyak". Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apakah kamu mengetahuinya ?". Ia menjawab, "Iya". Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apakah ada sesuatu (keburukan) yang ditambahkan bagimu ?". Ia menjawab, "Tidak". Kemudian diberikalah sebuah lembaran tambalan padanya, ia pun membacanya. Lalu Allah Ta'ala bertanya, "Apa yang kamu lihat ?". Ia menjawab, "Aku melihat kebaikan yang banyak". Allah Ta'ala bertanya, "Apa kamu mengetahuinya ?". Ia menjawab, "Tidak". Lalu Allah Ta'ala berkata padanya, "Ini merupakan pahala yang mana orang-orang menganiaya, menyakitimu, dan mengambil apa yang menjadi milikmu tanpa sepengetahuanmu"".
___________________
[Berdasarkan hadits ini ada kisah Ibrahim bin Adham] beliau memiliki 72 budak, ketika bertaubat dan kembali kepada Allah Yang Maha Luhur, beliau memerdekakan mereka semua. Kemudian, sesungguhnya seseorang dari budak-budak itu meminum khamr. Lalu ia bertemu dengan Ibrahim bin Adham. Ia pun berkata, "Wahai fulan, tunjukkanlah aku ke rumahku". Beliau menjawab, "Iya".
Lalu Ibrahim bin Adham menunjukkannya ke sebuah kuburan dari kuburan-kuburan. Ketika orang yang mabuk itu melihat kuburan, ia memukul Ibrahim bin Adham dengan pukulan yang keras dan berkata, "Aku mengatakan, tunjukkanlah aku ke rumahku, dan kamu menunjukkanku ke kuburan ?".
Ibrahim bin Adham pun menjawab, "Wahai orang yang mabuk, wahai orang yang sedikit akalnya, rumah ini adalah rumah hakekat dan rumah selainnya adalah kiasan".
Lalu orang itu pun memulai dengan pukulan dan ia memukul dengan sebuah cambuk. Dan setiap kali orang itu memukul dengan cambuknya, Ibrahim bin Adham berkata, "Semoga Allah mengampunimu".
Ketika kedua dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba datanglah seorang yang lainnya dan berkata, "Wahai fulan, apa yang sedang kamu perbuat, kamu memukul tuanmu yang telah memerdekakanmu ?".
Orang yang memukul itu tidak sadar bahwa beliau adalah tuannya (dulu), dan orang itu pun bertanya, "Siapakah orang ini ?".
Orang yang baru datang itu pun menjawab, "Sesungguhnya orang ini adalah tuanmu yang telah memerdekakanmu, yaitu Ibrahim bin Adham".
Ketika orang yang memukul itu mengetahui bahwa orang ini (yang dipukul) adalah orang yang telah memerdekakannya, ia pun turun dari kudanya dan membuat alasan (meminta maaf) kepadanya. Ibrahim bin Adham menjawab, "Aku menerima, memaafkan, dan mengampunimu".
Orang yang memukul itu bertanya, "Wahai tuanku, aku telah memukulmu dan menyakitimu, sedangkan kamu berdoa dengan doa yang baik, kamu mengatakan di setiap pukulan, "Semoga Allah mengampunimu" ?"
Lalu Ibrahim bin Adham menjawab, "Bagaimana aku tidak mendoakanmu dengan doa yang baik ? sedangkan kamu menjadi sebab bagiku untuk masuk ke surga dengan pukulanmu padaku dan upaya menyakitimu".
___________________
Baca Juga Versi Lengkapnya: Terjemah Kitab Lengkap Mawaidul 'Ushfuriyah Lengkap 40 Hadits dan Hikayat Didalamnya
Demikian Hadits Ke-27, Tentang Keutamaan Disakiti Orang Lain, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah. Dengan selesainya membaca artikel pada Hadits ke-27 ini Tentang Keutamaan Disakiti Orang Lain, Disakiti orang lain banyak sekali diantara kita yang tidak bisa menerimanya, lain halnya dengan Ibrahim bin Adham yang telah bersedia memerdekakan budaknya, dan mema'afkannya. Bagaimana kita ......yuk kita ikuti yang telah dilakukan Ibrahim bin Adham.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan lanjutan kisah Terjemah Kitab Mawaidul 'Usfuriyah dengan Hadits Ke-28, Tentang Orang Yang Menjual Agama Demi Dunia.
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Hadits Ke-27, Tentang Keutamaan Disakiti Orang Lain, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah"