San3kalongbm.com - Pengertian Fi'il Ruba'i Mujarrad Beserta Contoh-Contohnya - Di saat kita mempelajari bahasa Arab maka kita akan disuguhkan dengan banyaknya suku kata yang arti ataupun tulisan yang berbeda-beda. Selain kosa kata bahasa Arab harushafal artinya maka kita diwajibkan untuk memahami tentang perubahan kata. Perubahan kata tersebut seringkali disebut dengan Shorof atau tashrif.
|
Pengertian Fi'il Ruba'i Mujarrad |
Untuk memehami ilmu shorof tersebut juga memerlukan pemahaman yang lebih spedipik lagi. Bahasa Arab mempunyai keunikan yang tersendiribaik dalam hal arti ataupun pola (bina'). Wazan fi'il yang menjadi panutan di dalam bahasa Arab itupun banyak macamnya hingga bagi para pemula menemui kesulitan saat mempelajarinya.
Jika pada artikel yang lalu admin sudah memberikan pembahasan tentang
Fi'il Tsulatsi Mujarrad maka kali ini admin akan melanjutkan untuk berbagi seputar Fi'il Ruba'i Mujarrad.
Pengertian Fi’il Ruba’i Mujarrad
Untuk pengertian itu sendiri sebenarnya hanya simple, namun untuk memahminya agak rumit. Fi’il Ruba’i adalah kumpulan fi'il atau kata kerja yang hurufnya terdiri atas 4 huruf. Sedangkan untuk arti Mujarrad secara bahasa mempunyai arti yang terlepas, terbebas, bisa juga memiliki arti semata-mata atau yang murni (Jawa:meligi).
Fi'il Ruba'i Mujarrad adalah Setiap kata kerja yang tersusun dari 4 huruf asli tanpa adanya tambahan huruf lainnya.
Dengan kata lain,
Fi’il Ruba’i Mujarrad adalah setiap kata kerja yang terstruktur dari 4 huruf asli tanpa memiliki huruf-huruf tambahan lainnya. Seperti contoh fi’il dakhraja
“دَحْرَجَ”, kesmua huruf dari fi'il tersebut adalah asli tanpa adanya penambahan huruf-huruf yang lain.
Apabila terdapat huruf tambahan seperti huruf tak, atau huruf-huruf yang lain seperti lafadh
“تَدَحْرَجَ”, maka fi'il yang seperti ini disebut dengan fi'il ruba’i mazid bukan mujarrad. Untuk pembahasan
fi'il Ruba'i Mazid akan admin bahas pada artikel selanjutnya.
Pembagian Bab Fi’il Ruba’i Mujarrad
Jika pada bab
Tsulatsi Mujarrad kita menemukan 6 bab, namun untuk
Fi’il Ruba’i Mujarrad ini hanya memiliki satu bab. Yaitu wazan fa’lala-yufa’lilu
“فَعْلَلَ-يُفَعْلِلُ”. Pada umumnya mauzun yang masuk pada bab ini adalah fi’il atau bina' mudha’af seperti damdama
“دَمْدَمَ” (membinasakan), zalzala
“زَلْزَلَ” (mengguncangkan), dan fi’il-fi’il yang berasal dari susunan kalimat seperti basmala
“بَسْمَلَ” (mengucap bismillah) dan hamdala
“حَمْدَلَ” (Mengucap alhamdulillah).
Menurut kitab Matnul Bina’ Wal Asas karangan Imam al-Mala ad-Dunqazi: Sebagian besar
Fi’il Ruba’i Mujarrad itu berupa muta’addi (membutuhkan maf’ul), tetapi ada juga yang berbentuk lazim (tidak membutuhkan maf’ul).
وَبِنَاؤُهُ
لِلتَّعْدِيَّةِ غَالِبًا وَقَدْ يَكُوْنُ لَازِمًا
Artinya: “Kebanyakan fi’il ruba’i mujarrad adalah untuk ta’diyyah (menjadikan fi’il lazim menjadi muta’addi), terkadang ada juga yang lazim”.
Di dalam kitab tersebut terdapat contoh
Fi’il Ruba’i Mujarrad yang berlaku muta’addi dan lazim sebagai berikut:
دَحْرَجَ زَيْدٌ الحَجَرَ Artinya : Zaid menggulingkan batu
دَرْبَخَ زَيْدٌ Artinya :Zaid membungkuk/menunduk
Pada dua contoh di atas dapat kita lihat masing-masing, ada yang memerlukan muta'addi (membutuhkan maf'ul bih) ada pula yang lazim (tidak membutuhkan maf'ul bih).
Fi’il Ruba’i Mujarrad “دَحْرَجَ” berlaku muta’addi, merofa’kan lafadh “زَيْدٌ” yang menjadi sebagai fa’ilnya (subyek) dan menashobkan lafadh “الحَجَرَ” sebagai maf’ul bihnya (obyek).
Sedangkan jika kita lihat pada kalimat kedua fi’il antara “دَرْبَخَ” berlaku lazim dengan hanya merofa’kan lafadz “زَيْدٌ” menjadi fa’ilnya.
Contoh Tashrif Fi’il Ruba’i Mujarrad
Di dalam bab fi’il Ruba’i Mujarrad bentuk mashdar yang digunakan memiliki dua pola dasar, yaitu wazan fa’lalatan dan fi’laalan “فَعْلَلَةً وَفِعْلَالًا”. Untuk lebih jelasnya, maka mari kita perhatikan contoh tashrif fi’il ruba’i mujarrad dengan contoh mauzunnya dalam tabel berikut ini:
Dharaf
|
Nahi
|
Amar
|
Maf’ul
|
Fa’il
|
Mashdar
Mim
|
Mashdar
|
Mashdar
|
Mudhari’
|
Madhi
|
مُفَعْلَلٌ
|
لَاتُفَعْلِلْ
|
فَعْلِلْ
|
مُفَعْلَلٌ
|
مُفَعْلِلٌ
|
مُفَعْلَالًا
|
فِعْلَالًا
|
فَعْلَلَةً
|
يُفَعْلِلُ
|
فَعْلَلَ
|
مُدَحْرَجٌ
|
لَاتُدَحْرِجْ
|
دَحْرِجْ
|
مُدَحْرَجٌ
|
مُدَحْرِجٌ
|
مُدَحْرَجًا
|
دِحْرَاجًا
|
دَحْرَجَةً
|
يُدَحْرِجُ
|
دَحْرَجَ
|
مُبَسْمَلٌ
|
لَاتُبَسْمِلْ
|
بَسْمِلْ
|
مُبَسْمَلٌ
|
مُبَسْمِلٌ
|
مُبَسْمَلًا
|
بِسْمَالًا
|
بَسْمَلَةً
|
يُبَسْمِلُ
|
بَسْمَلَ
|
مُحَمْدَلٌ
|
لَاتُحَمْدِلْ
|
حَمْدِلْ
|
مُحَمْدَلٌ
|
مُحَمْدِلٌ
|
مُحَمْدَلًا
|
حِمْدَالًا
|
حَمْدَلَةً
|
يُحَمْدِلُ
|
حَمْدَلَ
|
Sebenarnya di dalam membuat rumus membuat mahsdar mim pada fi’il Ruba’i mujarrad cukup mudah, yakni disamakan dengan wazan fi’il mudhari’nya ketika majhul, kemudian ditambahkan mim zaidah pada awal kalimahnya.
Cara Membuat Masdar Mim
Agar lebih mudah dalam memahami dalam membuat masdar mim, maka baiknya kita langsung saja praktekkan untuk membuat masdar mim.
Bentuk asli dari fi’il mudhari’ Ruba’i Mujarrad adalah “يُفَعْلِلُ”, ketika dibuat majhul menjadi “يُفَعْلَلُ” (lam fi’il pertama dibaca fathah), kemudian kita tambahkan mim zaidah di awal kalimahnya menjadi “مُفَعْلَالٌ”. Rumus barusan juga tidak jauh berbeda dengan pola isim maf’ul dan fa’il dari fi’il ruba’i mujarrad.
Sedangkan untuk fi’il nahi ruba’i mujarrad pada dasarnya adalah fi’il mudhari’, hanya saja ia kemasukan la nahi kemudian disebut sebagai fi’il nahi. Ada beberapa sebagian madrasah-madrasah yang ada di Pondok pesantren di Indonesia ada yang memakai metode tashrif sebagai berikut:
Dharaf
|
Maf’ul
|
Fa’il
|
Mashdar
|
Mashdar
|
Amar
|
Mudhari’
|
Madhi
|
مُفَعْلَلٌ
|
مُفَعْلَلٌ
|
مُفَعْلِلٌ
|
فِعْلَالًا
|
فَعْلَلَةً
|
فَعْلِلْ
|
يُفَعْلِلُ
|
فَعْلَلَ
|
مُدَحْرَجٌ
|
مُدَحْرَجٌ
|
مُدَحْرِجٌ
|
دِحْرَاجًا
|
دَحْرَجَةً
|
دَحْرِجْ
|
يُدَحْرِجُ
|
دَحْرَجَ
|
مُبَسْمَلٌ
|
مُبَسْمَلٌ
|
مُبَسْمِلٌ
|
بِسْمَالًا
|
بَسْمَلَةً
|
بَسْمِلْ
|
يُبَسْمِلُ
|
بَسْمَلَ
|
مُحَمْدَلٌ
|
مُحَمْدَلٌ
|
مُحَمْدِلٌ
|
حِمْدَالًا
|
حَمْدَلَةً
|
حَمْدِلْ
|
يُحَمْدِلُ
|
حَمْدَلَ
|
Untuk contoh-contoh yang lain dapat kalian samakan dengan wazan fi'il yang sudah ada, seperti rumus dalam pembuatan masdar mim ataupun pada
Fi'il Ruba'i Mujarrad yang lain.
Demikianlah penjelasan mengenai
Fi’il Ruba’i Mujarrad dalam ilmu shorof atau tashrif, yang membahas tentang pengertian, bab, tashrif dan contoh-contoh fi’il ruba’i mujarrad. Untuk artikel selanjutnya akan admin bagikan kembali dengan bab yang lainnya.
Bab Fi'il Tsulatsi Mazid di dalam ilmu shorof .
Semoga artikel ini dapat membantu memberikan kepahaman bagi para pembaca yang budiman, terkait ilmu shorof dalam Kitab
Qowaidul I'lal.
Post a Comment for "Pengertian Fi'il Ruba'i Mujarrad Beserta Contoh-Contohnya"