Hadits Ke-4 Keutamaan Ilmu, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah
San3kalongbm.com - Hadits Ke-4 Keutamaan Ilmu, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah - Jika dihadapkan dengan dua pilihan yang dirasa penting diantara keduanya, tentunya ada yang lebih penting dari pada salah satunya. Apakah dua pilihan tersebut ..... antara ilmu dan harta, sepintas lalu semuanya penting, namun menurut sudut pandang Islam ilmu lah yang lebih penting. Sebagaimana disebutkan dan di jelaskan pada Hadits Ke-4 Keutamaan Ilmu, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah.
Dari Ibrahim dari Alqamah dari Sahabat Abudullah bin Mas'ud ra berkata, Rasulullah SAW bersabda :
من تعلّم بابا من العلم ينتفع به في آخرته ودنياه أعطاه اللّٰه خيرا له من عمر الدنيا سبعة آلاف سنة صيام نهارها وقيام لياليها مقبولا غير مردود
Artinya: "Barang siapa belajar satu bab ilmu yang bermanfaat di akhiratnya dan dunianya, maka Allah akan memberikannya sesuatu yang lebih baik daripada umur di dunia selama 7.000 tahun, yang (digunakan) berpuasa pada siangnya dan sholat pada malamnya secara diterima tanpa ditolak".
Dari Ibrahim dari Alqamah dari Sahabat Abudullah bin Mas'ud ra berkata, Rasulullah SAW bersabda :
قراءة القرآن أعمال المكفيين والصلاة أعمال الأعاجز والصوم أعمال الفقراء والتسبيح أعمال النساء والصدقة أعمال الأسخياء والتفكّر أعمال الضعفاء ألا أدلّكم على أعمال الأبطال، قيل : يا رسول اللّٰه وما أعمال الأبطال، قال : طلب العلم فانّه نور المؤمن فى الدنيا والأخرة
Artinya: "Membaca Al-Qur'an adalah amal oang-orang yang tercukupi, sholat adalah amal orang-orang yang lemah, puasa adalah amal orang-orang fakir, membaca tasbih adalah amal para wanita, bershodaqoh adalah amal orang-orang yang dermawan, tafakkur adalah amal-amal orang yang dhu'afa (lemah/miskin), tidakkah kalian mau aku tunjukkan pada amal para pahlawan ?. Dikatakan, "Wahai Rasulullah, apa itu amal para pahlawan ?". Rasulullah SAW menjawab, "Menuntut ilmu, karena sesungguhnya ilmu adalah cahaya orang mukmin di dunia dan akhirat"".
Nabi Bersabda:
أَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا
Artinya:"Aku adalah kota ilmu sedangkan Sahabat Ali bin Abi Thalib adalah pitu kota itu".
Ketika orang-orang khawarij mendengar hadits ini, mereka merasa dengki kepada Sahabat Ali, dan berkumpullah 10 golongan dari pembesar-pembesar mereka. Mereka berkata, "Sesungguhnya kita akan bertanya (Sahabat Ali) satu pertanyaan kepadanya dan kita akan mengetahui bagaimana ia menjawab kepada kita. Jika dia menjawab kepada setiap orang dari kita dengan jawaban yang lain (berbeda), maka kita akan mengetahui bahwa dia adalah orang yang alim sebagaimana sabda Nabi SAW".
Lalu datanglah seorang dari mereka dan bertanya, "Wahai Ali, ilmu lebih utama ataukan harta ?".
Lalu Sahabat Ali memberi jawaban, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Lalu ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Ilmu adalah warisan para nabi sedangkan harta adalah warisan Qarun, Syaddad, Fir'aun, dan lainnya". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Lalu datanglah seorang lainnya, ia bertanya sebagaimana orang pertama bertanya. Sahabat Ali ra pun memberi jawaban dan berkata, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Lalu ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Ilmu bisa menjagamu, sedangkan harta, kamu yang menjaganya". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Lalu datanglah seseorang dari mereka dan bertanya sebagaimana orang pertama dan orang kedua beratanya. Sahabat Ali ra memberi jawaban, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Lalu ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Pemilik harta mempunyai banyak musuh, sedangkan pemilik ilmu mempunyai banyak teman". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Lalu datanglah seorang lainnya sembari bertanya, "Ilmu lebih utama ataukah harta ?".
Sahabat Ali menjawab, "Ilmu lebih utama".
Ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Tatkala kamu menggunakan sebagian harta maka sesungguhnya harta itu berkurang, dan tatkala kamu menggunakan (mengamalkan) ilmu, maka ilmu itu bertambah". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Datanglah seorang lainnya lalu bertanya sebagaimana mereka bertanya. Dia pun berkata, "Ilmu lebih utama ataukah harta ?".
Sahabat Ali menjawab, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Pemilik harta dipanggil dengan nama kikir dan cacian, sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan sebutan agung dan mulia". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Datanglah seorang lainnya dan bertanya tentang demikian. Sahabat Ali pun menjawab, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Harta dijaga dari pencuri, sedangkan ilmu tidaklah dijaga dari pencuri". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Datanglah seorang lainnya dan bertanya tentang ilmu. Ia pun bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Pemilik harta akan dihisab di hari kiamat sedangkan pemilik ilmu akan disyafa'ati di hari kiamat". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Datanglah seorang lainnya dan bertanya, "Ilmu lebih utama ataukah harta ?".
Sahabat Ali menjawab, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Harta akan habis sebab lamanya menetap dan berjalannya waktu, sedangkan ilmu tidak akan habis dan tidak akan rusak". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Datanglah seorang lainnya dan bertanya, ia berkata "Ilmu lebih utama ataukah harta ?".
Sahabat Ali menjawab, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Harta bisa mengeraskan hati sedangkan ilmu dapat menerangi hati". Dia pun pergi dengan jawaban ini (puas).
Datanglah seorang lainnya lalu bertanya tentang demikian, "Ilmu lebih utama ataukah harta ?".
Sahabat Ali menjawab, "Ilmu lebih utama daripada harta".
Ia bertanya, "Manakah buktinya ?".
Sahabat Ali menjawab, "Pemilik harta mengaku sebagai tuhan sedangkan pemilik ilmu mengaku sebagai hamba".
(Sahabat Ali berkata), "Jikalau mereka (orang-orang khawarij) bertanya kepadaku tentang ini, maka aku akan memberi jawaban dengan jawaban lain (berbeda) selama aku masih hidup". Lalu mereka datang dan memasrahkan diri mereka semua (kembali dan bertaubat).
Demikian Hadits Ke-4 Keutamaan Ilmu, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah, Semoga dengan selesainya membaca artikel pada hadits ke-4 ini tentang Keutamaan Ilmu, maka dapat memberikan manfaat kepada kita lebih mencintai ilmu dibandingkan dengan harta.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan lanjutan kisah Terjemah Kitab Mawaidul 'Usfuriyah dengan Hadits Ke-5, Keutamaan La Ilaha Illallah.
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Post a Comment for "Hadits Ke-4 Keutamaan Ilmu, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah"