Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah
Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah - Berbagai peristiwa dialami oleh Rasulullah Saw dalam masa remajanya sampai beliau diangkat menjadi Rasul. Pada saat Rasulullah Saw berusia 14 tahun terjadilah sebuah peperangan antara kaum Qurays dengan suku-suku lain yang bersekutu dengan suku Kinanah dengan suku Khawazin. Masa sebelum Islam lahir sering terjadi peperangan antar suku, dan menjadi budaya masyarakat jahiliyah.
Makkah Tempo Dulu |
Kala itu Rasulullah Saw sempat ikut berperang melawan suku Hawazin. Perang tersebut dinamakan perang Fijar, dinamakan perang Fijar karena telah terjadi pelanggaran terhadap kesucian-kesucian Tanah Suci Makkah yang dianggap suci orang-orang Arab. Keikutsertaan Rasulullah Saw dalam perang tersebut menunjukan bahwa beliau sosok pemberani, satria dan pantang mundur.
Rasulullah Saw pernah melakukan perjalanan dagang ke Negeri Syam pada usia dua puluh lima tahun untuk berdagang menjalankan dagangan milik Khadijah. Khadijah binti Khuwailid adalah seorang wanita terpandang sekaligus saudagar yang kaya raya. Dia biasa bekerjasama dengan seseorang untuk menjalankan dagangannya dengan sistem bagi hasil. Khadijah mendengar akan kejujuran seorang pemuda bernama Muhammad, untuk itulah beliau tertarik bekerjasama dengannya.
Begitulah sampai kemudian usaha dagang yang dijalankan oleh Muhammad mengalami keuntungan yang berlipat. Hingga pada saat Muhammad berusia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah binti Kuwailid yang kala itu berusia 40 tahun.
Dari pernikahan tersebut dikaruniai dua anak laki-laki dan empat anak perempuan. Kedua anak laki-laki yaitu al-Qasim dan Abdullah meninggal sebelum berusia remaja. Adapun anak perempuan nya Zainab, Ruqayah, Ummu Kultsum, dan Fatimah mereka semua masuk Islam dan pada akhirnya nnti mengikuti hijrah ke Madinah.
Ketika Rasulullah Saw berusia 30 tahun terjadi peristiwa banjir yang mengakibatkan sebagian bangunan Ka‟bah terendam. Masyarakat Makkah berinisiatif untuk merenovasi sekeliling Ka‟bah hingga terjadilah perselisihan tentang siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempat semula.
Rasulullah Saw menjadi orang yang menengahi perselisihan tersebut dengan meminta perwakilan masing-masing suku untuk memegang kain sorban yang di tengahnya sudah di letakkan Hajar Aswad lalu meletakkan secara bersama-sama Hajar Aswad ke tempat semula.
Begitulah cara Nabi Muhammad Saw menengahi sebuah persoalan dan kemudian menjadikan masyarakat tidak lagi berselisih. Sesungguhnya dari peristiwa demi peristiwa telah membuat Nabi Muhammad Saw dipercaya oleh penduduk Makkah hingga kemudian beliau mendapat gelar al-Amin. Beliau adalah sosok yang dipercaya untuk melindungi Rumah Allah Swt, nyawa dan jiwa manusia.
Tatkala Muhammad telah sampai pada usia kesempurnaanya yaitu 40 tahun, Allah Swt. menganugerahkan kepadanya kecenderungan berkhalwat atau menyendiri, agar ia menjauh dari hiruk-pikuk kehidupan jahiliyah untuk bertahannus (beribadah) kepada Allah Swt. Muhammad sering melakukan Uzlah (mengasingkan diri) di Gua Hira dengan beribadah menurut agama Nabi Ibrahim As.
Dalam keadaan bertahannus di Gua Hira, muncullah seseorang dan berkata kepada Muhammad “bergembiralah hai Muhammad, aku adalah Jibril, dan engkau adalah utusan Allah Swt untuk umat ini. Kejadian ini terjadi bertepatan pada tanggal 17 Ramadan tahun 13 sebelum Hijriyah atau bulan Juli tahun 610 Masehi.
Malaikat Jibril berkata kepada Muhammad “bacalah”
lalu Muhammad menjawab “aku tidak bisa membaca” demikian sampai tiga kali hingga malaikat jibril mendekap untuk ketiga kalinya dan akhirnya Muhammad mengucapkan (QS. Al-„Alaq :1-5).
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." ( Al- Alaq 1-5 )
Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, bergegaslah Muhammad pulang menemui Khadijah istrinya dengan keadaan gemetar. Setelah menceritakan perihal malaikat Jibril, Khadijah mengajak Muhammad menemui Waraqah bin Naufal yang merupakan saudara sepupunya.
Waraqah bin Naufal merupakan pemeluk Nasrani yang taat dan sangat menguasai bahasa Ibrani juga mengetahui perihal rasul-rasul di antara orang-orang yang telah melihat kitab-kitab zaman dahulu. Muhammad menceritakan semua yang dialaminya ketika berada di Gua Hira kepada Waraqah bin Naufal.
Dari mendengar penuturan Muhammad Waraqah mengatakan : “ini adalah an-Namus (malaikat) yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa a.s, Waraqah mengetahui bahwa utusan Allah Swt. kepada para nabi-Nya tiada lain hanyalah Malaikat Jibril. Maka dia yakin bahwa Muhammad adalah manusia pilihan yang diutus Allah Swt. untuk menjadi rasul selanjutnya".
Setelah menerima wahyu pertama, Muhammad merasakan gundah gulana karena wahyu selanjutnya belum juga turun. Masa antara turunnya wahyu pertama dengan wahyu kedua sering disebut dengan masa fatrah. Dalam masa fatrah ini sekitar tiga puluh sampai empat puluh hari, ketika Rasulullah Saw sedang berjalan-jalan, tiba-tiba mendengar suara gemuruh dari langit.
Beliau melihat sosok malaikat Jibril sedang duduk diantara langit dan bumi. Rasulullah Saw. merasa ketakutan karena mengingat kejadian di Gua Hira. Bergegas beliau pulang ke rumah dengan meminta istrinya untuk menyelimutinya, “selimutilah diriku, selimutilah aku”. Kemudian Allah Swt. menurunkan firman-Nya (QS.Al-Muddatstsir :1-7).
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ قُمْ فَاَنْذِرْۖ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْۗ
Artinya : "Wahai orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan!dan agungkanlah Tuhanmu,dan bersihkanlah pakaianmu,dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak." ( Al-Mudatsir 1-7 )
Kemudian Rasulullah Saw bangkit mengerjakan perintah Allah Swt yaitu menyeru kaum yang berhati keras dan tidak beragama untuk menyembah Allah Swt. Tugas ini merupakan perkara yang berat dan besar. Beliau harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan masalah, antara lain perombakan sistem kebudayaan, sosial, kepercayaan penduduk Makkah dan meluruskan sistem sosial yang tidak adil.
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ قُمْ فَاَنْذِرْۖ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْۗ
Wahai orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan!dan agungkanlah Tuhanmu,dan bersihkanlah pakaianmu,dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
Baca Juga :
Demikian Substansi Dan Srategi Dakwah Rasululloh SAW Peiode Makkah, Semoga kita bisa mengambil pelajaran atas kisah diatas. Sikap pemberani dikala masih usia remaja, Betapa lihainya beliau berdagang betapa bijaknya Nabi Muhammad SAW saat mengatasi masalah yang hampir saja menjadi pertumpahan darah.
Sampai Beliau diangkat menjadi Seorang Rasul, Nabi akhir jaman yang menjadi panutan seluruh umat manusia sampai akhir kiamat.
Terimakasih, Wassalam ,..... San3kalongbm
Post a Comment for "Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah"