Pengertian Istisna', Huruf, Jenis, Macam dan Contohnya Dalam Jurumiyah
San3kalongbm.com - Pengertian Istisna', Huruf, Jenis Hukum dan Contohnya - Pada bab yang lalu San3kalongbm sudah membahas tentang isim-isim yag dibaca nasob. Tepatnya pada bab yang terakhir admin bagikan adalah Bab Tamyiz, dengan sebuah judul Pengertian, Contoh dan Pembagian Tamyiz, maka kali ini sebagai bab lanjutannya yaitu Bab Istiana.
Pengertian Istisna' |
Jika sesuai dengan babnya istisna' adalah salah satu isim yang dibaca nasob. Namun dalam prakteknya berbeda-beda, ada yang wajib dibaca nasob, ada yang dibaca khofad atau jer, ada juga yang bisa menjadi badal.
Pengertian Istisna'
Di dalam bahasa Arab Istisna' dikenal sebagai pengecualian, sama halnya dengan bahasa Indonesia, terdapat huruf-huruf yang digunakan untuk mengecualikan. Seperti kata kecuali, Contohnya "Semua orang berdiri kecuali Umar".
Pada contoh kalimat di atas adalah sebuah contoh kalimat istisna' (Pengecualain). Kata "Umar" disebut dengan mustasna (dikecualikan), sedangkan kata "kecuali" disebut dengan huruf/adat/alat istisna (alat atau huruf istisna). Dan kata "Semua orang" disebut dengan mustasna minhu (Dikecualikan dengan).
Untuk penjelasan tentang Istisna', Mustasna, huruf istisna' dan Mustasna minhu akan admin terangkan di dalam artikel ini secara rinci.
Pengertian Mustasna
Pengertian mustasna adalah Isim yang dibaca nasob yang berada setelah salah satu huruf istisna, yang berguna untuk menyelisihi kalimat sebelumnya di pandang dari segi hukum. seperti keterangan dalam sebuah kitab Qowaidul Arobiyah berikut :
الْمُسْتَثْنَى هُوَ اسْمٌ مَنْصُوْبٌ يَقَعُ بَعْدَ أَدَاةٍ مِنْ أَدَوَاتِ الْإِسْتِثْنَاءِ لِيُخَالِفَ مَا قَبْلَهَا فِيْ الْحُكْمِ (فؤاد نعمة، ملخص قواعد اللغة العربية(مصر: نهضة مصر) ص. 79)
Artinya : "Mustasna adalah isim manshub yang terletak dibelakang salah satu adat istisna’ untuk menyelisihi kalimat sebelumnya dari segi hukum".
Untuk lebih mudah dalam penjelasan juga pemahaman Mustasna adalah segala sesuatu yang dikecualikan
Pengertian Mustasna Minhu
Sedangkan pengertian dari mustasna minhu adalah kalimat isim yang terletak sebelum huruf atau adat istisna'. Seperti yang tertuang pada penjelasan berikut :
الْمُسْتَثْنَى مِنْهُ هُوَ اسْمٌ يَقَعُ قَبْلَ أَدَاةِ الْإِسْتِثْنَاءِ (فؤاد نعمة، ملخص قواعد اللغة العربية(مصر: نهضة مصر) ص. 79)
Mustasna Minhu adalah isim yang berada sebelum huruf-huruf istisna'.
Untuk mudah dipahami mustasna minhu adalah kalimat yang sebelumnya, yang menjelaskan tentang sekumpulan kelompok atau golongan yang termasuk bagian darinya.
Huruf atau Adat Istisna'
وَحُرُوفُ اَلِاسْتِثْنَاءِ ثَمَانِيَةٌ وَهِيَ إِلَّا, وَغَيْرُ, وَسِوَى, وَسُوَى, وَسَوَاءٌ, وَخَلَا, وَعَدَا, وَحَاشَا
Untuk huruf-huruf istisna' ini semuanya berjumlah delapan, yaitu antara lain إِلَّا, وَغَيْرُ, وَسِوَى, وَسُوَى, وَسَوَاءٌ, وَخَلَا, وَعَدَا, وَحَاشَا . Kesemuanya mempunyai arti yang sama yaitu Kecuali, namun fungsi dan penggunaan di dalam kalimat berbeda-beda.
Contoh Kalimat Istisna'
- قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا Artinya : semua orang telah berdiri kecuali Zaid
- خَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا Artinya : Semua orang telah keluar kecuali Umar
- صَلَّى الْمُسْلِمُوْنَ الْجُمُعَةَ غَيْرَ الْمَرِيْضِ Artinya : Semua umat Islam telah sholat Jum'at kecuali yang sakit.
Jenis-Jenis Istisna'
Dalam prakteknya Istisna' itu ada dua macam, jika ditinjau dari segi mustasna dan mustasna minhu. Dua macam tersebut dibagi dikelompokkan sesuai dengan mustasna dan mustasna minhunya. Yaitu Istisna muttashil (bersambung) dan istisna' munqoti' (putus)
Istisna' Muttashil
Istisna' Muttashil maksudnya adalah jika pembahasan masih sama atau masih dalam satu rumpun maka disebut dengan istiana' muttashil (bersambung).
Contohnya : قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا
Pada contoh kalimat di atas pada lafad اَلْقَوْمُ menjadi mustasna minhu, dan lafad زَيْدًا menjadi mustasna. Antara lafad mustasna dan lafad mustasna minhu masih seputar manusia atau sesama manusia. Maka istisna yang seperti itu disebut dengan istisna' Muttashil (bersambung).
Istisna' Munqothi'
Istisna' munqothi' artinya intisna' yang putus, maksud dari putus disini yaitu, pada lafad mustasna dan mustasna minhu tidak sama dalam hal pembahasannya. Antara manusia dan hewan, maka dinamakan istisna' munqothi'.
Contohnya : قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا حِمَارًا / حِمَرٌ
Pada contoh di atas lafad اَلْقَوْمُ menjadi mustasna, sedangkan lafad حِمَارًا menjadi mustasna minhu. Lafad mustana adalah golongan kaum yang selayaknya untuk manusia, sedangkan lafad حِمَارًا adalah salah satu hewan, maka istisna' yang seperti ini terputus karena tidak sejenis.
Hukum I'rob Dalam Istisna'
Jika di dalam pembahasannya secara garis besar istisna' masuk pada bab Mansubatil Asma' (Isim-isim yang dibaca nasob) namun di dalam praktenya berbeda-beda. Nah, pada pembahasan ini yang harus jeli dalam penggunaan huruf-huruf istisna', karena hukum aslinya adalah dibaca nasob, namun bisa juga dibaca rofa', juga khofad (Jer).
Ada bebarapa yang menyebabkan perbedaan hukum i'robnya dalam penggunaan istisna' ini, antara lain yaitu :
- Kalam Taam Mujab (Kalimat Sempurna) Wajib Nasob
- Kalam Taam Manfi (Kalimat yang terdapat huruf nafi, nahi atau istifham) boleh nasob atau badal
- Kalam Naqis (Kalimat yang kurang)
1. Wajib Nasob
Hukum i'rob yang pertama untuk istisna' ini adalah wajib dibaca nasob. Jika kalam taam atau kalimat yang sempurna. Kalam Taam atau kalimat yang sempurna ini maksudnya adalah kalimat yang terdapat mustasna dan mustasna minhu. Maka kalam yang seperti ini jika ada huruf istisna' wajib dibaca nasob.
Kalam Taam Mujab kalimat yang terdapat mustasna dan mustasna minhu yang tidak didahului oleh huruf nafi, nahi juga istifham
Contohnya Istisna' dengan إِلَّا
Kalam Taam mujab : قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا Artinya : Semua kaum telah datang kecuali Zaid
Pada contoh kalimat di atas lafad اَلْقَوْمُ menjadi mjustasna minhu yang dibaca rofa' karena berkedudukan menjadi fai'l. Sedangkan lafad زَيْدًا menjadi mustasna yang di baca nasob dengan tanda fatkhah, karena di kecualikan oleh lafad إِلَّا dengan tanpa di dahului oleh huruf nafi atau istifham.
2. Boleh Nasob,Boleh Juga Rofa'
Kalam Taam Manfi : مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلاَّ زَيْدًا / زَيْدٌ Artinya : Semua kaum tidak datang kecuali Zaid
Kalam Taam manfi adala kalimat yang terdapat nafi, nahi atau istifham
Pada contoh yang kedua istisna' dengan pada kalatam taammanfi, kalimat yang terdapat huruf nafi, nahi juga istifham. Lafad مَا menjadi huruf nafi, lafad اَلْقَوْمُ menjadi mustasna minhu yang mempunyai kedudukan sebagai fa'il yang di baca rofa' dengan tanda dhomah. Lafad زَيْدًا sebagai mustasna dikecualikan oleh huruf istisna' إِلاَّ di baca nasob. Sedangkan lafad زَيْدٌ menjadi badal yang mengikuti mubdal minhu lafad اَلْقَوْمُ
Jadi istisna pada kalam taam manfi hukum i'robnya boleh di baca nasob sebagai mustasna, boleh juga menjadi badal dari mubdal minhu
3. Sesuai 'Amil dan Kedudukan
Kalam Naqis (Kalimat yang kurang) maksudnya adalah kalimat yang tidak terdapat mustasna minhu, maka hukum i'robnya tergantung pada 'amil yang ada.
Contoh :
- قَامَ إِلاَّ زَيْدٌ
- رَاَيْتُ إِلاَّ زَيْدًا
- مَرَرْتُ إِلاَّ بِزَيْدٍ
Pada ketiga contoh di atas masing-masing mustasna lafad زَيْدٌ, زَيْدًا, زَيْدٍ berbeda-beda i'robnya, karena sesuai dengan 'amil atau kedudukan dari mustasna itu sendiri.
yang pertama menjadi fai'il maka di baca rofa', yang kedua di baca nasob karena menjadi maf'ul bih dan yang ketiga atau terakhir di baca khofad (jer) karena menjadi isim majrur didahului slah satu huruf jer.
4. Wajib Khofad atau Jer
Ketika membuat istisna dengan غَيْرٍ, وَسِوَى, وَسُوَى, وَسَوَاءٍ Maka hukumnya wajib di baca khofad atau jer, karena mustasna tersebut berkedudukan sebagai mudlof ilaih.
وَالْمُسْتَثْنَى بِغَيْرٍ, وَسِوَى, وَسُوَى, وَسَوَاءٍ, مَجْرُورٌ لَا غَيْرُ
Contohnya :
- قَامَ الرِّجَالُ غَيْرَ مَحْمُوْدٍ Artinya : Para lelaki telah berdiri kecuali mahmud
- مَا قَامَ الرِّجَالُ غَيْرَ مَحْمُوْدٍ Artinya : Para lelaki tidak ada yang berdiri kecuali mahmud
- مَا قَامَ غَيْرُ مَحْمُوْدٍ Artinya : Tidak ada yang berdiri kecuali mahmud
5. Boleh Nasob Boleh Khofad atau Jer
Membuat istisna’ menggunakan خلا, عدا dan حاشا
Untuk yang terakhir dari huruf-huruf istisna' yaitu خلا, عدا dan حاشا . Ketiga huruf istisna’ ini bisa dianggap fi’il madhi, dan bisa juga dianggap huruf jar. Apabila mereka dianggap fi’il madhi, maka mustasna dii’rab nashab karena ia sebagai maf’ul bih. Dan apabila mereka dianggap huruf jar, maka mustasna dii’rab majrur karena ia sebagai mudhaf ilaih.
Contoh:
- عَلَّمَ الْمُدَرِّسُوْنَ عَدَا زَيْدًا Artinya : Para guru telah mengajar, kecuali zaid
- عَلَّمَ الْمُدَرِّسُوْنَ عَدَا زَيْدٍ Artinya : Para guru telah mengajar, kecuali zaid
- عَادَتِ الطَّائِرَاتُ خَلَا طَائِرَةً Artinya : Para pesawat telah kembali kecuali satu pesawat
- عَادَتِ الطَّائِرَاتُ خَلَا طَائِرَةٍ Artinya : Para pesawat telah kembali kecuali satu pesawat
Pada empat contoh terakhir lafad زَيْدًا dan lafad طَائِرَةً ada dua macam cara membacanya, di baca nasob karena menjadi mustasna, dan di baca khofad karena huruf istisna sebagai huruf jer.
Baca Juga :
Demikian penjelasan tentang Pengertian Istisna', Huruf, Jenis Hukum dan Contohnya, semoga artikel ini dapat membantu pemahaman tentang istisna'. Jika masih ditemukan keraguan atau kebimbangan saat membaca artikel ini bisa isi komentar pada kolom komentar yang telah tersedia.
Tetap ikuti Blog San3kalongbm.com untuk mendapatkan update informasi seputar Religi dan terjemah kitab-kitab pesantren salaf. Wallahu A'lam bisowab.....
Terimakasih, Wassalam ...... San3kalongbm
sangat bermanfaat
ReplyDeleteTerimakasih, semoga bermanfaat, dan tetap ikuti insyaalloh admin update terus
Delete