Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Hadits Ke-11, Tentang Keutamaan Shodaqoh, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah

  San3kalongbm.com - Hadits Ke-11, Tentang Keutamaan Shodaqoh, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah - Bersedekah dan berinfaq tidaklah akan menjadikan manusia menjadi miskin harta. Setiap kita bersedekah dengan niat tulus karena Allah SWT maka Allah akan menganti sedekah kita berlipat ganda, Sebagaimana yang ada pada Hadits Ke-11, Tentang Keutamaan Shodaqoh, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah.
Ilustrasi Sedekah, Sumber:Pixcabay
Dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya berkata, telah mengabariku Sahabat Ali bin Abi Thalib, ia berkata : Sahabat Ali bin Abi Thalib datang (pulang) ke rumahnya dari sisi Nabi SAW sampai ia masuk bertemu Siti Fathimah, putri Rasulullah. Sahabat Ali bin Abi Thalib pun melihatnya sedang duduk dan Sahabat Salman Al-Farisi berada di hadapannya sedang mengurai shuf (bulu) untuknya sedangkan ia sedang menenun.

Sahabat Ali pun bertanya kepadanya, "Wahai wanita yang mulia, apakah kamu memiliki sesuatu yang bisa kamu jadikan makanan untamu ?". 

Siti Fathimah menjawab, "Demi Allah tiada sesuatu yang kupunya, tetapi ini ada 6 dirham yang mana Sahabat Salman memberikannya padaku, aku menenun bulu dengan upah 6 dirham itu, aku ingin membeli makanan dengan 6 dirham itu untuk Hasan dan Husain ra". 

Sahabat Ali berkata, "Wahai wanita yang mulia, berikanlah 6 dirham itu".

 
Siti Fathimah pun meletakkan 6 dirham itu ke tangannya, lalu keluarlah Sahabat Ali, semoga Allah memuliakannya, untuk membeli makanan dengan itu. Tiba-tiba Sahabat Ali bertemu dengan seseorang yang sedang berdiri dan ia berkata, "Siapakah yang mau menghutangi Allah Yang Maha Melindungi lagi Maha Menepati Janji ?".

Sahabat Ali pun mendekat, mengulurkan 6 dirham padanya, dan masuk ke rumah Siti Fathimah dalam keadaan kosong kedua tangannya. Ketika Siti Fathimah melihatnya, lalu ia melihatnya dalam keadaan kosong kedua tangannya, maka menangislah ia.

Sahabat Ali pun bertanya padanya, "Wahai wanita yang mulia, apa yang membuatmu menangis ?". 

Siti Fathimah menjawab, "Wahai putra paman Rasulullah, apa yang membuatku melihatmu dalam keadaan kosong kedua tangan ?". 

Sahabat Ali pun menjawab padanya, "Wahai wanita yang mulia, aku telah menghutangkan 6 dirham itu kepada Allah". 

Siti Fathimah pun berkata, "Kamu telah diberi pertolongan".

Sahabat Ali pun keluar, ia ingin menemui Rasulullah. Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang A'rabi dengan unta bersamanya, ia menuntun unta itu. Sahabat Ali pun mendekat, lalu orang A'rabi itu berkata, "Wahai ayah Hasan, belilah unta ini dariku". 

Sahabat Ali menjawab, "Aku tidak punya sesuatu (uang)"

Orang A'raby berkata, "Aku menjualnya padamu dengan pembayaran di akhir (bon)". 

Sahabat Ali bertanya, "Berapa harganya ?". 

Orang A'rabi menjawab, "100 dirham". 

Sahabat Ali berkata, "Aku membelinya".

(Setelah beberapa saat) tiba-tiba Sahabat Ali bertemu dengan orang A'rabi lain yang mendekatinya, ia bertanya, "Wahai ayah Hasan, apakah kamu menjual unta ini ?"

Sahabat Ali menjawab, "Iya"

Orang A'rabi itu bertanya, "Berapa harganya ?"

Sahabat Ali menjawab, "300 dirham"

Orang A'rabi itu berkata, "Aku membelinya". 

Orang A'rabi itu pun memberi uang tunai (cash) kepada Sahabat Ali sebesar 300 dirham. Kemudian Sahabat Ali mengambil kendali unta lalu memberikan kepada orang A'rabi itu.

Sahabat Ali pun mendatangi (pulang) rumah Siti Fathimah ra. Ketika Siti Fathimah melihatnya, Siti Fathimah pun tersenyum kemudian bertanya, "Apa ini wahai ayah Hasan ?"

Sahabat Ali menjawab, "Wahai putri Rasulullah, aku membeli unta dengan pembayaran di akhir sebesar 100 dirham dan aku menjualnya sebesar 300 dirham secara tunai"

Siti Fathimah pun berkata, "Kamu telah diberi pertolongan".

Kemudian Sahabat Ali, semoga Allah memuliakannya, keluar dari sisi Siti Fathimah, ia ingin menemui Rasulullah SAW. Ketika ia telah masuk ke pintu masjid, Rasulullah SAW pun melihatnya dan tersenyum. 

Ketika Sahabat Ali telah datang dan mengucapkan salam kepada Nabi SAW, maka Nabi SAW berkata, "Wahai ayah Hasan, apakah kamu yang mengabariku ataukah aku yang mengabarimu ?". 

Sahabat Ali menjawab, "Tentu Engkau yang mengabariku, Wahai Rasulullah". 

Lalu Nabi SAW bertanya, "Wahai ayah Hasan, apakah kamu mengetahui orang A'rabi yang telah menjual unta kepadamu dan orang A'rabi yang membeli unta darimu ?"

Sahabat Ali pun menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui".

Lalu Nabi SAW berkata, "Sangat beruntung bagimu, bagus bagus. Wahai Sahabat Ali, kamu telah memberikan hutang kepada Allah Yang Maha Luhur sebesar 6 dirham, lalu Allah memberikanmu 300 dirham sebagai ganti setiap satu dirham adalah 5 dirham. Orang A'raby pertama adalah Malaikat Jibril dan orang a'raby lainnya adalah Malaikat Israfil, semoga kesejahteraan terlimpah pada mereka berdua".

Dalam riwayat lain, orang A'rabi pertama adalah Malaikat Jibril dan orang A'rabi lainnya adalah Malaikat Mikail.

➢➢➢➢➢➢➢➢➢
Donation, Sumber:Pixabay
Hadits lain yang didengar dari Sahabat Ali bin Abi Thalib ra, sesungguhnya ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
الصَّدَقَةُ إِذَا خَرَجَتْ مِنْ يَدِ صَاحِبِهَا تَقَعُ فِيْ يَدِ اللّٰهِ قَبْلَ أَنْ تَدْخُلَ فِيْ يَدِ السَّائِلِ فَتَتَكَلَّمَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَوَّلُهَا تَقُوْلُ كُنْتُ صَغِيْرًا فَكَبَّرْتَنِيْ وَكُنْتُ قَلِيْلًا فَكَثَّرْتَنِيْ وَكُنْتُ عَدُوًّا فَأَحْبَبْتَنِيْ وَكُنْتُ فَانِيًا فَأَبْقَيْتَنِيْ وَكُنْتَ حَارِسِيْ فَالْآنَ صِرْتُ حَارِسَكَ
Artinya:"Ketika shodaqoh keluar dari tangan pemiliknya, maka ia akan jatuh di dalam kekuasaan Allah sebelum ia masuk ke tangan orang yang meminta. Lalu ia mengatkan 5 kalimat, pertama ia berkata, "Aku kecil lalu kamu membesarkanku, (kedua) aku sedikit lalu kamu memperbanyak aku, (ketiga) aku adalah musuh lalu kamu menjadikanku sebagai kekasih, (keempat) aku rusak lalu kamu mengekalkanku, dan (kelima) kamu adalah penjagaku lalu sekarang aku yang menjadi penjagamu"".
➢➢➢➢➢➢➢➢➢

Diriwayatkan dari Makhul Asy-Syami, semoga rahmat Allah terlimpah padanya, tatkala seorang mukmin mengeluarkan shodaqoh yang mana Allah ridlo padanya dengan shodaqoh itu, maka neraka Jahannam menyeru, "Wahai Tuhanku, izinkanlah aku untuk bersujud syukur kepada-Mu. Engkau telah memerdekakan seseorang dri umat Nabi Muhammad SAW dari siksaku, karena sesungguhnya aku malu kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyiksa umatnya sedangkan mau tidak mau aku harus taat kepada-Mu". 

Dan turunlah ayat ini :

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (At-Taubah : 103).

Yakni doa dan permohonan ampunmu adalah ketenangan bagi mereka, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah menerima (taubat) mereka. Allah Yang Maha Luhur berfirman :

أَلَمْ يَعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ

Artinya: "Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat" (At-Taubah : 104).

Lalu Allah SWT menerima shodaqoh mereka, sebagaimana Rasulullah SAW mengambilnya dari mereka (1).

Catatan :

Maksudnya adalah Rasulullah sudah mendorong dan menggugah mereka agar mau bershodaqoh. Dalam ayat 104 di atas, seolah-olah Allah bertanya sedangkan hikmah pertanyaan tersebut mengandung makna taqrir (penetapan) yaitu untuk mendorong dan menggerakkan hati mereka agar mau bertaubat, mengeluarkan zakat, dan mengeluarkan shodaqoh (lihat dalam Tafsir Jalalain).

➢➢➢➢➢➢➢➢➢

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas ra, ketika turunnya ayat ini :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihatnya (balasannya)" (Az-Zalzalah : 7).

Aku (Rasulullah SAW) berkata, "Wahai Tuhanku, balasan ini adalah sedikit di dalam hak umatku". 

Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menjawab, "Jika kamu merasa balasan ini kecil, maka hendaklah kebaikan satu dibalas dengan 2 kebaikan"

Firman Allah Yang Maha Luhur :
 
أُولٓئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوْا

Artinya: "Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka" (Al-Qashash : 54).

Aku (Rasulullah SAW) berkata, "Wahai Tuhanku, balasan ini adalah sedikit di dalam hak umatku". 

Allah menjawab, "Jika kamu merasa balasan ini kecil, maka hendaklah kebaikan satu dibalas dengan 10 kebaikan yang serupa"

Firman Allah Yang Maha Luhur :

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

Artinya: "Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya" (Al-An'am : 160).

Aku (Rasulullah SAW) berkata, "Wahai Tuhanku, balasan ini juga sedikit di dalam hak umatku". 

Allah menjawab, "Maka hendaklah kebaikan satu dibalas dengan 700 kebaikan yang serupa". 

Firman Allah Yang Maha Luhur :

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui" (Al-Baqarah : 261).

Rasulullah SAW berkata, "Wahai Tuhanku, tambahkanlah untuk umatku". Lalu turunlah ayat ini :

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيْرَةً

Artinya: "Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak" (Al-Baqarah : 245).

Rasulullah SAW berkata, "Wahai Tuhanku, tambahkanlah untuk umatku". Lalu turunlah ayat ini :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (Az-Zumar : 10).

➢➢➢➢➢➢➢➢➢
Sumber Potho:Pixabay

Dan telah datang di dalam beberapa khobar :
مَنْ تَصَدَّقَ بِتَمْرَةٍ يَجِدُ ثَوَابَهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِثْلَ جَبَلٍ
Artinya: "Barang siapa yang bershodaqoh satu kurma, maka ia akan menemui pahalanya di hari kiamat seumpama gunung".
Ketahuilah sesungguhnya di dalam shodaqoh terdapat 7 perkara (keutamaan) :

1. Sesungguhnya shodaqoh dapat melepaskan kebudakanmu. Nabi SAW bersabda :

إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتَدْفَعُ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ الْبَلَاءِ
Artinya : "Sesungguhnya shodaqoh dapat menolak 70 pintu bala'"

2. Shodaqoh adalah doktermu. Nabi SAW bersabda :

دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
Artinya : "Obatilah orang-orang sakit kalian dengan shodaqoh".

3. Shodaqoh menjadi penjagamu. Nabi SAW bersabda :

حَصِّنُوْا أَمْوَالَكُمْ بِالصَّدَقَةِ
Artinya :"Bentengilah (lindungilah) harta-harta kalian dengan shodaqoh".

4. Shodaqoh dapat memadamkan murka Tuhan. Nabi SAW bersabda :

الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
Artinya : "Shodaqoh dapat memadamkan murka Tuhan".

5. Shodaqoh adalah persatuan bagi saudara-saudara. Nabi SAW bersabda :

الصَّدَقَةُ هَدِيَّةٌ تَهَادُوْا تَحَابُّوا

Artinya : "Shodaqoh adalah hadiah, salinglah memberi hadiah maka kalian akan saling mencintai"

6. Shodaqoh adalah pelunak hati. Nabi SAW bersabda :

مَنْ وَجَدَ فِيْ قَلْبِهِ قَسَاوَةً فَلْيُنْشِرِ الصَّدَقَةَ

 
Artinya : "Barang siapa menemui di dalam hatinya keras, maka hendaklah ia menyebarkan shodaqoh".

7. Shodaqoh dapat menambah (berkah) di dalam umur. Nabi SAW bersabda :

الصَّدَقَةُ تَرُدُّ الْبَلَاءَ وَتَزِيْدُ فِى الْعُمْرِ

Artinya : "Shodaqoh dapat mengembalikan (menolak) bala' dan menambah (berkah) di dalam umur".

______________________________

Dikisahkan dari Siti Aisyah ra, sesungguhnya ada seorang wanita yang datang kepada Nabi SAW, tangan kanannya telah mengering (jempe alam bahasa Jawa), lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah sehingga Dia memperbaiki (menyembuhkan) tanganku dan mengembalikannya pada keadaan awal".

Nabi SAW pun bertanya kepadanya, "Apa yang membuat tanganmu menjadi kering ?". 

Wanita itu menjawab : Aku melihat di dalam mimpiku seolah-seolah hari kiamat telah ditegakkan, neraka Jahim telah dinyalakan, surga telah didekatkan, dan jadilah neraka menjadi lembah-lembah. Lalu aku melihat ibuku di dalam sebuah lembah dari lembah-lembah neraka Jahannam. Di tangannya terdapat sepotong lemak daging dan di tangan lainnya terdapat sepotong kain kecil. Ia membuat perlindungan dengan itu dari api neraka.

Aku bertanya, "Apa yang membuatku melihatmu di dalam lembah ini wahai ibu ? Kamu adalah wanita yang ta'at kepada Tuhannya dan suamimu ridlo kepadamu ?".

Ibuku menjawab padaku, "Wahai putriku, sesungguhnya aku adalah wanita kikir di dunia, lalu ini adalah tempat orang-orang yang kikir".

Aku bertanya kepadanya, "Apa lemak daging dan kain ini yang mana aku melihat keduanya di tanganmu ?"

Ibuku menjawab, "Ini adalah shodaqoh yang mana aku menyedekahkan keduanya di dunia, aku tidak pernah bershodaqoh di dalam seluruh umurku kecuali dengan kain dan lemak daging ini. Aku diberikan keduanya itu dan aku menjadikan perlindungan dengan keduanya dari api dan siksa dari tubuhku".

Aku bertanya padanya, "Di mana ayahku ?".

Ibuku menjawab, "Dia adalah orang yang dermawan, maka dia berada di dalam tempat orang-orang yang dermawan di surga".

Lalu aku datang ke surga, dan ternyata ayahku sedang berdiri di tepi telagamu Wahai Rasulullah. Ia memberikan minum orang-orang, ia mengambil gelas dari tangan Sahabat Ali, Sahabat Ali dari tangan Sahabat Utsman, Sahabat Utsman dari tangan Sahabat Umar, Sahabat Umar dari tangan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq, dan Sahabat Abu Bakar dari Engkau, wahai Rasulullah.

Lalu aku berkata, "Wahai ayahku, sesungguhnya ibuku adalah istrimu yang ta'at kepada Tuhannya dan kamu ridlo kepadanya. Dia berada di dalam lembah ini di dalam neraka Jahannam dan kamu memberikan minum kepada orang-orang dari telaga Nabi SAW, sedangkan ia kehausan. Maka berikanlah ia seteguk air".

Ayahku menjawab, "Wahai putriku, sesungguhnya ibumu berada di tempat orang-orang yang kikir, orang-orang yang bermaksiat, dan orang-orang yang berbuat dosa. Dan sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah mengharamkan air telaga Nabi SAW kepada orang-orang yang kikir, orang-orang yang bermaksiat, dan orang-orang yang berbuat dosa".

Wanita yang tangannya kering itu berkata, lalu aku mengambil segelas air darinya dengan telapak tangan untuk memberi minum ibuku, aku pun memberi minum ibuku dengan gelas itu. Ketika aku memberi minum, aku mendengar suara yang mengatakan, "Semoga Allah Yang Maha Luhur mengeringkan tanganmu. Kamu datang memberikan minum kepada seorang wanita yang bermaksiat lagi kikir dari telaga Nabi SAW".

Lalu aku terbangun, tiba-tiba tanganku telah mengering.

Nabi SAW berkata kepada wanita itu, "Kekikiran ibumu telah memberikan madharat kepadamu di dunia, maka bagaimana baginya di akhirat (tentu sangat amat memberi madharat pada dirinya sendiri)".

Kemudian Siti Aisyah ra berkata, sesungguhnya Nabi SAW meletakkan tongkatnya di atas tangan wanita itu, lalu Beliau berdoa, "Wahai Tuhanku, dengan mimpi yang mana ia telah menceritakannya, maka perbaikilah (sembuhkanlah) tangannya".

Maka tangannya menjadi baik (sembuh) seketika di tempat itu, tangan itu pun menjadi seperti sedia kala.


Demikian Hadits Ke-11, Tentang Keutamaan Shodaqoh, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah. Dengan selesainya membaca artikel pada Hadits ke-11 ini Tentang Keutamaan Shodaqoh atau sedekah semoga kita mempunyai rasa peduli terhadap sesama, saling memberi jika ada kelebehin rizki, dan sadar diri bahwa harta hanyalah titipan dari Illahi.

Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan lanjutan kisah Terjemah Kitab Mawaidul 'Usfuriyah dengan Hadits Ke-12, Tentang Penyesalan Orang Kafir di Akhirat.

Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm

Post a Comment for "Hadits Ke-11, Tentang Keutamaan Shodaqoh, Terjemah Kitab Mawaidul 'Ushfuriyah"