Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Hadits Ke-20, Tentang Keutamaan Taubat, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah

 San3kalongbm.com - Hadits Ke-20, Tentang Keutamaan Taubat, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah - Jika kita melakukan perbuatan salah dan berdosa maka bersegearalah untuk bertaubat dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi. Allah yang maha luhur menerima taubat hambanya  yang benar-benar bertaubat dengan taubatan nasukha. Sebagaimana yang ada pada Hadits Ke-20, Tentang Keutamaan Taubat.
Ilustrasi Pintu Langit, Sumber:Pixabay
Dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Malulah kalian kepada Allah dengan sejatinya malu"

Perawi berkata : kami (para sahabat) menjawab, "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kamu malu". 

Nabi SAW berkata, "Itu bukanlah malu, tetapi barang siapa yang malu kepada Allah dengan sejatinya malu, maka hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang dikandungnya, perut dan apa yang ditampungnya, dan hendaklah ia mengingat kematian dan ujian. Dan barang siapa menghendaki akhirat, maka ia akan meninggalkan perhiasan dunia dan lebih memilih akhirat daripada dunia. Barang siapa yang telah melakukan demikian itu, maka ia telah benar-benar malu kepada Allah Yang Maha Luhur dengan sejatinya malu".

Kemudian Nabi SAW bersabda :

الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيْمَانِ

Artinya: "Malu adalah sebagian dari iman".

➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢

Sebagaimana telah datang di dalam sebuah kisah, sesungguhnya ada seorang wanita datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah melakukan sebuah dosa besar, maka obatilah aku". Rasulullah SAW menjawab, "Bertaubatlah kepada Allah".

Lalu wanita itu berkata, "Sesungguhnya bumi mengetahui dosaku, aku melakukan dosa di atas bumi dan bumi akan bersaksi kepadaku (atas dosaku) pada hari kiamat". Nabi SAW pun menjawab, "(Jika kamu sudah bertaubat) maka sesungguhnya bumi tidak akan bersaksi padamu". Allah Yang Maha Luhur berfirman :
 
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ

Artinya: "(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain" (Ibrahim : 48).

Lalu wanita itu berkata, "Sesungguhnya langit mengetahui dari atasku dan ia akan bersaksi padaku (atas dosaku) pada hari kiamat". 

Nabi SAW pun menjawab, "Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur akan menggulung langit". Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :

يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ

Artinya: "(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas" (Al-Anbiya' : 104).

Lalu wanita itu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Malaikat Kiraman Katibin telah mencatat dosaku di dalam buku amal". Nabi SAW pun menjawab, "Allah Yang Maha Luhur berfirman :

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

Artinya: "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk" (Hud : 114).

Kemudian Nabi SAW bersabda :

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ

Artinya:"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa".
 
Kemudian wanita itu berkata, "Sesungguhnya para malaikat berhenti (melihat) atas perbuatan-perbuatanku dan mereka akan bersaksi kepadaku atas buruknya perbuatan-perbuatanku"

Nabi SAW pun menjawab, "Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur melupakan Malaikat Hafadzah (1)  pada hari kiamat". Sebagaimana telah dijelaskan di dalam Kitab Rabi'ul Abrar, sesungguhnya Nabi SAW bersabda :

إِذَا تَابَ الْعَبْدُ إِلَى اللّٰهِ فَتَابَ اللّٰهُ تَعَالٰى عَلَيْهِ أَنْسَى الْحَفَظَةَ مَا عَمِلَ

Artinya:"Tatkala seorang hamba bertaubat kepada Allah lalu Allah Yang Maha Luhur menerima taubatnya, maka Dia akan melupakan Malaikat Hafadzah atas apa yang telah ia kerjakan".

Catatan (1) :
Malaikat Hafadzah adalah para malaikat yang bertugas untuk mengawasi perbuatan manusia.
Wanita itu berkata, "Allah Yang Maha Luhur berfirman :

يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ - الاية

 Artinya: "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan" (An-Nur : 24) 

Rasulullah SAW berkata, "Allah berkata kepada bumi dan dan anggota-anggota tubuhnya : Simpanlah keburukannya dan jangan tampakkan kepadanya selamanya".

Kemudian wanita itu berkata, "Wahai Rasulullah, iya, semua ini adalah hak orang yang bertaubat, kecuali rasa malu pada hari kiamat dan malu kepada Allah Yang Maha Luhur, bagaimana seorang hamba mampu mengemban demikian itu, karena sesungguhnya engkau mengatakan, wahai Rasulullah, tatkala hari kiamat telah tiba, maka orang yang berdosa akan mengingat dosanya lalu ia malu kepada Allah Yang Maha Luhur dan berkeringat karena rasa malu kepada Allah Yang Maha Luhur itu. Sampailah air keringat itu, sebagian dari mereka sampai ke lututnya, sebagian dari mereka sampai ke pusarnya, dan sebagian dari mereka sampai ke tenggorokannya".(2).

Catatan (2) :
Maksudnya adalah semua yang telah dipaparkan oleh Rasulullah SAW di atas adalah hak bagi orang yang mau bertaubat. Hanya saja semua orang pada hari kiamat kelak (baik yang bertaubat atau yang belum bertaubat) pasti akan merasa malu kepada Allah SWT atas dosa-dosanya di dunia dan mengeluarkan keringat karena besarnya rasa malu dan takut. 
Kemudian Nabi SAW berkata, "Wahai orang-orang mukmin, ingatlah pada hari itu dan jangan melupakannya. Bertaubatlah kepada Allah Yang Maha Luhur dan rendahkanlah hati kalian karena sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur adalah Dzat yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengasih".


Demikian Hadits Ke-20, Tentang Keutamaan Taubat, Terjemah Kitab Mawaidul 'UshfuriyahDengan selesainya membaca artikel pada Hadits ke-20 ini Tentang Keutamaan Bertaubat, semoga kita dapat bertaubat dengan taubatan nasukha, taubat yang berseungguh-sungguh.

Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan lanjutan kisah Terjemah Kitab Mawaidul 'Usfuriyah dengan Hadits Ke-21, Tentang Keutamaan Membahagiakan Orang Lain.

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm

Post a Comment for "Hadits Ke-20, Tentang Keutamaan Taubat, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah"