Pengertian Dzonna dan Saudaranya ظنّ وأخوتها
Pengertian Dzonna dan Saudaranya ظنّ وأخوتها - Jika pada postingan yang lalu admin bagikan masih dalam bab 'amil nawasikh inna dan saudaranya انّ وأخوتها juga kaana dan saudaranya كان وأخوتها, maka saat ini admin akan berbagi tentang Pengertian Dzonna dan Saudaranya ظنّ وأخوتها
Pengertian Dzonna dan Saudaranya ظنّ وأخوتها |
Dzonna wa akhwatuha adalah fiil-fiil yang menashabkan mubtada’ dan khobar yang kemudian menjadikan dua maf’ulnya. Didalam kitab Jurumiyah dijelaskan sebagai berikut :
وامّا طننت وأخواتها فانّها تنصب المبتدأ والخبر على انّهما مفعولانلهاوهي ظنت وحسبت وخلت وزعمت ورأيت وعلمت ووجدت واتّخذت وجعلت وسمعت
“Adapun ظنّ dan saudara-saudaranya beramal menashabkan mubtada’ dan khobar yang kemudian menjadi maf’ul keduanya. yaitu ظننت (aku menduga) ; زعمت خلت حسبنت (aku menduga) ; علمت رأيت ووجدت (aku telah mengetahui dengan yakin) ; وجعلت واتّخذت (aku menjadikan) ; سمعت aku telah mendengar)”.
Adapun anggota dari dzonna dan saudara-saudarnya ialah sebagai berikut :
- ظَنَنْتُ : aku telah menduga
- حَسِبْتُ : aku telah menduga
- خِلْتُ : aku telah menduga
- زَعَمْتُ : aku telah menduga
- رَأَيْتُ : aku telah mengetahui dengan yakin
- عَلِمْتُ : aku telah mengetahui dengan yakin
- وَجَدْتُ : aku telah mengetahui dengan yakin
- اِتَّخَذْتُ : aku menjadikan
- جَعَلْتُ : aku menjadikan
- سَمِعْتُ : aku telah mendengar
Contoh :
مُنْطَلِقٌ زَيْدٌ (Zaid Berangkat) menjadi ظَنَنْتُ زَيْدًا مُنْطَلِقًا (Aku telah menduga Zaid telah berangkat).
Dari contoh tersebut diatas bisa dilihat bahwa i’rob mubtada’ dan khobarnya (مُنْطَلِقٌ زَيْدٌ) yang tadinya rofa’ berubah menjadi nashab مُنْطَلِقًا زَيْدًا setelah kemasukan ظَنَنْتُ dimana nashabnya ditandai dengan fathah.
Perlu diketahui, bahwa ظنّ dan saudara-saudaranya yang dapat menashabkan mubtada’ dan khobar itu bukan hanya fi’il madhinya saja, tetapi semua tasrifnya juga, seperti: fi’il mudlori’, masdar, isim fa’il dan sebagainya.
Macam-macam ظنّ وأخوتها
Bagian bab dari fi’il-fi’il nawashikh dzonna dan saudara-saudaranya, menashabkan mubtada’ dan khobar sebagai dua maf’ulnya. Fi’il-fi’il pada bab ini terbagi dua, Af’aalul Quluub dan Af’aalut Tahwiil. Apakah pengertian dari af'aul quluub dan af'alul tahwil, simak penjelasannya dibawah ini.
Af’aalul Quluub
Di sebut dengan Af’aalul Quluub karena maknanya berkaitan dengan pekerjaan hati atau bersumber dari hati bukan pekerjaan anggota badan, seperti mengetahui, mengira, ragu dan yakin semuanya merupakan pekerjaan yang bersumber dari hati. Secara makna berarti pekerjaan-pekerjaan yg ada dalam hati seperti mengetahui, meyakini, menyangka, dll. Af’aalul Quluub dalam hal ini terbagi menjadi empat bagian :
Berfaedah Yaqiin (meyakinkan ketetapan khobar), yaitu : WAJADA
إنّا وجدناه صابرا
(Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar)
TA’ALLAM.
تعلم أن الربا بلاء
(Ketahuilah sesungguhnya harta riba adalah petaka)
DAROO
وَلَا أَدْرَاكُمْ بِهِ
(dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu)
Berfaedah RUJHAAN (lebih cenderung pada meyakinkan ketetapan khobar), yaitu :
جعل (bima’na beri’tikad)
وجعلوا الملائكة الذين هم عباد الرحمن إناثاً
(Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan)
HAJAA
حجوت الجوَّ بارداً
(Aku memperkirakan cuaca dingin)
‘ADDA,
عددت الصديقَ أخاً
( Aku menganggap teman itu sebagai saudara)
HAB
فقلت أجرني أبا مالك # وإلا فهبني أمرأً هالكاً
(Aku Cuma mampu berkata: berilah aku kesempatan sekali lagi wahai Abu Malik! Jika tidak maka anggaplah aku sesuatu yg binasa)
ZA’AMA
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا
(Orang-orang yang kafir berdalih bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan)
Umumnya berfaedah YAQIIN terkadang juga faedah RUJHAAN yaitu:
RO’AA
إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا وَنَرَاهُ قَرِيبًا
(Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi)) RO’AA pertama berfaedah RUJHAAN dan RO’AA kedua berfaedah YAQIIN.
‘ALIMA
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
(Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah)
Umumnya berfaedah RUJHAAN terkadang juga faedah YAQIIN yaitu:
ZHONNA
فَقَالَ لَهُ فِرْعَوْنُ إِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا مُوسَى مَسْحُورًا
(lalu Fir’aun berkata kepadanya: Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir)
Contoh Yaqiin:
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ
((yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya)
KHOOLA
خِلتُ الدراسةَ مُتعةً
(Aku menyangka belajar itu adalah bersenang-senang)
HASIBA
حسب المهملُ النجاحَ سهلاً
(Orang iseng mengira kesuksesan itu mudah)
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ
(Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim)
Af’aalut Tahwiil
Secara makna menunjukkan pada perubahan sesuatu, yakni merubah dari satu keadaan kepada keadaan yangg lain. Oleh karenanya dinamakan juga af’aalut-tashyiir, karena semua kata kerja pada bagian ini mempunyai arti syuyyiro (menjadikan). Yaitu:
JA’ALA,
جعلت الذهب خاتماً
(Aku jadikan emas itu sebuah cincin)
وقدمنآ إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هبآء منثورا
(Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan)
RODDA
رَدّتِ الاستقامةُ الوجوهَ المظلمة نيرةً
(Istiqomah mengembalikan jalan kegelapan kepada terang benderang)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman)
TAROKA
تركت الطلاب يبحثون في المسألة
(Aku membiarkan siswa-siswa itu membahas suatu masalah)
وتركنا بعضهم يومئذ يموج في بعض
(Kami biarkan mereka di hari itu[893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain)
ITTAKHODA
اتخذت طالبَ العلم صديقاً
(Aku jadikan pelajar itu sebagai teman)
واتّخذ الله إبراهيم خليلًا
(Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya)
SHUYYIRO
صيرت الزجاج لامعاً
(Aku jadikan kaca itu menjadi cermin)
HAB
وهبني الله فداء الحق
(Semoga Allah menganugerahiku Fidaaul-haqq (balasan/tebusan kepada yg haq)
ظنّ dan akhowatnya bisa beramal menashobkan mubtada’ dan khobar selama tidak diilgho’kan dan dita’liqkan.
ILGHO’ yaitu membatalkan amal dalam lafadz dan mahal, dikarenakan lemahnya amil yang berada di tengah atau akhir.
Contoh : زَيْدٌ ظَنَنْتُ قَا ئِمٌ
زَيْدٌ قَا ئِمٌ ظَنَنْتُ
TA’LIQ yaitu membatalkan amal secara lafadz bukan dalam mahalnya, disebabkan adanya lafadz yang harus menjadi permulaan, yang berada di tengah-tengah ظنّ dan dua ma’mulnya.
Contoh : ظَنَنْتُ لَزَيْدٌ قَا ئِمٌ
Demikian Pengertian Dzonna dan Saudaranya ظنّ وأخوتها , Semoga menjadi tambahnya ilmu pengetahuan kita dengan memahami bahasa Arab. Terimakasih, Wassalam ..... San3kalongbm
Post a Comment for "Pengertian Dzonna dan Saudaranya ظنّ وأخوتها"