Kaidah Ke Duabelas (12) Qowaoidul I'lal Lafadz أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ
Kaidah Ke Duabelas Qowaidul I'lal |
- Kaidah 1 صَانَ dan بَاعَ
- Kaidah 2 يَبِيْعُ وَ يَقُوْمُ
- Kaidah 3 صَائِنٌ , سَئِرٌ , كِسَاءٌ ,بِنَاءٌ
- Kaidah 4 مَيْوِتٌ dan مَرْمِيٌّ
- Kaidah 5 يَرْمِيْ dan يَغْزُوْ
- Kaidah 6 يُزَكِّيْ asalnya يُزَكِّوُ dan يُعَاطِيْ asalnya يُعَاطِوُ
- Kaidah 7 Lafadz يَعِدُ asalnya يَوْعِدُ
- Kaidah 8 رَضِيَ dan غَازٍ
- Kaidah 9 صُنْ" dan "سِرْ
- Kaidah 10 مَدَّ asalnya مَدَدَ
- Kaidah 11 َآمَن asalnya أَأْمَنَ
- Kaidah 12 أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ
- Kaidah 13 تَعَاطِيًا dan Lafadz تَعَادِّيًا
- Kaidah 14 يُوْسِرَ dan Lafadz مُوْسِرٌ
- Kaidah 15 مُصُوْنٌ dan Lafadz مَسِيْرٌ
- Kaidah 16 اِصْطَلَحَ , اِضْطَرَبَ , اِطَّرَبَ اِظَّهَرَ
- Kaidah 17 اِدَّرَأَ , اِذَّكَرَ , اِزْدَجَرَ
- Kaidah 18 اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ اِثَّغَرَ
- Kaidah 19 اِتَّرَّسَ، اِثَّاقَلَ، اِدَّثَّرَ، اِذَّكَّرَ، اِزَّجَّرَ، اِسَّمَّعَ، اِشَّقَّقَ، اِصَّدَّقَ، اِضَّرَّعَ، اِظَّهَّرَ، اِطَّاهَرَ
إِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ السَّاكِنَتَيْنِ لاَ تُبْدَلاَنِ آلِفًا إِلاَّ إِذَا كَانَ سُكُوْنُهُمَا غَيْرَ أَصْلِيٍّ بِأَنْ نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمُا اِلَى مَا قَبْلَهُمَا نَحْوُ أَجَابَ أَصْلُهُ أَجْوَبَ وَ أَبَانَ أَصْلُهُ أَبْيَنَ
Wau atau ya’ yang sukun, keduanya tidak boleh diganti Alif, kecuali jika sukunnya tidak asli –dengan sebab pergantian harkat keduanya pada huruf sebelumnya
Contoh: أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ dan أَبَانَ asalnya أَبْيَنَ
Praktek I’lal:
I'lal Lafadz أَجَابَ
أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ mengikuti wazan أَفْعَلَ harkah wau dipindah pada huruf sebelumnya karena ia berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun, karena beratnya mengucapkan, maka menjadi أَجَوْبَ (lihat kaidah I’lal ke 2). Kemudian wau diganti alif, karena asalnya wau berharkah dan sekarang ia jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah I’lal ke 1). Maka menjadi أَجَابَ.
Lafadz أَبَانَ
أَبَانَ asalnya أَبْيَنَ mengikuti wazan أَفْعَلَ harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena ia berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun, karena beratnya mengucapkan, maka menjadi أَبَيَْنَ (lihat kaidah I’lal ke 2). Kemudian Ya’ diganti Alif, karena asalnya Ya’ berharkah dan sekarang ia jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah I’lal ke 1). Maka menjadi أَبَانَ.
Post a Comment for "Kaidah Ke Duabelas (12) Qowaoidul I'lal Lafadz أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ"