2 Peristiwa Peperangan Pada Masa Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
2 Peristiwa Peperangan Pada Masa Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah - Dalam sejarah ada dua sebutan untuk perang pada masa Rasulullah Saw. : pertama ghazwah yaitu peperangan yang diikuti oleh Rasulullah Saw terjadi sebanyak 27 kali dan kedua sariyyah untuk peperangan yang tidak diikuti oleh Rasulullah Saw terjadi sebanyak 47 kali.
Ilustrasi Perang Badar |
a. Peristiwa Badar
Peristiwa Badar adalah perang pertama kali dalam sejarah Islam, terjadi pada tahun 2 H atau tahun 625 M di lembah Badar. Pasukan Muslimin kala itu berjumlah 313 orang dengan pasukan kafir Quraisy berjumlah 1000 orang. TerjadiAda sebuah peristiwa menarik dalam perah Badar yang menandakan pertolongan dan janji Allah Swt itu nyata, yaitu ketika pada salah satu malam terjadi peperangan, Allah Swt menurunkan sebuah hujan.
Hujan ini bagi kaum musyrikin terasa sangat lebat, sehingga mencegah mereka untuk maju, sementara bagi kaum Muslimin hujan ini terasa bagaikan gerimis yang dapat menyucikan mereka, menghilangkan gangguan setan dari diri mereka, mudah untuk menapaki bumi, mengeraskan pepasiran, memantapkan langkah menyiapkan posisi dan memantapkan hati mereka. Sungguh sebuah pertolongan yang nyata dari Allah Swt bagi kaum muslimin waktu itu. Dalam peperangan Badar ini umat Islam memperoleh kemenangan.
b. Peristiwa Uhud
Kekalahan dalam perang Badar membuat kaum kafir Quraisy berusaha untuk menghimpun kekuatan. Genap satu tahun dari peristiwa perang Badar, berangkatlah pasukan kafir Quraisy menuju Madinah. Pasukan Quraisy Makkah berhenti di dekat Gunung Uhud di sebuah tempat bernama Ainun di tanah tandus utara Madinah di samping gunung Uhud.
Rasulullah Saw beserta pasukan Muslimin Madinah keluar dari kota Madinah. Tepat disebuah tempat bernama Syauth beliau melaksanakan sholat subuh. Pada waktu itu Rasulullah Saw sudah sangat dekat dengan musuh, disinilah Abdullah bin Ubay beserta 300 pasukan membelot dan kembali ke Madinah.
Rasulullah Saw sangat yakin dengan pertolongan Allah, beliau tidak gentar sedikitpun ketika jumlah pasukannya berkurang. Disinilah Allah menurunkan bantuannya dengan memberikan keyakinan kepada pasukan yang masih setia dengan Rasulullah Saw.
Perang Uhud telah menorehkan kesedihan dalam hati Rasulullah Saw karena paman beliau, Hamzah bin Abdul Mutholib wafat di tangan Wahsy bin Harb yang merupakan suruhan dari Hindun istri Abu Sufyan.
Ketika kaum muslimin sudah mendapatkan kemenangan, tiba-tiba pasukan muslimin yang berada di bukit Uhud tergiur harta rampasan perang (ghanimah) sehingga pasukan pemanah itu menuruni bukit dan akhirnya berhasil diserang kembali oleh kaum kafir Quraisy.
Perintah Rasulullah Saw untuk tidak meninggalkan bukit Uhud tidak lagi dihiraukan. Akibatnya kaum muslimin mengalami kekalahan. Disini bisa kita lihat bahwa ketaatan kepada pimpinan sangat diutamakan demi tercapainya tujuan bersama.
c. Peristiwa Ahzab
Peristiwa Ahzab atau perang Khandak terjadi pada bulan Syawal tahun ke 5 Hijriyah disekitar kota Madinah bagian utara. Rasulullah Saw bermusyawarah dengan para sahabat tentang strategi dan taktik yang digunakan. Salah seorang sahabat bernama Salman Al-Farisi berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya dulu ketika kami di Negeri Persia, apabila kami dikepung (musuh), maka kami membuat parit di sekitar kami” (dan itu merupakan strategi yang sangat jitu dan belum dikenal oleh bangsa Arab sebelumnya).
Maka bersegeralah Rasulullah Saw melaksanakan rencana tersebut dan beliau mempercayakan kepada setiap sepuluh orang untuk mengambil parit seluas empat puluh hasta. Peristiwa ini menandakan keluhuran budi Rasulullah Saw, yang mau menerima usulan dari orang lain dan ketaatan dari para sahabat terhadap apa yang diperintahkan oleh seorang pimpinan kepadanya.
Rasulullah Saw ikut serta dalam penggalian parit seraya terus memberikan semangat kepada mereka. Keadaan yang serba kekurangan dan kelaparan tidak melemahkan semangat mereka.
Dalam keadaan seperti ini banyak sekali muncul tanda-tanda kenabian dalam diri Rasulullah Saw, satu diantaranya ketika seorang sahabat Jabir bin Abdullah melihat Rasulullah Saw dalam keadaan lapar, beliau secara diam-diam mengundang Rasulullah Saw untuk menikmati hidangan di rumahnya dengan beberapa orang sahabat saja, Jabir melakukan secara diam-diam karena khawatir makanan yang dihidangkan tidak mencukupi jika dia mengundang secara terbuka.
Namun Rasulullah Saw memanggil seluruh penggali parit yang jumlahnya mencapai seribu orang, mereka makan sepuasnya hingga kenyang, dan anehnya masih tersisa sepanci daging dalam keadaan tertutup seperti belum dimakan, demikian juga dengan hidangan yang lainnya, roti dan kurma masih utuh bahkan sampai kurma berjatuhan dari ujung baju mereka ketika mereka mengambil untuk bekal.
Kaum muslimin meneruskan penggalian parit itu sepanjang hari, dan pulang ke rumah masing-masing pada sore harinya, sehingga penggalian parit dapat selesai sesuai dengan yang direncanakan.
Ketika kaum kafir Quraisy akan menyerang kaum Muslimin dan memasuki Madinah, mereka terhalang oleh parit-parit itu. Akhirnya kafir Quraisy hanya bisa mengelilingi parit sambil mencari titik lemah untuk dijadikan pintu masuk ke Madinah. Selama beberapa hari kaum kafir Quraisy mengepung kota Madinah hingga pada akhirnya Allah Swt memberikan pertolongannya dengan turunnya hujan badai yang memporak porandakan perkemahan kaum kafir Quraisy.
Demikianlah pada akhirnya kaum Muslimin mengalami kemenangan pada peristiwa perang Ahzab.
3. Perjanjian Hudaibiyah
Rasulullah saw dan kaum muslimin sudah merindukan untuk menunaikan ibadah haji. Pada tahun 6 H Rasulullah saw dan kaum muslimin berangkat ke Makkah. Jumlah mereka sebanyak 1.000 orang. Untuk menghilangkan praduga jelek dari kaum kafir Quraisy, umat Islam berpakaian ihram dan menuntun ternak untuk disembelih pada hari Tasyrik di Mina. Untuk sekedar menjaga diri, mereka
membawa pedang yang disarungkan.
Ketika sampai di suatu tempat yang bernama Hudaibiyah, Rasulullah saw berhenti. Beliau mengutus Usman bin Affan untuk menjelaskan kepada kaum kafir Quraisy tujuan kaum muslimin ke Makkah, yaitu untuk beribadah haji dan menengok saudara-saudaranya. Namun, Usman ditahan kaum kafir Quraisy dan terdengar berita bahwa beliau dibunuh. Ternyata, berita tersebut tidak benar, Usman telah datang dan berhasil memberi penjelasan kepada kaum kafir Quraisy.
Tidak lama kemudian, utusan kaum kafir Quraisy bernama Suhail bin Amr Carilah informasi tentang perjanjian Jenewa, kemudian bandingkan antara isi Piagam Madinah dengan Perjanjian Jenewa.
Bagiamana kedua perjanjian tersebut memberi warna baru dalam kehidupan sebuah Negara datang. Dalam pertemuan itu disepakati perjanjian antara kaum kafir Quraisy dan kaum muslimin.
Perjanjian ini disebut Perjanjian Hudaibiyah. Adapun isinya sebagai berikut:
- Umat Islam tidak boleh menjalankan ibadah umrah tahun ini. Tahun depan baru diperbolehkan dan tidak boleh berada di Makkah lebih dari tiga hari.
- Keduanya tidak saling menyerang selama 10 tahun.
- Orang Islam yang lari ke Makkah (murtad) diperbolehkan, sedangkan orang kafir (Makkah) yang lari ke Madinah (masuk Islam) harus ditolak.
- Suku Arab yang lain, bebas memilih bergabung dengan Rasulullah ke Madinah atau mengikuti kafir Quraisy ke Makkah.
- Kaum muslimin tidak jadi melaksanakan ibadah Umrah tahun ini, tetapi ditangguhkan sampai tahun depan.
Nampaknya, isi perjanjian ini merugikan kaum muslimin, tetapi hikmahnya sangat besar. Masa 10 tahun dapat dimanfaatkan untuk berdakwah dengan bebas tanpa khawatir ada gangguan dari kaum kafir Quraisy.
Demikian Peristiwa-peristiwa penting dalam Dakwah Rasulullah Saw periode Madinah, dengan berbagai macam peperangan yang pernah di lalui Rasulullah Saw bersama para kaum Muslimin. Untuk selanjutnya mari ikuti Penaklukan Kota Makkah yang juga dikenal dengan Fatkhu Makkah pada Link Berikut.
Terimakasih, Semoga bermanfaat, San3kalongbm
Post a Comment for "2 Peristiwa Peperangan Pada Masa Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah"