Pengertian, Ketentuan dan Contoh Maf'ul Min Ajlih Dalam Kitab Jurumiyah
San3kalongbm.com - Pengertian, Ketentuan dan Contoh Maf'ul Min Ajlih Dalam Kitab Jurumiyah - Maf'ul Min Ajlih sering disebut juga dengan ta'lil (alasan) saat di dalam memberi makna dalam kitab Jurumiyah Maf'ul Min Ajlih ditandai dengan huruf 'ain (ع).
Maf'ul Min Ajlih |
Adapun penjelesan tentang pengertian dan contoh-contoh tentang Maf'ul Min Ajlih akan admin bagikan pada artikel kali ini, Simak penjelasan lengkapnya.
المَفْعُوْلُ مِنْ أَجْلِهِ
A. Pengertian Maf’ul Min Ajlih
( وَهُوَ الاِسْمُ المَنْصُوْبُ الَّذِى يُذْكَرُ بَيَانًا لِسَبَبِ وُقُوْعِ الفِعْلِ )
Maf'ul min ajlih adalah isim yang dibaca nashob yang disebutkan untuk menjelaskan sebab terjadinya sebuah peristiwa.
( نَحْوُ قَوْلِكَ قَامَ زَيْدٌ اِجْلاَلاً لِعَمْرٍو وَقَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوْفِكَ ).
Contoh:
قَامَ زَيْدٌ اِجْلاَلاً لِعَمْرٍ artinya Zaid berdiri karena menghormati amar
قَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ artinya Aku datang kepadamu karena mencari kebaikanmu
سَكَنْتُ فِى المَعْهَدِ طَلَبًا لِلْعِلْمِ artinya Saya tinggal di pesantren karena / untuk mencari pengetahuan
Lafadz اِجْلاَلاً mempunyai kedudukan sebagai maf'ul min ajlih karena lafadz tersebut merupakan isim yang dinashobkan yang mengandung arti alasan atau sebab terjadinya suatu peristiwa atau perbuatan. Dalam contoh ini perbuatannya adalah "berdirinya zaid".
Demikian pula dengan kata اِبْتِغَاءَ dan kata طَلَبًا mempunyai kedudukan sebagai maf'ul min ajlih, sebab kedua lafadz tersebut merupakan isim yang dinashoblkan yang mengandung pengertian alasan atau sebab terjadinya "menetapnya saya di pesantren"dalam kalimat (سَكَنْتُ فِى المَعْهَدِ ).
B. Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Min Ajlih :
Terdapat bebrapa ketentuan Maf’ul Min Ajlih diantaranya :
1. Maf’ul Min Ajlih pasti senantiasa memakai Mashdar
Contoh :
إِكْرَامًا (sebab hormat) حيَاءً (karena malu)
حُزْنًا (karena sedih) رَحْمَةً (karena sayang)
خَوْفًا (karena takut) حَسَدًا (karena iri)
حُبًّا (karena cinta) بُغْضًا ( sebab marah)
تَاْدِيْبًا ( sebab mendidik) إِيْمَانًا (karena beriman)
شَفَقَةً (sebab kasihan) فَرْحًا (karena senang)
تَعْبًا (karena lelah) شُكْرًا (karena bersyukur)
غَضْبًا (karena marah) رَغْبَةً (karena cinta)
2. Maf’ul Min Ajlih pasti terdiri dari tindakan yang bersangkutan dengan hati dan dinamakan
أَفْعَالُ الْقَلْب تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا, طَعَامًا
Penjelasan : Lafazh-lafazh tersebut tindakan yang sehubungan dengan hati.
3. Untuk menggali Maf’ul Min Ajlih dapat dipakai kata tanya ( kenapa ).
تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا, طَعَامًا
Penjelasan : Lafazh-lafazh itu adalah jawaban dari pertanyaan “ mengapa”, atau terdapat hubungan sebab-akibat dari sebuah perbuatan.
Baca Juga : Pengertian, Huruf, dan Contoh Istisna'
Contoh:
حَضَرَ أَحْمَدُ إِكْرَامًا لِمَحْمُوْدٍ artinya Ahmad datang untuk menghormati Mahmdud.
صَلَّيْتُ اِبْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ artinya Saya shalat untuk mengharapkan ridha Allah.
Kata yang bergaris bawah merupakan contoh maf’ul Min Ajlih. Keduanya merupakan motif dari adanya fi’il pada kalimat di atas.
C. Syarat Maf'ul Min Ajlih
Dalam membuat maf’ul Min Ajlih, ada beberapa syarat yang harus dipenuh, di antaranya:
1. Harus Isim Masdhar Manshub
Isim mashdar pengertiannya adalah kata ketiga dalam tashrifan istilahi.
Contoh:
نَصَرَ – يَنْصُرُ – نَصْرًا
خَافَ – يَخَافُ – خَوْفًا
2. Fi’il dan mashdar terjadi di waktu bersamaan
أَمْسَكْتُهُ خَوْفًا مِنْ فِرَارِهِ Artinya: Saya menahannya karena takut dia lari.
Perbuatan “menahan” dan “takut” terjadi dalam waktu yang bersamaan.
3. Fa’ilnya (pelakunya) satu
صَلَّيْتُ اِبْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ Artinya: Saya shalat untuk mengharapkan ridha Allah.
Pelaku untuk fi’il dan mashdar merupakan orang yang sama.
4. Mashdar merupakan tujuan atau hasil dari fi’il
حَضَرَ أَحْمَدُ إِكْرَامًا لِمَحْمُوْدٍ
Kata (إِكْرَامًا) pada contoh di atas merupakan tujuan dari hadirnya Ahmad. Bandingkan dengan kalimat di bawah!
أَرَادَ أَحْمَدُ إِكْرَامَ مَحْمُوْدٍ Artinya: Ahmad ingin memuliakan Mahmud.
Kata (إِكْرَامَ) bukan merupakan maf’ul liajlih melainkan maf’ul bih.
5. Boleh mendahulukan mashdar
Pada dasarnya posisi mashdar setelah kalimat. Boleh posisi keduanya ditukarkan.
Contoh:
رَغْبَةً فِي الْعِلْمِ أَتَيْتُ Artinya: karena kecintaan terhadap ilmu, aku datang.
Bila mashdarnya didahului huruf jar, maka menjadi jar majrur walaupun artinya sama.
Contoh:
وَلَا تَقْتُلُوْا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ
حَضَرَ أَحْمَدُ لإِكْرَامِ لِمَحْمُوْدٍ
Baca Juga:
Demikian Pengertian, Ketentuan dan Contoh Maf'ul Min Ajlih Dalam Kitab Jurumiyah, semoga penjelasan ini dapat di pahami dan dapat di praktekkan.
Terimakasih, Wassalam .....San3kalongbm.com
Post a Comment for "Pengertian, Ketentuan dan Contoh Maf'ul Min Ajlih Dalam Kitab Jurumiyah"