Hadits Ke-13, Tentang Alam Kubur, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah
San3kalongbm.com - Hadits Ke-13, Tentang Alam Kubur, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah - Alam kubur adalah sebuah perjalanan setelah alam kehidupan nyata, yang menuju alam akhirat yang kekal abadi didalamnya. Namun bagaimanakah keadaan di alam kubur ini, semuanya adalah rahasiaillahi, Malaikat Munkar dan Nakir siap menanti setiap orang yang meninggal dunia. Siapkah kita untuk pejalanan tersebut, semua terserah kita, Mari simak penjelasan Hadits Ke-13, Tentang Tentang Alam Kubur.
Baca Juga: Tentang Penyesalan Orang Kafir di Akhirat, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah
Dari Sahabat Abu Said Al-Khudzri ra, Rasulullah SAW memasuki tempat sholat beliau lalu melihat orang-orang banyak mengobrol.
Lalu Beliau berkata : Tidakkah jika kalian memperbanyak mengingat perkara yang memutus kelezatan (kesenangan), niscaya kalian tersibukkan dari sesuatu yang aku lihat (tidak banyak mengobrol), maka perbanyaklah mengingat perkara yang memutus kelezatan yakni kematian. Karena sesungguhnya tiba sebuah hari di dalam kubur, kecuali kubur itu akan mengatakan 6 kalimat.
Kubur itu pun berkata, "Aku adalah rumah pengembaraan (menuju akhirat), aku adalah rumah kesendirian, aku adalah rumah yang menakutkan, aku adalah rumah kegelapan, aku adalah rumah tanah, dan aku adalah rumah cacing".
Maka tatkala seorang hamba mukmin dipendam, kubur itu berkata padanya, "Selamat datang, mari-mari, adapun sesungguhnya kamu adalah orang yang paling aku cintai yang berjalan di atas punggungku. Maka pada hari ini, aku telah menguasai dirimu (ada di kekuasaan kubur), kamu menjadi bagian penghuniku, dan kamu akan melihat perlakuan baikku padamu". Lalu diluaskanlah kubur itu baginya sepanjang mata melihat dan dibukalah pintu surga baginya.
Dan tatkala seorang hamba kafir dipendam, kubur itu berkata padanya, "Tidak ada selamat datang dan tidak ada sambutan hangat, adapun sesungguhnya kamu adalah orang yang paling aku benci yang berjalan di atas punggungku. Maka pada hari ini, aku telah menguasai dirimu (ada di kekuasaan kubur), kamu menjadi bagian penghuniku, dan kamu akan melihat perlakuan burukku padamu". Lalu disempitkanlah kubur itu baginya sampai tulang-tulang rusuknya patah.
Sahabat Abu Said Al-Khudzri ra berkata, Nabi SAW mengisyaratkan dengan jari-jarinya, Beliau memasukkan sebagian jari-jari ke dalam sebagian lainnya. Kemudian Nabi SAW berkata, "Lalu Allah mendatangkan 70 ular besar, jikalau salah satu dari 70 ular itu menyemburkan (racun) di bumi, maka bum itu tidak akan pernah menumbuhkan sesuatu selama tetapnya dunia. Lalu ular besar itu menggigit dan melilitnya sampai tibalah hari diperhitungkannya amal perbuatan.
Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النِيْرَانِ
Artinya: "Sesungguhnya kubur adalah sebuah taman dari taman-taman surga atau liang dari liang-liang neraka".
➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢
Dikisahkan dari Abu Bakar Al-Ismaili dengan isnadnya dari Sahabat Utsman bin Affan ra, sesungguhnya tatkala disifati tentang neraka kepada Sahabat Utsman bin Affan maka ia tidak akan menangis, tatkala disifati tentang kiamat maka ia tidak menangis, dan tatkala disifati tentang kubur maka ia menangis.
Lalu Sahabat Ustman ditanya, "Mengapa seperti itu, wahai pemimpin orang-orang mukmin (kholifah) ?".
Sahabat Utsman bin Affan pun menjawab, "Sesungguhnya tatkala aku berada di dalam neraka maka aku bersama orang-orang, tatkala aku berada di dalam hari kiamat maka aku bersama orang-orang, dan tatkala aku berada di dalam alam kubur maka aku sendirian, tiada seorang pun manusia bersamaku. Sesungguhnya kunci kubur ada pada Malaikat Israfil, dialah yang membuka kubur di hari kiamat".
Sahabat Utsman berkata, "Barang siapa yang mana dunia adalah penjaranya, maka kubur adalah surganya. Barang siapa yang mana dunia adalah surganya, maka kubur adalah tahanannya (penjaranya). Barang siapa yang mana dunia adalah tali pengikatnya, maka kematian adalah pelepas ikatan itu. Dan barang siapa yang meninggalkan bagiannya di dunia, maka ia akan ditepati (dipenuhi) bagiannya di akhirat".
Sahabat Utsman berkata, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang mau meninggalkan dunia sebelum ia meninggalkannya (mati), menjadikan Tuhannya ridlo sebelum ia bertemu dengan-Nya (sowan), dan meramaikan kuburnya sebelum ia memasukinya".
➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢➢
Dikisahkan dari Syekh Hasan Al-Bashri, sesungguhnya ia sedang duduk di depan pintu rumahnya, tiba-tiba lewatlah sebuah jenazah seseorang di hadapannya, di belakang jenazah itu ada orang-orang (pengiring jenazah), dan di bawah jenazah itu ada seorang gadis kecil yang bergegas, gadis kecil itu telah megacak-acak rambutnya dan ia sedang menangis.
Perawi (yang menceritakan kisah ini) berkata, berdirilah Syekh Hasan Al-Bashri dan mengikuti jenazah itu. Lalu gadis itu berkata, "Wahai ayahku, tiada sebuah hari yang menyambutku seperti hariku ini di dalam umurku" (sedih).
Syekh Hasan Al-Bashri pun berkata, "Wahai gadis, tiada pula hari yang menyambut ayahmu seperti hari ini" (menghibur).
Perawi (yang menceritakan kisah ini) berkata, Syekh Hasan Al-Bashri pun menyolati jenazah itu dan pulang.
Ketika hari esok tiba, Syekh Hasan Al-Bashri melaksanakan sholat di pagi hari, matahari telah terbit, dan duduklah ia di depan pintu rumahnya. Tiba-tiba, ia melihat gadis itu menangis dan pergi ke kubur ayahnya untuk berziarah.
Syekh Hasan Al-Bashri pun berkata, "Sesungguhnya gadis ini adalah gadis yang bijaksana, aku akan mengikutinya, barangkali ia mengatakan kalimat yang dapat memberi manfaat kepadaku".
Perawi (yang menceritakan kisah ini) berkata, Syekh Hasan Al-Bashri pun mengikuti gadis itu. Ketika gadis itu telah sampai di kubur ayahnya, Syekh Hasan Al-Bashri pun menyamarkan diri (bersembunyi) dari pandangan gadis itu di bawah semak berduri.
Perawi (yang menceritakan kisah ini) berkata, lalu gadis itu memeluk kubur ayahnya, meletakkan pipinya di atas tanah, dan ia berkata,
- "Wahai ayahku, bagaimana kamu bermalam di dalam gelapnya kubur sendirian tanpa lampu dan tanpa orang yang menghibur ?.
- Wahai ayahku, aku menyalakan lampu untukmu di malam pertama kemarin, lalu siapa yang menyalakan lampu untukmu tadi malam ?.
- Wahai ayahku, aku membeber tikar untukmu di malam pertama kemarin, lalu siapa yang membeberkan tikar untukmu tadi malam ?.
- Wahai ayahku, aku memijat kedua tangan dan kedua kakimu di malam pertama kemarin, lalu siapa yang memijatmu tadi malam ?.
- Wahai ayahku, aku memberimu minum di malam pertama kemarin, lalu siapa yang memberimu minum tadi malam ?.
- Wahai ayahku, aku membalik tubuhmu di arah satu ke arah lainnya di malam pertama kemarin, lalu siapa yang membalikmu tadi malam ?.
- Wahai ayahku, aku menutupi angota-anggota tubuhmu yang terlepas (terbuka) di malam pertama kemarin, lalu siapa yang menutupimu tadi malam ?.
- Wahai ayahku, aku memandangi wajahmu di malam pertama kemarin, lalu siapa yang memandangi wajahmu tadi malam ?.
- Wahai ayahku, kamu memanggil kami di malam pertama kemarin, kami pun menjawabnya, lalu siapa yang kamu panggil tadi malam dan siapa yang menjawabnya ?.
- Wahai ayahku, aku memberimu makan di malam pertama kemarin, ketika kamu menginginkan makanan, lalu apakah kamu menginginkan makanan tadi malam dan siapa yang memberimu makan tadi malam ?.
- Wahai ayahku, aku memasakkanmu bermacam-macam makanan, lalu siapa yang memasakkanmu tadi malam ?".
Perawi (yang meriwayatkan kisah ini) berkata, menangislah Syekh Hasan Al-Bashri, ia pun menampakkan dirinya kepada gadis itu, mendekatinya, dan berkata,
- "Wahai gadis, jangan mengatakan sesuatu seperti ini, tetapi katakanlah : Kami telah menghadapkanmu ke kiblat, apakah kamu masih tetap seperti itu ataukah berpaling ke lain kiblat ?.
- Wahai ayahku, kami telah mengkafanimu dengan sebaik-baik kafan, apakah kafan itu masih tetap ataukah telah dilepas darimu ?.
- Wahai ayahku, kami telah meletakkanmu di dalam kubur sedangkan tubuhmu masih sehat, apakah kamu masih tetap seperti itu ataukah cacing-caing telah memakanmu ?".
- Katakanlah : Wahai ayahku, sesungguhnya ulama' mengatakan bahwa seorang hamba akan ditanya tentang iman, di antara para manusia ada yang bisa menjawab dan di antara mereka ada yang dihalangi, apakah kamu telah menjawab tentang iman ataukah kamu dihalangi dari jawaban ?.
- Wahai ayahku, sesungguhnya ulama' mengatakan bahwa akan diluaskan kubur sebagian dari mereka dan akan disempitkan sebagian dari mereka, apakah disempitkan kuburmu ataukah diluaskan ?.
- Wahai ayahku, sesungguhnya ulama' mengatakan bahwa akan diganti (kain kafan) sebagian dari mereka dengan kain kafan dari surga dan sebagian lainnya diganti dengan kain kafan dari neraka, apakah kain kafanmu diganti dari kain kafan neraka ataukah dari kain kafan surga ?.
- Wahai ayahku, sesungguhnya ulama' mengatakan bahwa kubur adalah taman dari taman-taman surga atau liang dari liang-liang neraka.
- Wahai ayahku, sesungguhnya ulama' mengatakan bahwa kubur akan memeluk sebagian mereka seperti ibu yang penyayang, membenci dan menghimpit sebagian lainnya sampai bercerai-berai tulang-tulang rusuknya, apakah kubur memelukmu ataukan membencimu ?.
- Wahai ayahku, sesungguhnya ulama' mengatakan bahwa setiap orang yang diletakkan di dalam kubur akan menyesal yang bertemu (berujung pada alasan) bahwa ia tidak memperbanyak kebaikan, sedangkan (penyesalan) orang yang bermaksiat adalah mengapa ia melakukan keburukan, apakah kamu menyesal atas keburukanmu ataukah atas sedikitnya kebiakanmu ?.
- Wahai ayahku, tatkala aku memanggilmu maka jawablah, cukup lama aku memanggilmu di atas kepala kuburmu, lalu bagaimana aku masih tidak mendengar suaramu ?.
- Wahai ayahku, kamu telah pergi dalam kepergian yang mana tidaklah kamu akan bertemu denganku sampai hari kiamat. Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami untuk bertemu dengannya di hari kiamat".
Kemudian gadis itu berkata, "Wahai Syekh Hasan Al-Bashri, alangkah indahnya sesuatu yang kamu ratapi atas (kepergian) ayahku dan alangkah indahnya sesuatu yang kamu menasehatiku dan mengingatkanku tentang tidurnya orang-orang yang lupa".
Kemudian gadis itu pulang bersama Syekh Hasan Al-Bashri dalam keadaan menangis.
Demikian Hadits Ke-13, Tentang Alam Kubur, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah. Dengan selesainya membaca artikel Hadits ke-13 ini Tentang Alam Kubur semoga kita akan menyadari bahwa kehidupan dunia tidaklah selamanya. Ada kehidupan lain setelah kehidupan dunia fana ini yakni alam kubur, yang sangat membutuhkan bekal untuk menuju kesana.
Semoga kita sudah sejak dini bersiap-siap mencari bekal yang cukup untuk menuju alam kubur,dan mendapatkan maghfiroh dari sang kholiq, aamiin.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan lanjutan kisah Terjemah Kitab Mawaidul 'Usfuriyah dengan Hadits Ke-14, Tentang Keutamaan Abu Bakar.
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm
Ya Allah ampunilah doa org tuaku ,tempatkan dirinya di sisi mu dan anugerahkanlah dia nikmat yg selalu mengalir hingga hari ke bangkitan
ReplyDelete