Kaidah Ke-Delapan Belas (18) Qowaidul I'lal Asalnya Lafadz اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ , اِثَّغَرَ
San3kalongbm.com- Kaidah Ke-Delapan Belas (18) Qowaidul I'lal Asalnya Lafadz اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ اِثَّغَرَ - Didalam mempelajari ilmu shorof tidak cukup hanya bermodalkan dengan memahami wazan-wazan fi'il saja. Namun harus juga memahami kaidaah-kaidah dalam I'lal. Sebagaimana dengan arti nama kitab itu sendiri, Qowaid adalah bentuk jamak dari Qoidah yang mempunyai arti dasar, alasan, hukum.
Kaidah Ke-18 Qowaidul I'lal |
Pada postingan sebelumnya admin sudah bagikan kaidah Pertama dan kedua Qowaidul I'lal Asal Lafad صَانَ dan بَاعَ, maka kali ini admin akan berbagi kembali dengan kaidah yang Ke-Delapan Belas yaitu Lafadz اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ , اِثَّغَرَ
Jika didalam KBBI Kaidah adalah rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; patokan; dalil. Dengan adanya dalil, patokan azas dan lain sebagainya itu kita dapat dengan mudah untuk mempelajari bahasa Arab.
Dalam Qowaidul I'lal ini terdapat 19 qoidah, maka namanya berubah menjadi jamak Qowaidul I'lal yang artinya kaidah-kaidah didalam berbahasa Arab. Dari kesemuanya tersebut antara lain:
- Kaidah 1 صَانَ dan بَاعَ
- Kaidah 2 يَبِيْعُ وَ يَقُوْمُ
- Kaidah 3 صَائِنٌ , سَئِرٌ , كِسَاءٌ ,بِنَاءٌ
- Kaidah 4 مَيْوِتٌ dan مَرْمِيٌّ
- Kaidah 5 يَرْمِيْ dan يَغْزُوْ
- Kaidah 6 يُزَكِّيْ asalnya يُزَكِّوُ dan يُعَاطِيْ asalnya يُعَاطِوُ
- Kaidah 7 Lafadz يَعِدُ asalnya يَوْعِدُ
- Kaidah 8 رَضِيَ dan غَازٍ
- Kaidah 9 صُنْ" dan "سِرْ
- Kaidah 10 مَدَّ asalnya مَدَدَ
- Kaidah 11 َآمَن asalnya أَأْمَنَ
- Kaidah 12 أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ
- Kaidah 13 تَعَاطِيًا dan Lafadz تَعَادِّيًا
- Kaidah 14 يُوْسِرَ dan Lafadz مُوْسِرٌ
- Kaidah 15 مُصُوْنٌ dan Lafadz مَسِيْرٌ
- Kaidah 16 اِصْطَلَحَ , اِضْطَرَبَ , اِطَّرَبَ اِظَّهَرَ
- Kaidah 17 اِدَّرَأَ , اِذَّكَرَ , اِزْدَجَرَ
- Kaidah 18 اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ اِثَّغَرَ
- Kaidah 19 اِتَّرَّسَ، اِثَّاقَلَ، اِدَّثَّرَ، اِذَّكَّرَ، اِزَّجَّرَ، اِسَّمَّعَ، اِشَّقَّقَ، اِصَّدَّقَ، اِضَّرَّعَ، اِظَّهَّرَ، اِطَّاهَرَ
Untuk pembahasan secara terperinci akan admin bahas secara bertahap, step by step, per bab masing-masing, agar tidak menyulitkan saat dalam memahaminya.Khusus pada artikel ini akan admin bagikan
Mari kita bahas Kaidah Ke-Delapan Belas yang bersumber dari kitab Qowaidul I'lal Lafadz اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ اِثَّغَرَ
إِذَا كَانَ فَاءُ اِفْتَعَلَ وَاوًا أوْ يَاءً أوْ ثَاءً قُلِبَتْ فَاؤُهُ تَاءً لِعُسْرِالنُّطْقِ بِحَرْفِ اللَّيْنِ السَّاكِنِِ لِمَا بَيْنَهُمَا مِنْ مُقَارَبَةِ الْمَخْرَجِ وَمُنَافَاةِ الْوَصْفِ ِلأَنَّ حَرْفَ اللَّيْنِ مَجْهُوْرَةٌ وَالتَّاءُ مَهْمُوْسَةٌ نَحْوُ اِتَّصَلَ أَصْلُهُ اِوْتَصَلَ وَ اِتَّسَرَ أَصْلُهُ اِوْتَسَرَ وَ اِتَّغَرَ أَصْلُهُ اِثْتَغَرَ. (مُهِمَةٌ) وَإنْ كَانَتْ ثَاءً يَجُوْزُ قُلْبُ تَاءِ اِفْتَعَلَ ثَاءً ِلاتِّحَادِهِمَا فِي الْمَهْمُوْسِيَّةِ نَحْوُ اِثَّغَرَ أَصْلُهُ اِثْتَغَرَ
"Jika Fa’ Fi’il wazan اِفْتَعَلَ berupa huruf wau, atau Ya’, atau Tsa’, maka huruf Fa’ Fi’ilnya tersebut harus diganti Ta’ karena sukarnya mengucapkah huruf “Layn” (لَيْن) sukun dengan huruf yang diantara keduanya termasuk berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf “layin” (و – ي) bersifat Jahr sedangkan huruf Ta’ bersifat Hams. Contoh: اِتَّصَلَ asalnya اِوْتَصَلَ dan اِتَّسَرَ asalnya اِوْتَسَرَ dan اِتَّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ. (penting) dan apabila Fa’ Fi’il-nya tsb berupa huruf Tsa’, boleh mengganti Ta’nya wazan اِفْتَعَلَ dengan Tsa’, karena keduanya sama-sama bersifat Hams. contoh: اِثَّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ.
Maksudnya adalah: Ketika ada kalimat yang mengukuti wazan “اِفْتَعَلَ”, sedangkan fa’ fi’ilya berupa huruf wawu “و”, ya’ “ي”, atau tsa’ “ث”, maka huruf fa’ fi’il tadi harus diganti menjadi huruf ta’ “ت”, karena mengucapkan huruf lain (wawu atau ya’ mati) bertemu huruf ta’ itu sulit dikarenakan saling berdekatan di dalam makhrajnya dan berbeda sifatnya, huruf lain itu huruf yang memiliki sifat jahr (keras/jelas), sedangkan ta’ huruf yang memiliki sifat hams (mendesis).
Contoh lafadz “اِتَّسَرَ”, “اِتَّصَلَ”, dan “اِثَّغَرَ” asalnya adalah lafadz “اِيْتَسَرَ”, “اِوْتَصَلَ”, dan “اِثْتَغَرَ”
Catatan:
Huruf-huruf yang memiliki sifat jahr (keras atau jelas) terkumpul dalam kalimat di bawah ini : عَظُمَ وَزْنُ قَارِئٍ ذِيْ غَضٍّ جَدٍّ طَلَبَ
Sedangkan huruf-huruf yang memiliki sifat hams (mendesis) terkumpul dalam kalimat di bawah ini :
فَحَثُّهُ شَحْصٌ سَكَتَ
Sifat jahr adalah lawan dari sifat hams, untuk lebih jelasnya mengenai sifat jahr dan sifat hams, silahkan pelajari bab sifat huruf dalam ilmu tajwid.
I'lal Lafadz اِتَّصَلَ
Lafadz اِتَّصَلَ asalnya اِوْتَصَلَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Wau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf Layn sukun dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat Jahr dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi اِتْتَصَلَ kemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّصَلَ.
I'lal Lafadz اِتَّسَرَ
Lafadz اِتَّسَرَ asalnya اِوْتَسَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ Wau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf Layn sukun dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat Jahr dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi اِتْتَسَرَ kemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّسَرَ.
I'lal Lafadz اِتَّغَرَ
Lafadz اِتَّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ huruf Tsa’ diganti Ta’ karena sama-sama bersifat Hams, maka menjadi اِتْتَغَرَ kemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّغَرَ
Dan boleh juga dibaca Tsa’ اِثَّغَرَ dengan Praktek I’lal sebagai berikut:
Lafadz اِثَّغَرَ asalnya اِثْتَغَرَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ huruf Ta’ diganti Tsa’ karena sama-sama bersifat Hams, maka menjadi اِثْثَغَرَ kemudian Tsa’ pertama di-idghamkan pada Tsa’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اِتَّغَرَ
Sangat penting untuk diketahui:
Lafadz اِتَّخَذَ
Lafadz اِتَّخَذَ asalnya اِئْتَخَذَ mengikuti wazan اِفْتَعَلَ huruf Hamzah yang kedua diganti Ya’ karena ia sukun dan sebelumnya ada huruf berharkah kasrah, maka menjadi اِيْتَخَذَ kemudian huruf Ya’ diganti Ta’ (tanpa mengikuti qias) maka menjadi اِتَّخَذَ.
Maksud perkataan mushannif "tanpa diqiyas", (maksudnya) karena huruf ya' yang dibalik, tidak bisa dibalik menjadi huruf ta'. Itu merupakan i'lal yang tidak lazim di dalam pentashrifannya.
Demikian Kaidah Ke-Delapan Belas (18) Qowaidul I'lal Asalnya Lafadz اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ , اِثَّغَرَ Untuk kaidah serlanjutnya dapat sobat ikuti blog ini San3kalongbm.com yang selalu memberikan informsai seputar kitab-kitab pesantren dan ilmu alat untuk belajar berbahasa Arab.
Terimakasih, Wassalam ,,,....San3kalongbm
Post a Comment for "Kaidah Ke-Delapan Belas (18) Qowaidul I'lal Asalnya Lafadz اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ , اِثَّغَرَ"