Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

San3kalongbm.com Situs Religi, Kitab Pesantren, Kisah dan Tokoh Islam dan Info Update Lainnya

Peristiwa-Peristiwa Penting Dalam Dakwah Rasulullah SAW Periode Makkah Part II

Peristiwa-Peristiwa Penting Dalam Dakwah Rasulullah SAW Periode Makkah Part II - kali ini admin akan bagikan kembali Lanjutan Sejarah Kebudayaan Islam. Kalau Materi yang lalu Peristiwa penting dakwah Rasullullah periode Makkah Part I maka kali ini yang part II. Apa sajakah peristiwa tersebut, mari kita lanjutkan dan simak sampai selesai.
Sumber Pixcabay
Diantara peristiwa-peristiwa penting tersebut antara lain adalah :

Isra Mi’raj

Peristiwa Isra Mi‟raj terjadi satu tahun sebelum hijrah, tepatnya pada malam senin 27 Rajab setelah Rasulullah pulang dari perjalanannya ke Tha‟if. Isra secara bahasa artinya perjalanan malam, adapun menurut istilah yaitu perjalanan Rasulullah Saw pada satu malam dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi‟raj adalah naiknya Rasulullah Saw dari Masjidil Aqsha menuju ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Swt.

Isra Mi‟raj merupakan pertolongan dari Allah Swt sekaligus hiburan dari Allah Swt atas kesedihan Rasulullah Saw karena ditinggal dua orang terkasihnya yaitu Abu Thalib dan Siti Khadijah. Allah Swt menceritakan peristiwa Isra Mi‟raj ini dalam QS. Al-Isra‟ (17) : 1.

Ada perbedaan pendapat mengenai penetapan kapan waktu kejadian tersebut berlangsung, yaitu sebagai berikut :
  1. Menurut Ath-Thabari, Isra terjadi pada tahun tatkala Allah memuliakan beliau dengan nubuwwah.
  2. Menurut An-Nawawi dan Al-Qurtubi, Isra terjadi lima tahun setelah diutus sebagai rasul.
  3. Al-Allamah Al-Manshurfuri berpendapat, Isra terjadi pada malam tanggal 27 bulan Rajab tahun ke-10 dari kenabian.
  4. Pendapat lain mengatakan, Isra terjadi pada enam bulan sebelum hijrah atau pada bulan Muharram tahun ke-13 dari kenabian.
  5. Ada yang berpendapat, Isra terjadi setahun dua bulan setelah hijrah, tepatnya pada bulan Muharram tahun ke 13 kenabian.
  6. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Isra terjadi setahun dua bulan setelah hijrah atau pada bulan Rabi‟ul Awwal tahun ke-13 kenabian.
Tiga pendapat yang pertama tertolak, dengan pertimbangan bahwa Khadijah r.a. meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun ke-10 dari kenabian. Sementara pada saat meninggalnya belum ada kewajiban shalat lima waktu. Sedangkan tiga pendapat lainnya tidak ada satu pun yang menguatkannya. Hanya saja kandungan Al-Isra menunjukan bahwa Isra terjadi pada masa-masa akhir.

Dalam perjalanan Isra Mi‟raj ini malaikat mendatangi beliau dengan membawa Buroq, kemudian Jibril menaikkan beliau keatas Buraq dan mengajaknya melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha dan dinaikkan ke langit untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha Rasulullah Saw dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit dan dipertemukan dengan para nabi terdahulu.

Lalu Rasulullah Saw naik lagi menuju Baitul Ma‟mur, yang setiap harinya dimasuki 70.000 malaikat yang tidak keluar lagi darinya. Kemudian diangkat lagi untuk menghadap Allah Swt yang maha perkasa dan mendekat kepadanya. 

Lalu Allah Swt mewahyukan apa yang dikehendaki dan Allah Swt mewajibkan shalat sebanyak 50 rakaat. Setelah itu Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Musa As, dan menyampaiakan tentang perintah shalat 50 rakaat tersebut, Nabi Musa As berkata “sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya, sehingga pada akhirnya Allah Swt memerintahkan kepada umat Rasulullah Saw untuk melaksanakan shalat sebanyak 5 waktu. 

Sebenarnya Nabi Musa As memerintahkan kepada Rasulullah Saw untuk kembali meminta keringanan kepada Allah Swt, namun Rasulullah Saw menjawab “Aku sangat malu kepada Rabb-ku, aku sudah Ridha dan menerima perintah ini” beberapa saat kemudian terdengar seruan “ Aku telah menetapkan kewajiban dan telah kuringankan bagi hamba-Ku”.

Peristiwa Isra Mi‟raj ini tidak serta merta dapat diterima kebenarannya oleh kaum kafir Quraisy, Abu Bakar adalah orang pertama yang mempercayai kebenaran peristiwa tersebut, kemudian diberi gelar Ash-Shiddiq. Kafir Quraisy terus saja meminta bukti kebenaran Isra Mi‟raj kepada Rasulullah Saw, kemudian Rasulullah Saw menunjukan bukti bahwa dalam perjalanan Isra Mi‟raj ia melihat kafilah dari penduduk Makkah dalam perjalanannya dan akan tiba di Makkah esok hari. Setelah benar datang kabilah tersebut pada esok harinya, kaum kafir Quraisy tetap saja tidak mempercayai peristiwa Isra Mi‟raj tersebut dan menuduh Rasulullah Saw sebagai seorang peramal.

Hijrah ke Yatsrib

Setelah peristiwa Isra Mi‟raj ada satu perkembangan besar bagi kemajuan kaum muslimin yang datang dari penduduk Yatsrib. Mereka melaksanakan ibadah haji ke Makkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Pada musim haji selanjutnya, terdiri dari dari orang-orang Yatsrib berjumlah 73 orang, atas nama penduduk Yatsrib mereka meminta kepada Rasulullah Saw untuk berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela Rasulullah Saw dari segala macam ancaman, dan kemudian Rasulullah Saw menyetujui baiat Aqabah dua setelah pada tahun kesebelas kenabian menyetujui adanya Baiat Aqabah pertama.

Baiat Aqabah Ula

Ketika musim haji tiba, Rasulullah Saw menggunakannya untuk menyampaikan dakwah kepada jamaah haji yang datang dari seluruh penjuru Arab. Di antara mereka terdapat orang-orang Yatsrib dari suku Aus dan Khazraj. Kedua suku ini sering mendengar berita dari orang-orang Yahudi bahwa Nabi akhir zaman akan segera datang.

Pada musim haji tahun ke 11 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, 12 orang dari suku Aus dan Khazraj berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka bertemu dengan Rasulullah Saw di Aqabah (Mina) dan menyatakan baiat (sumpah setia). Baiat itu kemudian dikenal dengan sebutan Baiat Aqabah I atau disebut Baiatun Nisa‟, karena di antara yang ikut baiat ada seorang wanita, ia bernama Afra binti Abid binti Sa‟labah.

Ada 6 pokok persoalan penting yang menjadi sumpah setia dalam Baiat Aqabah I adalah :

  1. Mereka tidak akan menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu apapun.
  2. Mereka tidak akan mencuri.
  3. Mereka tidak akan berzina.
  4. Mereka tidak akan membunuh anak-anaknya.
  5. Mereka tidak akan berbuat fitnah, dusta dan curang.
  6. Mereka tidak akan mendurhakai Rasulullah Saw.

Ketika mereka pulang ke Yatsrib (Madinah), Rasulullah Saw mengutus Mus‟ab bin Umair menyertai mereka. Mus‟ab bin Umair mendapat tugas mengajarkan Islam kepada penduduk Yatsrib. Dengan demikian, agama Islam semakin bersinar di Yatsrib. Penduduk berbondong-bondong masuk agama Islam, sehingga jumlah kaum muslimin semakin bertambah.

Baiat Aqabah Tsani

Pada tahun ke 12 kenabian, bertepatan tahun 622 M, serombongan kaum muslimin dari Yatsrib berangkat menuju Makkah untuk menunaikan ibadah Haji. 

Mereka berjumlah 75 orang, terdiri atas 73 orang laki-laki dan 2 orang wanita. Mereka segera menghadap Rasulullah Saw dan meminta diadakan pertemuan pada hari Tasyrik di Mina. Pada malam yang telah ditentukan, mereka keluar kemahnya secara sembunyi-sembunyi menuju Aqabah (tempat melempar jumrah). Tidak lama kemudian, Rasulullah Saw datang disertai pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib yang waktu itu belum masuk Islam tetapi tidak pernah memusuhi Islam. Adapun isi dari perjanjian Aqabah II adalah :

  1. Penduduk Yatsrib siap membela Islam dan Rasulullah.
  2. Penduduk Yatsrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa.
  3. Penduduk Yatsrib ikut berusaha memajukan agama Islam dan menyiarkan kepada sanak keluarga mereka.
  4. Penduduk Yatsrib siap menerima risiko dan segala tantangan.

Baca Juga :

Demikian peristiwa-peristiwa penting dalam dakwah Rasulullah Saw periode Makkah, Part I dan II. Semoga bisa dijadikan media belajar anak didik kita semua. Terimakasih, Wassalam ....San3kalongbm.

Post a Comment for "Peristiwa-Peristiwa Penting Dalam Dakwah Rasulullah SAW Periode Makkah Part II"