Hadits Ke-7 Keutamaan Kalimat Tauhid, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah
San3kalongbm.com - Hadits Ke-7 Keutamaan Kalimat Tauhid, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah - Banyak sekali kalimat-kalimat yang baik dan bagus untuk diucapkan. Jika sama-sama mengeluarkan energi untuk mengucapkan sebuah kalimat, alangkah baiknya jika kita mengucapkan kalimat yang baik. Seperti contoh kalimat Tauhid "لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ",tentunya lebih bermanfaat dari ada kalimat-kalimat bisa, sebagaimana kisah pada Hadits Ke-7 Keutamaan Kalimat Tauhid, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah.
Kalimat Tauhid |
Dari Abdus Shomad bin Mughaffal berkata, aku mendengar dari Wahab bin Munabbih ra berkata : Aku membaca di akhir Kitab Zabur Nabi Dawud, semoga rahmat-rahmat ta'dhim Allah terlimpahkan kepada beliau, sebanyak 30 baris, Allah berkata kepada beliau, "Apakah kamu tahu orang mukmin manakah yang lebih aku cintai untuk kupanjangkan hidupnya ?".Nabi Dawud menjawab, "Tidak".
Allah berkata, "Yaitu orang yang tatkala mengucapkan "لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ" (tiada tuhan selain Allah), maka merindinglah kulitnya dan gemetarlah sendi-sendinya, karena sesungguhnya aku membenci datangnya kematian itu padanya sebagaimana ayah yang membenci (kematian) anaknya. Tetapi pastilah mau tidak mau kematian akan datang padanya, sesungguhnya aku ingin membahagiakannya dalam sebuah rumah (akhirat) selain rumah ini (dunia).
Karena sesungguhnya kenikmatan rumah ini adalah bala' (cobaan) dan kemakmurannya adalah kesensaraan, di dalamnya terdapat musuh yang mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kerusakan padamu, kerusakan itu mengalir seperti aliran darah. Karena alasan demikianlah aku mempercepat para kekasih-Ku ke surga. Jikalau bukan karena demikian, niscaya Nabi Adam dan keturunannya tidaklah mati sampai ditiupnya sangkakala".
Firman Allah :
لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًا
Artinya: "Mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kerusakan bagimu" (Ali Imran : 118).
Maksudnya adalah mereka tidak membatasi melakukan kerusakan dalam perkara-perkara mereka. Dan lafadz "khobala" adalah kerusakan.
➢➢➢➢➢➢➢➢➢
Dengan isnad ini, ada sebuah riwayat dari Sahabat Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَمَدَّهَا هَدَمَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ آلَافِ ذَنْبٍ مِنَ الْكَبَائِرِ
Artinya: "Barang siapa yang mengucapkan "لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ" (tiada tuhan selain Allah) dan memanjangkannya, maka hancurlah 4.000 dosa-dosa besar".
Sahabat Ali bin Abi Thalib ra mengatakan hadits itu.
➢➢➢➢➢➢➢➢➢
Telah sampai pada majlis tafsir Al-Qur'an Syaikhul Imam Az-Zahid Ya'qub Al-Kisai, semoga Allah Yang Maha Luhur merahmati beliau, sesungguhnya Hazim bin Walid ra sedang sakit. Lalu ia datang menemui seorang dokter, dokter itu pun memeriksa denyut nadi tangannya.
Dokter itu berkata, "Tidak ada penyakit di dalamnya, tetapi bertanyalah kepadanya tentang keadaannya karena sesungguhnya seseorang lebih mengetahui keadaannya sendiri".
Keluarganya pun bertanya kepadanya, dia menjawab, "Tidak ada penyakit dalam diriku, dan penyakitku adalah takut kepada Allah Yang Maha Luhur, Maha Mulia, lagi Maha Pemberi, takut hari ditampakkannya amal dan hisab, takut hilangnya iman dan aku menjadi orang yang berhak mendapatkan siksa. Maka sangatlah beruntung, orang yang mana ia keluar dari dunia dengan iman dan tempat kembalinya ke surga-surga".
➢➢➢➢➢➢➢➢➢
Dikisahkan dari Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani berkata : Sesungguhnya ada seorang raja yang menentang Tuhannya Yang Maha Luhur. Lalu orang-orang islam memeranginya dan menangkapnya dalam keadaan selamat. Mereka berkata, "Dengan sesuatu apakah kita akan membunuhnya karena ia menentang Tuhannya Yang Maha Luhur ?".
Lalu sepakatlah pendapat mereka untuk menjadikannya (memasukkannya) ke dalam kendil besar, mereka mengikat kepalanya dan menyalakan api di bawahnya.
Ketika raja itu mendapati panasnya api, ia pun menyeru kepada tuhannya yang mana ia telah menyembahnya selain Allah, "Wahai lata, selamatkanlah aku ... wahai habal, selamatkanlah aku ... wahai uzza, selamatkanlah aku dari sesuatu yang mana aku di dalamnya. Wahai habal, aku telah mengusap kepalamu dan aku telah melayanimu selama sekian dan sekian tahun".
Maka setiap kali raja itu meminta perlindungan (ngungsi'aken dalam makna pegon) kepada mereka (berhala lata, uzza, habal), bertambahlah panas api. Ketika ia telah mengetahui bahwa mereka tidaklah mampu memberikan pertolongan kepadanya, maka ia putus asa dari mereka dan kembali kepada Allah Yang Maha Luhur.
Raja itu menyeru di dalam kendil besar, "لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ (tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah)".
Allah Yang Maha Luhur mengutus (menurunkan) hujan dari langit ke api itu lalu mematikannya, dan Dia mengutus angin lalu membawa (menerbangkan) kendil besar itu ke langit. Raja itu pun terus mengitari di antara langit dan bumi sedangkan ia berkata, "لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ (tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah)" sampai hilang dari pandangan mata.
Kemudian angin itu menjatuhkannya di antara sebuah kaum yang tidak mengenal Allah. Mereka mendatanginya, membukanya, dan mengeluarkannya dari kendil besar itu.
Mereka pun bertanya, "Siapa kamu dan bagaimana kisahmu ?".
Raja itu menjawab, "Aku adalah seorang raja di suatu tempat di daerah ini". Raja itu pun menceritakan kisah dan keadaannya kepada mereka dan mereka semua masuk islam.
Demikian Hadits Ke-7 Keutamaan Kalimat Tauhid, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah. Semoga dengan selesainya membaca artikel pada Hadits ke-7 ini Tentang Keutamaan Tauhid, kita akan terbiasa untuk melafadzkannya, dan semoga dapat memberikan manfaat kepada kita dan lebih memperbanyak membaca tauhid "لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ".
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan lanjutan kisah Terjemah Kitab Mawaidul 'Usfuriyah dengan Hadits Ke-8, Keutamaan Sholat Jum'at.
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Hadits Ke-7 Keutamaan Kalimat Tauhid, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah"