Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Pengertian Tsulasi Mazid, dan Segala Sesuatu di Dalamnya

 San3kalongbm.com - Pengertian Tsulatsi Mazid dan Segala Sesuatu di Dalamnya - Di saat kita mempelajari ilmu shorof terdapat beberapa fi'il, ada Fi'il Tsulatsi (tiga huruf) ada pula fi'il ruba'i (empat huruf). Perlu diketahui pula bahwa tidak semua fi’il tsulatsi adalah mujarrod (ditiadakan dari huruf tambahan). Ada pula beberapa fi'il tsulasi yang memiliki tambahan 1 huruf, 2 huruf, bahkan 3 huruf. Karena adanya huruf tambahan tersebut maka fi'il tsulatsi berubah nama dengan istilah mazid. Untuk lebih jelasnya, marilah kita ikuti penjelasan lengkap seputar wazan Tsulasi Mazid dan contoh Fi’il Tsulatsi Mazid beserta artinya.
Fi'il Tsulatsi Mazid

Pengertian Tsulasi Mazid

Jika pada postingan yang lalu admin sudah membahas dua macam wazan fi'il, fi'il Tsulatsi Mujarrod dan Ruba'i Mujarrod. Maka seperti janji admin akan posting kembali lanjutannya tentang Fi'il Tsulatsi Mazid.
Wazan Tsulasi Mazid adalah sebuah kelompok fi’il atau kata kerja yang tersusun dari 3 huruf asli dan huruf yang lainnya merupakan tambahan. Karena adanya tambahan huruf tersebut maka disebut dengan Tsulatsi Mazid (Tambahan).
Jika sudah memahami tentang pengertian Tsulatsi Mazid maka saatnya kita bahas tentang penjelasannya. Di dalam fi'il tsulasi mazid terkadang memiliki tambahan 1, 2, bahkan sampai 3 huruf.

Dilihat dari tambahan hurufnya maka dapat kita simpulkan bahwa wazan tsulasi mazid ada 3 bab. Masing-masing bab tersebut mempunyai 12 wazan, dari kesmua wazan tersebut nantinya disertai spesifikasi dan faedah yang berbeda-beda. Dari tiga bab yang dimaksud yaitu:
  1. Tsulasi Mazid Biharfin (1 huruf) disebut juga dengan Fi'il Ruba'i.
  2. Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) disebut juga dengan Fi'il Khumasi.
  3. Tsulasi Mazid Bitsalatsati Ahrufin (3 huruf) disebut juga dengan Fi'il Sudasi.
Dari setiap bab pada Wazan tsulasi mazid ini mempunyai pola yang berbeda-beda. Tentunya juga berbeda dengan wazan tsulatsi mujarrad yang mempunyai bentuk hampir serupa. Sehingga sulit dibuat  seperti nadhom seperti halnya yang ada pada bab Tsulatsi Mujarrod di bawah ini.

فَتْحُ ضَمٍّ فَتْحُ كَسْرٍ فَتْحَتَانِ ⟺⟺⟺⟺⟺ كَسْرُ فَتْحٍ ضَمُّ ضَمٍّ كَسْرَتَانِ

Walapun demikian adanya, admin akan membagikan penjelasan tentang wazan fi'il tsulatsi mazid ini dengan mudah, agar cepat bisa cepat dipahami bagi rekan-rekan yang ingin mendalami ilmu shorof khususnya bab Tsulatsi Mazid ini. Berikut akan admin jelaskan secara terperinci dari masing-masing pembagian bab tersebut.

Wazan Tsulasi Mazid

Sebagi catatan penting yang harus diperhatikan, bahwa mashdar fi’il tsulatsi mazid hukumnya adalah qiyasi (menggunakan rumus baku untuk setiap babnya). Dan tidak semua jenis kata kerja tsulasi mujarrod bisa diikutkan wazan tsulasi mazid dengan menganut secara keseluruhan polanya.

1. Tsulatsi Mazid Biharfin (1 Huruf) Fi'il Ruba'i

Tsulatsi mazid biharfin (tambahan 1 huruf) adalah setiap kalimah atau kata kerja yang tersusun dari 3 huruf asli sedangkan huruf yang satunya adalah sebagai (tambahan). Pada kelompok tsulasi mazid biharfin ini juga bisa disebut Fi’il Ruba’i, dikarenakan jumlah keseluruhan hurufnya menjadi empat bukan tiga lagi, adapun wazannya ada tiga macam, yaitu antara lain:
Af’ala-yuf’ilu (أَفْعَلَ-يُفْعِلُ).
Fä’ala-yufä’ilu (فَعَّلَ-يُفَعِّلُ).
Faa’ala-yufaa’ilu (فَاعَلَ-يُفَاعِلُ).

1. Af’ala-yuf’ilu (أَفْعَلَ-يُفْعِلُ)

Pada wazan yang pertama ini fi’il ruba’i yaitu Af’ala-yuf’ilu “أَفْعَلَ-يُفْعِلُ”. Mempunyai tambahan satu huruf hamzah didepan fa' fi'ilnya yang berharokat fatkah. Adapun faedah dari Wazan tsulasi mazid biharfin ini secara umum memiliki faedah ta’diyah. Artinya merubah fi’il yang semula lazim (tidak memerlukan ma’mul manshub) menjadi muta’addi (membutuhkan ma’mul manshub).

Sebagai contoh pada kata kerja karuma-yakrumu “كَرُمَ-يَكْرُمُ” (mulia), ketika diikutkan wazan af’ala-yuf’ilu “أَفْعَلَ-يُفْعِلُ” menjadi akroma-yukrimu (memuliakan). Akan tetapi ada juga beberapa fi’il tsulatsi mujarrod biharfin yang menjadi lazim (tidak butuh ma’mul manshub), seperti ashbaha-yushbihu “أَصْبَحَ-يُصْبِحُ” (terjaga di waktu pagi).

2. Fä’ala-yufä’ilu (فَعَّلَ-يُفَعِّلُ)

Untuk bab yang kedua dari fi’il tsulasi mazid biharfin, yaitu dengan wazan fä’ala-yufä’ilu “فَعَّلَ-يُفَعِّلُ”. Dengan perbedaan yang khusus adanya tambahan huruf sejenis atau sama di antara fa’ fi’il dan ain fi’il, yang digantikan dengan tasdid. Kebanyakan pada fi’il yang mengikuti wazan ini mempunyai faedah taktsir “تكثير” (menunjukkan suatu perbuatan yang berulang-ulang).

Yang mengikuti wazan pada bab ini seperti contoh kata qaththa’a-yuqaththi’u “قَطَّعَ-يُقَطِّعُ” (memotong-motong), asal kata dari fi’il qatha’a-yaqtha’u “قَطَعَ-يَقْطَعُ” (memotong). Untuk bab dua wazan tsulatsi mazid biharfin ini terkadang ada pula yang mempunyai faedah sebagai ta’diyah. 

Sebagaimana contoh pada fi’il fariha-yafrahuفَرِحَ-يَفْرَحُ” (bahagia), ketika mengikuti wazan fä’ala-yufä’ilu “فَعَّلَ-يُفَعِّلُ” maka akan berubah menjadi farraha-yufarrihu “فَرَّحَ-يُفَرِّحُ”, bermakna membuat bahagia atau membahagiakan.

3. Faa’ala-yufaa’ilu (فَاعَلَ-يُفَاعِلُ)

Bab yang paling akhir dari fi’il ruba’i atau tsulatsi mazid biharfin (1 huruf tambahan) adalah memakai wazan faa’ala-yufaa’ilu “فَاعَلَ-يُفَاعِلُ”. Setiap fi'il yang mengikuti pada wazan ini ditandai dengan alif zaidah (tambahan) yang letaknya setelah fa’ fi’il. Umumnya berfaedah musyarakah “مشاركة” (saling melakukan perbuatan).

Contohnya kata qatala-yaqtulu “قَتَلَ-يَقْتُلُ” (menghabisi), apabila setelah ditambahkan huruf alif di antara fa’ fi’il dan ain fi’il menjadi qaatala-yuqaatilu “قَاتَلَ-يُقَاتِلُ” (saling menghabisi).

2. Tsulatsi Mazid Biharfaini (2 huruf) Fi'il Khumasi

Tsulatsi mazid biharfain adalah kelompok kata yang tersusun dari 3 huruf asli dan 2 huruf ziyadah (tambahan). Pola susunan kalimah ini juga biasa disebut dengan fi’il khumasi, yaitu setiap kata yang terdiri dari 5 huruf hijaiyah, dan memiliki lima bentuk wazan, yaitu:
Infa’ala-yanfa’ilu (إِنْفَعَلَ-يَنْفَعِلُ).
Ifta’ala-yafta’ilu (إِفْتَعَلَ-يَفْتَعِلُ).
If’alla-yaf’allu (إِفْعَلَّ-يَفْعَلُّ).
Tafä’ala-yatafä’alu (تَفَعَّلَ-يَتَفَعَّلُ).
Tafaa’ala-yatafaa’alu (تَفَاعَلَ-يَتَفَاعَلُ).

1. Infa’ala-Yanfa’ilu (إِنْفَعَلَ-يَنْفَعِلُ)

Pada bab ini untuk yang pertama tsulatsi mazid biharfain (2 huruf) atau Khumasi (5 Huruf), kita dipertemukan dengan wazan infa’ala-yanfa’ilu “إِنْفَعَلَ-يَنْفَعِلُ“. Untuk khumasi ini mempunyai tanda penambahan hamzah dan nun pada awal kalimah. Semua kata yang termasuk ke dalam bab ini merupakan fi’il lazim, sehingga berfaedah muthawa’ah “مطاوعة” (terjadinya sesuatu sebab sesuatu yang lain).

Seperti lafadz inqasama-yanqasimu “إِنْقَسَمَ-يَنْقَسِمُ” (terbagi), berasal dari fi’il qasama-yaqsimu “قَسَمَ-يَقْسِمُ” (membagi). Contoh lain adalah kata inkasara-yankasiru “إِنْكَسَرَ-يَنْكَسِرُ” (pecah), berangkat dari wazan kasara-yaksiru “كَسَرَ-يَكْسِرُ” (memecahkan).

2. Ifta’ala-Yafta’ilu (إِفْتَعَلَ-يَفْتَعِلُ)

Wazan tsulatsi mazid biharfain (2 huruf) yang satu ini mempunyai faedah muthawa’ah. Cirinya adalah terdapat alif zaidah di awal kata dan huruf ta’ di antara fa’ dan ain fi’il.

Misalkan kata jama’a-yajma’u “جَمَعَ-يَجْمَعُ” (mengumpulkan), asalnya adalah muta’addi. Ketika mengikuti wazan ifta’ala-yafta’ilu “إِفْتَعَلَ-يَفْتَعِلُ” menjadi lazim, yakni ijtama’a-yajtami’u “إِجْتَمَعَ-يَجْتَمِعُ” (berkumpul). Bab kedua tsulatsi mazid biharfain ini juga bisa merubah fi’il yang semula muta’addi menjadi lazim. Seperti contoh yang kami sebutkan tadi.

3. If’alla-Yaf’allu (إِفْعَلَّ-يَفْعَلُّ)

Wazan if’alla-yaf’allu “إِفْعَلَّ-يَفْعَلُّ” berfaedah mubalaghah (melebih-lebihkan), ada juga ulama ahli shorof yang mengatakan bahwa wazan ini berfaedah lil alwaan wal ‘uyuub “للالوان والعيوب” (warna dan aib (cacat)).

Contoh fi’il tsulatsi mazid biharfain ini seperti ihmarra-yahmarru “إِحْمَرَّ-يَحْمَرُّ” (memerah/menjadi merah), i’warra-ya’warru “إِعْوَرَّ-يَعْوَرُّ” (buta sebelah), i’rajja-ya’rajju “إِعْرَجَّ-يَعْرَجُّ” (pincang). Cirinya adalah penambahan huruf hamzah di awal kalimah dan huruf yang sejenis dengan lam fi’il.

4. Tafä’ala-Yatafä’alu (تَفَعَّلَ-يَتَفَعَّلُ)

Wazan tafä’ala-yatafä’alu “تَفَعَّلَ-يَتَفَعَّلُ” mempunyai faedah takalluf “تكلّف”, yaitu hasilnya suatu perbuatan sebab sesuatu yang lain. Tandanya adalah ziyadah huruf ta’ di awal kata dan ziyadah huruf yang sejenis dengan ain fi’il.

Contohnya kalimat ta’allamtu al-ilma al-mas’alata ba’da mas’alah “تَعَلَّمْتُ العِلْمَ المَسْأَلَةَ بَعْدَ مَسْأَلَةٍ” (aku mempelajari ilmu penyelesaian masalah setelah ada masalah).

Ada juga yang mengatakan wazan ini berfaedah muthawa’ah, sama seperti wazan bab 1 dan dua tsulatsi mazid biharfain sebelumnya. Seperti fi’il takassara-yatakassaru “تَكَسَّرَ-يَتَكَسَّرُ” (patah), dampak dari pekerjaan kassara-yukassiru “كَسَّرَ-يُكَسِّرُ” (mematahkan).

5. Tafaa’ala-Yatafaa’alu (تَفَاعَلَ-يَتَفَاعَلُ)

Bab terakhir tsulatsi mazid biharfain (2 huruf) adalah wazan tafaa’ala-yatafaa’alu “تَفَاعَلَ-يَتَفَاعَلُ”, yang berfaedah musyarakah sama seperti wazan faa’ala-yufaa’ilu “فَاعَلَ-يُفَاعِلُ” (bab 3 tsulasi mazid biharfin).

Akan tetapi, terdapat perbedaan di antara kedua wazan tersebut. Letak perbedaannya adalah pada pelaku atau subyek. Wazan faa’ala-yufaa’ilu “فَاعَلَ-يُفَاعِلُ” berfaedah musyarakah bainal itsnainiمشاركة بين الإثنين” (saling berbuat di antara dua orang), ada juga musyarakah lil wahid “مشاركة للواحد” (untuk Dzat yang satu). 

Sedangkan wazan tafaa’ala-yatafaa’alu “تَفَاعَلَ-يَتَفَاعَلُ” berfaedah musyarakah bainal isnaini fashaaidan “مشاركة بين الإثنين فصاعدا” (di antara dua orang bahkan lebih). Supaya mempermudah dalam memahami masing-masing faedah tersebut, perhatikan contoh-contoh berikut ini !

Contoh fi’il tsulatsi mazid faedah musyarakah bainal itsnaini:

زَيْدٌ وَعَمْرٌو قَاتَلَا  Artinya Zaid dan Amr saling menghabisi

Contoh fi’il tsulatsi mazid faedah musyarakah lil wahid:

قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ‌ اَنّٰى يُـؤۡفَكُوۡنَ  Artinya Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran.) QS. Al-Munafiqun Ayat 4

Contoh fi’il tsulatsi mazid faedah musyarakah bainal itsnaini fashaaidan:

تَبَاعَدَ زَيْدٌ عَنْ عَمْرٍو   Artinya Zaid menjauh dari Amr.

تَصَالَحَ القَوْمُ  Artinya Kaum itu saling rukun (berdamai)

3. Tsulatsi Mazid Bitsalatsati Akhrufin (3 Huruf)

Tsulatsi mazid bitsalatsati ahrufin adalah setiap fi’il yang terdiri dari 3 huruf asli dan 3 huruf ziyadah (tambahan). Dilihat dari jumlah hurufnya, kelompok tsulasi mazid ini juga bisa disebut fi’il sudasi. Karena total keseluruhan hurufnya ada enam, dan memiliki 4 pola wazan, yaitu:
Istaf’ala-yastaf’ilu (إِسْتَفْعَلَ-يَسْتَفْعِلُ).
Ifau’ala-yafau’ilu (إِفْعَوْعَلَ-يَفْعَوْعِلُ).
Ifawwala-yafawwilu (إِفْعَوَّلَ-يَفْعَوِّلُ).
If’aalla-yaf’aallu (إِفْعَالَّ-يَفْعَالُّ).

1. Istaf’ala-yastaf’ilu (إِسْتَفْعَلَ-يَسْتَفْعِلُ)

Wazan istaf’ala-yastaf’ilu “إِسْتَفْعَلَ-يَسْتَفْعِلُ” menjadi wazan pembuka bagi bab tsulatsi mazid bitsalatsati ahrufin. Cirinya adalah ziyadah huruf hamzah, ta’, dan sin di awal kalimahnya. Umumnya setiap fi’il yang mengikuti pola ini berfaedah ta’diyah, namun ada juga beberapa yang berlaku lazim.

Contohnya istakhraja-yastakhriju “إِسْتَخْرَجَ-يَسْتَخْرِجُ” (mengeluarkan), dari fi’il kharaja-yakhruju “خَرَجَ-يَخْرُجُ” (keluar). Disebutkan juga bahwa wazan tsulasi mazid 3 huruf ini berfaedah thalab “طلب” (memohon/meminta), seperti istaghfara-yastaghfiru “إِسْتَغْفَرَ-يَسْتَغْفِرُ” (memohon ampunan).

2. Ifau’ala-yafau’ilu (إِفْعَوْعَلَ-يَفْعَوْعِلُ)

Wazan ifau’ala-yafau’ilu “إِفْعَوْعَلَ-يَفْعَوْعِلُ” adalah wazan tsulatsi mazid bitsalatsati ahrufin yang memiliki huruf tambahan berupa hamzah di awal kalimah, huruf sejenis dengan ain fi’il, dan wawu zaidah setelah ain fi’il pertama.

Wazan ini berfaedah mubalaghah (melebih-lebihkan), dan seluruhnya adalah lazim. Contohnya i’syausyaba-ya’syausyibu “إِعْشَوْشَبَ-يَعْشَوْشِبُ” (tumbuh rerumputan), fi’il barusan menunjukkan makna lebih banyak dibanding fi’il asyiba “عَشِبَ” (tumbuh rumput).

3. Ifawwala-yafawwilu (إِفْعَوَّلَ-يَفْعَوِّلُ)

Ini merupakan wazan tsulasi mazid bitsalatsati ahrufin yang sama seperti wazan sebelumnya, yakni sama-sama berfaedah mubalaghah dan seluruhnya lazim. Ditandai dengan tambahan hamzah di awal kata serta wawu tasydid di antara ain dan lam fi’il. Akan tetapi jarang digunakan dalam kalimat bahasa Arab. 

Contohnya ijlawwadza-yajlawwidzu “إِجْلَوَّذَ-يَجْلَوِّذُ” (berjalan cepat).

4. If’aalla-yaf’aallu (إِفْعَالَّ-يَفْعَالُّ)

Wazan ini juga memiliki faedah yang sama dengan wazan ifau’ala-yafau’ilu “إِفْعَوْعَلَ-يَفْعَوْعِلُ”, yaitu mubalaghah dan semuanya adalah lazim, contohnya ihmaarra-yahmaarru “إِحْمَارَّ-يَحْمَارُّ”. Bukankah wazan barusan serupa maknanya dengan ihmarra-yahmarruإِحْمَرَّ-يَحْمَرُّ”, yakni bermakna memerah? Jawab saja, berbeda. Lalu di mana letak perbedaannya? Jawab lagi, fi’il ihmaarra “إِحْمَارَّ” itu lebih kuat atau lebih banyak tingkat kemerahannya dibandingkan ihmarra “إِحْمَرَّ”.

Semua wazan tsulasi mazid yang disebutkan di atas keseluruhannya berjumlah 12 wazan. Kedua belas wazan tersebut kami ambil dari kitab Matnul Bina’ Wal Asas fi al-Ilmi as-Sharfi. Jika merujuk pada kitab al-Maqshud, kita akan dipertemukan 14 wazan total keseluruhan, yakni ketambahan wazan if’anlaa “إِفْعَنْلَى” dan if’anlala “إِفْعَنْلَلَ”.

Setelah mengenal pengertian Tsulasi Mazid (Ruba'i) beserta contoh-contohnya, baik itu satu huruf  (biharfin), 2 huruf (biharfaini), dan 3 huruf (bitsalatsati ahrufin). Selanjutnya kita akan lebih banyak lagi mengetahui beberapa kalimah atau kata yang mengikuti wazan-wazan tsulazi mazid dalam bahasa Arab. Berikut ini adalah kumpulan contoh fi’il tsulatsi mazid beserta maknanya.


Demikian penjelasan terkait dengan Wazan Tsulasi Mazid, Semoga dengan penjelasan yang admin bagikan kita semakin mampu untuk memahami ilmu shorof khususnya Wazan Tsulatsi Mazid, baik itu ruba'i, tsulatsi, khumasi, dan sudasi. 

Untuk bab selanjutnya akan admin bagikan kembali sesuai urutan bab yang ada yaitu Fi'il ruba'i Mazid. Tetap ikuti blog San3kalongbm.com yang selalu update terkait dengan kitab-kitab pesantren juga terkait religi yang sesuai dengan nice blog kami.

Terimakasih, Wassalam ...San3kalongbm

Post a Comment for "Pengertian Tsulasi Mazid, dan Segala Sesuatu di Dalamnya"